Proyek bantuan buku bacaan USAID untuk Sekolah Dasar di Jawa Timur |
RADARINDONESIANEWS.COM, KEDIRI – Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, USAID PRIORITAS mengembangkan Program Buku Bacaan
Berjenjang (B3) dan pelatihan guru yang lebih efektif bagi Pendidikan Dasar. Hal ini diungkapkan Taufiq Dwi Kusuma, Program Assistant Usaid Priority District Jombang dan Bojonegoro, Senin (28/12).
Berjenjang (B3) dan pelatihan guru yang lebih efektif bagi Pendidikan Dasar. Hal ini diungkapkan Taufiq Dwi Kusuma, Program Assistant Usaid Priority District Jombang dan Bojonegoro, Senin (28/12).
“Tahun 2016, Program ini
dilaksanakan di 90 kabupaten, meliputi 50 kabupaten. USAID PRIORITAS memperkenalkan
program manajemen berbasis sekolah dan pelatihan guru ke
sekolah-sekolah mitra sebelum nantinya diambil alih dan didiseminasikan oleh Pemerintah Daerah dengan bantuan dari proyek, sementara program MBS dan pelatihan guru dari DBE dan PRIORITAS sedang didiseminasikan ke Sekolah Dasar dan sekolah menengah di 40 kabupaten DBE”.
USAID PRIORITAS memiliki perhatian
khusus seputar pengajaran membaca dan pengembangan kemampuan literasi, terutama
pada kelas awal Sekolah Dasar. Terkait hal tersebut PRIORITAS telah bekerjasama
dengan YLAI (Yayasan Literasi Anak Indonesia), yang telah mengembangkan buku
bacaan berjenjang untuk digunakan di kelas awal Sekolah Dasar dan bahan
pelatihan guru dalam penggunaan buku bacaan berjenjang. Khusus untuk
wilayah Jawa Timur terdapat 19 Kabupaten/Kota yang terbagi di 2470 SD/M yang
mendapakan program tersebut.
khusus seputar pengajaran membaca dan pengembangan kemampuan literasi, terutama
pada kelas awal Sekolah Dasar. Terkait hal tersebut PRIORITAS telah bekerjasama
dengan YLAI (Yayasan Literasi Anak Indonesia), yang telah mengembangkan buku
bacaan berjenjang untuk digunakan di kelas awal Sekolah Dasar dan bahan
pelatihan guru dalam penggunaan buku bacaan berjenjang. Khusus untuk
wilayah Jawa Timur terdapat 19 Kabupaten/Kota yang terbagi di 2470 SD/M yang
mendapakan program tersebut.
“Kabupaten/kota yang ikut dalam program USAID PRIORITAS, telah memiliki komitmen
untuk berbagi dalam pembiayaan (sharing the cost) pelatihan MBS dan pelatihan
guru untuk sekolah non-mitra. Pembiayaan dibagi secara umum di mana USAID
PRIORITAS akan membiayai penyediaan fasilitator pelatihan yang berkualitas
untuk melaksanakan pelatihan, sementara sumber lokal termasuk Pemerintah Daerah, Kemenag dan sekolah menyediakan biaya untuk peserta pelatihan berupa biaya transport lokal dari dan ke tempat pelatihan serta konsumsi
peserta”, Jelas Taufiq.
untuk berbagi dalam pembiayaan (sharing the cost) pelatihan MBS dan pelatihan
guru untuk sekolah non-mitra. Pembiayaan dibagi secara umum di mana USAID
PRIORITAS akan membiayai penyediaan fasilitator pelatihan yang berkualitas
untuk melaksanakan pelatihan, sementara sumber lokal termasuk Pemerintah Daerah, Kemenag dan sekolah menyediakan biaya untuk peserta pelatihan berupa biaya transport lokal dari dan ke tempat pelatihan serta konsumsi
peserta”, Jelas Taufiq.
“Alhamdulillah kami baru saja
menyelesaikan tahapan Sosialisasi dan Rekrutmen Fasda program B3 untuk wilayah
Jombang dan Bojonegoro. Dalam tahapan ini Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang
dan Bojonegoro sangat antusias menyambut dan melaksanakan program B3 dari USAID
PRIORITAS’. Tentunya hal tersebut menunjukkan salah satu komitmen pemerintah
daerah dalam menjalankan program B3 dari USAID PRIORITAS”, ujar Taufiq.
menyelesaikan tahapan Sosialisasi dan Rekrutmen Fasda program B3 untuk wilayah
Jombang dan Bojonegoro. Dalam tahapan ini Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang
dan Bojonegoro sangat antusias menyambut dan melaksanakan program B3 dari USAID
PRIORITAS’. Tentunya hal tersebut menunjukkan salah satu komitmen pemerintah
daerah dalam menjalankan program B3 dari USAID PRIORITAS”, ujar Taufiq.
Taufiq menambahkan bahwa dalam
pelaksanaan program B3 tersebut, Kabupaten Bojonegoro mendapatkan alokasi 201
Sekolah (176 Sekolah Dasar dan 25 Madrasah Ibtida’iyah), sedangkan Kabupaten
Jombang mendapatkan alokasi 151 Sekolah (114 Sekolah Dasar dan 37 Madrasah
Ibtida’iyah)
pelaksanaan program B3 tersebut, Kabupaten Bojonegoro mendapatkan alokasi 201
Sekolah (176 Sekolah Dasar dan 25 Madrasah Ibtida’iyah), sedangkan Kabupaten
Jombang mendapatkan alokasi 151 Sekolah (114 Sekolah Dasar dan 37 Madrasah
Ibtida’iyah)
Sementara itu Sukarni M.Pd Kasi
Kurikulum Dinas Pendidikan Bojonegoro ketika ditemui radarindonesianews.com mengatakan “kami sangat berterima kasih kepada USAID
PRIORITAS yang membantu dan melaksanakan Program Buku Bacaan
Berjenjang di Bojonegoro. Sesuai dengan alokasi dari USAID PRIORITAS, Dinas
Pendidikan Bojonegoro mendapatkan 176 Sekolah Dasar dan 25 Madrasah
Ibtida’iyah” Ungkapnya.
