RADARINDONESIANEWS.COM, ACEH – Pemerintah Provinsi Aceh melalui kebijakan Plt. Gubernur Aceh dikabarkan akan melakukan refocusing anggaran dana Dinas Pendidikan (Disdik Dayah) Tahun Anggaran 2020 sebesar 205.000.000.000 (dua ratus lima milyar) untuk keperluan penanganan virus Corona atau Covid-19 di Aceh.
Pemotongan anggaran di Disdik Dayah tersebut menuai reaksi kecaman dari beberapa anggota parlemen juga para Aktivis serta Masyarakat Aceh, termasuk mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Wapres II UIN Ar-Raniry, Masykur Akhyar, ikut mendesak Pemerintah Aceh agar tidak mengalihkan dana Dinas Pendidikan Dayah tersebut untuk penanganan Covid-19.
“Sebagai daerah dengan ciri khas syari’at dan pendidikan Islam, seharusnya Pemerintah Aceh lebih bijak dalam melihat dana dayah,” tegas Masykur.
Lebih lanjut, kata Masykur, Pemerintah Aceh seharusnya paham akan kondisi lembaga pendidikan di Aceh khususnya pendidikan Dayah yang kini mulai minim mendapat perhatian. Dana tersebut merupakan hasil dari perjuangan masyarakat Aceh melalui Otonomi Khusus, maka dari itu Pemerintah Aceh harus segera mengembalikan semua APBA 2020 yang seharusnya dialokasikan untuk dayah kini dialihkan untuk dana penanganan Covid-19.
“Kami juga mengingatkan bahwa dinas dayah merupakan salah satu Institusi pemerintah dari hasil produksi MoU Helsinky dan Bukti Kekhususan Aceh dengan Wilayah lainnya,” sebutnya.
Terkait pemotongan anggaran, seharusnya pemerintah berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Jika memang harus dialokasikan ke penanganan Covid-19 seharusnya tidak dipotong begitu banyak sampai 205 Milyar, karena hal ini sangat memberatkan bagi keberlangsungan pendidikan dayah kedepan. Mengapa hadir Solusi seperti ini dari pemerintah? Mahasiswa turut berduka cita atas kejadian ini.
“Padahal jika dilihat banyak dana lain yang bisa dipangkas seperti dari dana alokasi penganggaran alat transportasi dari bidang lain atau yang semacamnya. Kita juga khawatir jika dana yang dialihkan untuk penanganan Covid-19 tidak tepat pada sasaran dan disalahgunakan. Pemerintah Aceh jangan bermain-main dengan masyarakat apalagi membuat masyarakat Aceh resah dan kecewa akan keputusan pengalihan dana tersebut,” ujar Masykur yang juga seorang santri dari Dayah Darul Ulum Abu Lueng Ie ini.
Terakhir Wapres II UIN Ar-Raniry ini berharap agar Pemerintah Daerah, DPRA dan seluruh pihak untuk bisa bersinergi dalam memajukan pendidikan dayah yang telah menjadi khasnya Aceh dari sejak dulu.[Desi]
Comment