Widya Soviana, S.T, M.Si*: Sunda Empire Dan Reaksi Kepanikan Masyarakat

Opini367 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Beberapa hari ini, seluruh masyarakat Indonesia digegerkan dengan tayangan di beberapa stasiun televisi, tentang munculnya beberapa kerajaan di Nusantara.

Sebahagian menanggapinya dengan hiburan, sebahagian acuh tak acuh dan sebahagian lagi mungkin menganggap mereka orang yang tidak waras (stres).

Munculnya Sunda Empire, Keraton Agung Sejagat dan Negara Rakyat Nusantara dengan pengikutnya merupakan bentuk kegerahan atau keresahan masyarakat terhadap segala problematika yang terjadi di dalam negeri.

Sebut saja masalah kesejahteraan yang jauh panggang dari api. Sekolah yang berbiaya tinggi namun hanya menghasilkan ledakan pengangguran karena pemangkasan karyawan di sana sini.

Belum lagi beragam iuran harus dikeluarkan masyarakat, untuk kesehatan yang harus ditanggung sendiri, hingga pajak yang dipungut di segala lini untuk kebutuhan membangun negeri.

Kebosanan masyarakat akan sebuah sistem yang diadopsi negara. Terus saja mengulang kisah setiap masanya, hanya untuk mencetak segelintir elit penguasa dalam bentuk oligarki. Meski ditutupi, namun masih tercium aroma yang terasa kurang sedap.

Terlihat petinggi-petinggi negeri ini, hanya berpindah dari satu kursi ke kursi lainnya. Namun apa hasilnya? Rakyat tetap saja dipaksa berlapang dada dengan segala aturan yang dilahirkan oleh pemegang kendali kekuasaan.

Fenomena penguasa di atas penguasa adalah reaksi masyarakat dalam mencari solusi permasalahan negeri. Meski tidak masuk akal, mereka mencoba unjuk diri untuk mengubah sistem selama ini yang dianggap tidak solutif.

Setiap dari mereka menggunakan kecenderungan masing-masing, baik melalui gaya pemerintahan masa lalu dengan kerajaan atau kesultanan hingga menggunakan istilah bentuk negara baru untuk mengembalikan kedaulatan rakyat yang dirasa telah lama hilang melayang (okezone.com, 21/01/20).

Reaksi coba-coba untuk perubahan muncul sebagai solusi, dari sebahagian masyarakat di negeri ini. Setidaknya mereka adalah orang-orang yang sedang berfikir, bukan apatis. Hanya saja perubahan ke arah mana yang perlu diluruskan. Jangan sampai abai dalam merespon fenomana tersebut, sehingga bukannya mempersatukan yang terpecah justru mencerai beraikan yang bersatu.

Butuh solusi yang benar dalam menyelesaikan segala permasalahan yang terus datang menimpa negeri ini. Dari manakah solusi yang benar bila tidak berasal dari yang Mahabena dan mengetahui tentang segala hal.

*Penulis adalah dosen teknik, Universitas Muhammadiyah, Aceh

Comment