Kurikulum Dinas Pendidikan Bojonegoro ketika ditemui radarindonesianews.com mengatakan “kami sangat berterima kasih kepada USAID
PRIORITAS yang membantu dan melaksanakan Program Buku Bacaan
Berjenjang di Bojonegoro. Sesuai dengan alokasi dari USAID PRIORITAS, Dinas
Pendidikan Bojonegoro mendapatkan 176 Sekolah Dasar dan 25 Madrasah
Ibtida’iyah” Ungkapnya.
Sedangkan Erma Firdiana. SE dari
Kemenag Bojonegoro ketika ditemui terpisah menambahkan bahwa memang Dinas
Pendidikan dan Kemenag Bojonegoro mendapatkan alokasi Sekolah dan Madrasah, tetapi
kami juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi yaitu melakukan seleksi
Fasilitator Daerah. Calon fasilitator dipilih dari guru, kepala sekolah dan
pengawas terbaik dan proses pemilihannya dilakukan bersama-sama dengan
pemerintah daerah . Alhamdulillah kami dari Dinas Pendidikan dan Kemenag sudah
melakukan kewajiban tersebut dengan melakukan seleksi Fasda yang diikuti 18 orang yang kemudian terpilih 12 orang Fasda (10 dari Diknas dan 2 orang dari
Kemenag)” Ujar Erma.
Kemenag Bojonegoro ketika ditemui terpisah menambahkan bahwa memang Dinas
Pendidikan dan Kemenag Bojonegoro mendapatkan alokasi Sekolah dan Madrasah, tetapi
kami juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi yaitu melakukan seleksi
Fasilitator Daerah. Calon fasilitator dipilih dari guru, kepala sekolah dan
pengawas terbaik dan proses pemilihannya dilakukan bersama-sama dengan
pemerintah daerah . Alhamdulillah kami dari Dinas Pendidikan dan Kemenag sudah
melakukan kewajiban tersebut dengan melakukan seleksi Fasda yang diikuti 18 orang yang kemudian terpilih 12 orang Fasda (10 dari Diknas dan 2 orang dari
Kemenag)” Ujar Erma.
“Fasda ini akan bertugas memberikan pelatihan dan pendampingan bagi guru untuk pembelajaran di kelas
awal khususnya untuk kegiatan Membaca Berimbang, seleksi calon fasilitator
dikhususkan bagi guru kelas awal, kepala sekolah dan pengawas sekolah, sesuai
ketentuan USAID PRIORITAS”, Tambah Erma.
awal khususnya untuk kegiatan Membaca Berimbang, seleksi calon fasilitator
dikhususkan bagi guru kelas awal, kepala sekolah dan pengawas sekolah, sesuai
ketentuan USAID PRIORITAS”, Tambah Erma.
Sementara di waktu terpisah,
Technical Coordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur Marlina
Simarmata ketika dihubungi melalu telepon selulernya menjelaskan bahwa
kegiatan-kegiatan dalam program Buku Bacaan Berjenjang ini akan dilaksanakan
dengan mengikuti pola yang saat ini digunakan oleh USAID PRIORITAS
dan diintegrasikan ke dalam program yang sudah direncanakan dan dilaksanakan
oleh proyek ini.
Technical Coordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur Marlina
Simarmata ketika dihubungi melalu telepon selulernya menjelaskan bahwa
kegiatan-kegiatan dalam program Buku Bacaan Berjenjang ini akan dilaksanakan
dengan mengikuti pola yang saat ini digunakan oleh USAID PRIORITAS
dan diintegrasikan ke dalam program yang sudah direncanakan dan dilaksanakan
oleh proyek ini.
“Perencanaan untuk pelaksanaan
program dilakukan bersama dengan pemerintah provinsi dn kabupaten/kota, dan
diintegrasikan ke dalam rencana diseminasi proyek yang komprehensif.
Fasilitator Daerah (Fasda) yang akan dilatih oleh program, akan melakukan
pelatihan untuk guru dan kepala sekolah serta pengawas dengan menggunakan
bahan/materi dan pendekatan yang serupa dengan pendekatan yang digunakan dalam
pelatihan untuk sekolah mitra. Pelatihan akan dilaksanakan di tingkat gugus
untuk memaksimalkan efektivitas biaya dan dampak pelatihan” pungkas Marlina.
(TDK)
program dilakukan bersama dengan pemerintah provinsi dn kabupaten/kota, dan
diintegrasikan ke dalam rencana diseminasi proyek yang komprehensif.
Fasilitator Daerah (Fasda) yang akan dilatih oleh program, akan melakukan
pelatihan untuk guru dan kepala sekolah serta pengawas dengan menggunakan
bahan/materi dan pendekatan yang serupa dengan pendekatan yang digunakan dalam
pelatihan untuk sekolah mitra. Pelatihan akan dilaksanakan di tingkat gugus
untuk memaksimalkan efektivitas biaya dan dampak pelatihan” pungkas Marlina.
(TDK)
Comment