Zulaikha*: Kurikulum Moderasi, Pembelotan Ajaran Ilahi?

Opini538 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Penyesatan yang sistematis terhadap ajaran Islam semakin hari semakin jelas, hal ini terbukti telah merambah materi Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Pasalnya baru-baru ini kemenag mengambil langkah untuk menggeser Kurikulum Materi Agama (KMA) yang mengandung Moderasi terhadap ajaran Islam.

Hal ini terbukti dengan adanya tindakan kemenag yang menerbitkan revisi buku-buku panduan pendidikan agama Islam secara online. Buku-buku sebelumnya dianggap masih mengandung konten radikal.

Dilansir dari www.cnnindonesia.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengungkapkan bahwa ada ratusan judul buku yang direvisi dan itu diambil dari lima mata pelajaran, yakni Akidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Alquran dan Hadis, serta Bahasa Arab.

Upaya ini dilakukan sejak September 2019 lalu, setelah pihaknya menemukan pelajaran yang tidak sesuai konteks zaman, seperti khilafah dan jihad.

Serta pihaknya menganggap bahwa kata khilafah tidak lagi relevan di Indonesia, ujarnya.

Fachrul juga memastikan 155 buku pelajaran agama Islam yang telah direvisi itu sudah mulai dipakai pada tahun ajaran baru 2020/2021. (2/7/2020).

Fachrul juga mengungkapkan bahwa penghapusan konten radikal ini merupakan bagian dari program penguatan moderasi beragama yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag).

Sungguh, langkah yang diambil Kemenag merupakan penyesatan yang sistematis terhadap ajaran Islam.

Pasalnya kurikulum yang dijadikan rujukan seharusnya mengarahkan generasi umat memperjuangkan tegaknya Islam, ini malah menghasilkan kurikulum pendidikan sekuler anti Islam, dan materi yang ada malah diganti dengan materi yang dapat mendorong kepada keterpurukan umat Islam.

Moderasi ajaran Islam merupakan tindakan yang berbahaya karena melemahkan keterikatan generasi kaum Muslim pada ajaran agamanya. Moderasi ajaran Islam merupakan pengambil jalan tengah, terhadap ajaran Islam. Kita dijauhkan dari segala bentuk ketaatan secara total kepada Allah SWT, yaitu meletakkan diri ini di antara iman dan kufur, taat dan maksiat, serta halal dan haram.

Sesungguhnya Islam adalah agama yang sudah sempurna! Tidaklah Rasulullah diutus kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam. Namun musuh-musuh Islam tidak akan pernah ridha, dan akan selalu berusaha memadamkan cahaya-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, namun Allah menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang KAFIR membencinya.” (QS. Ash-Shaff:8).

Tujuan pendidikan dalam Islam adalah pembentukan syakhsiyah (kepribadian) Islamiyah siswa dan ini akan berpengaruh pada generasi.

Sungguh ini sangatlah berbahaya jika ajaran Islam diubah atau bahkan dihapuskan. Karena ini mengakibatkan para generasi Islam tidak lagi mengenal syariat Islam secara utuh.

Moderasi ajaran Islam menjadikan Islam tidak seutuhnya dipahami. Hakikatnya adalah mengubah ajaran Islam itu sendiri. Seperti materi tentang jihad, yang maknanya adalah perang di jalan Allah.

Dalam kitab Al Syakhshiyyah al Islamiyyah jilid 2, halaman 147, Syakshiyah Taqiyuddin An Nabhani dijelaskan bahwa Lafaz “Al-Jihad” secara bahasa maknanya mengerahkan segala kemampuan (بذل وسعه). Pengertian secara syar’i Al-Jihad adalah perang (القتال).

Dari sini Al-Jihad bermakna mengerahkan segala kemampuan dalam perang di jalan Allah, baik secara langsung ataupun bantuan berupa harta, pendapat, memperbanyak logistik, atau yang lainnya.

Moderasi Islam merupakan rekayasa, dan agenda penjajah untuk menghadang kebangkitan Islam melalui tangan-tangan penguasa di negeri Islam yang menerapkan sistem sekuler.

Melalui kurikulum pendidikan sekuler, yang memisahkan agama dari kehidupan bernegara, generasi umat diarahkan untuk tidak mempunyai ghiroh lagi dalam memperjuangkan tegaknya Syariah Islam.

Lantas bagaimana bisa kita bayangkan nasib generasi mendatang yang tidak lagi mengenal perang dalam Islam. Pada ahirnya generasi semacam ini tidak siap memerangi penjajah yang masuk ke dalam negerinya dan pada ahirnya musuh pun akan dianggap teman.

Bukankah hal ini berbahaya? Bagaimana bisa generasi yang terdidik semacam ini akan memimpin sebuah negara? Yang ada penjajah akan disambut, bukan malah diusir dan siap menghadapinya secara fisik

Maka sebab itu, moderat ajaran Islam yang sedang digadang-gadang oleh pemerintah baik dalam aspek pendidikan, sosial, dan aspek kehidupan yang lainnya, harus kita waspadai secara serius.

Karena ini adalah strategi penjajah untuk menghilangkan “ruh” Islam dari umat muslim serta mencegah bangkitnya kegemilangan peradaban Islam. Wallahu a’lam bishawab.[]

*Mahasiswi IAIN Jember dan Aktivis Muslimah

Comment