Upaya Sia-sia Kaum Ilusi

Opini100 Views

 

 

Penulis: Ridwan | Inisiator 98 08
Ketua Umum GEMA PUAN

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA–  Gerakan Mahasiswa menghasilkan Reformasi 98 dengan menumbangkan orde baru merupakan gerakan mahasiswa bersama rakyat yang di mana poin pokok dari perjuangan tersebut adalah melawan kediktatoran orde baru dengan menghasilkan Kebebasan Demokrasi dan melawan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) dengan ditunjang kondisi krisis ekonomi.

Alasan kuat mahasiswa melakukan perlawanan sangat jelas memungkinkan pada waktu 1998 tentu ada proses sebelumnya seperti peristiwa 27 juli 1996 dan peristiwa lainnya sebelum reformasi 98.

Tetapi pasca Reformasi 98 walaupun ada beberapa peristiwa seperti semanggi 1 dan 2 serta peristiwa lainnya merupakan rangkaian dari Reformasi 98. Gerakan mahasiswa sekarang ini sangatlah jauh dari apa yang terjadi di 98. Sangat memprihatikan di mana mahasiswa dijadikan tunggangan oleh oknum partai politik untuk kepentingan sesaat.

Peristiwa hari ini di mana ada gerakan mahasiswa membagikan selebaran di claim 890 kampus yang isi selebaran tersebut jauh dari semangat mahasiswa sebagai salah satu mengabdi kepada masyarakat.

Selebaran tersebut berisi pelanggaran HAM dan penculikan serta Dinasti. Sangat jelas isi selebaran tersebut sudah terjawab.

1. Kasus penculikan ini telah selesai secara hukum & politik. Tahun 2009, Megawati berpasangan dengan Prabowo dalam kontestasi pilpres, & dinyatakah sah oleh KPU.

2. Dinasti itu tidak sesuai dengan konteknya. Gibran maju sebagai cawapres dari produk UU MK yang dibuat DPR dan pemerintah, Bukan ditunjuk langsung. Jauh dari Dinasti.

3. Jika ini dimaksudkan untuk mempengaruhi migrasi pemilih khususnya dikalangan mahasiswa dan Gen Z, sebuah langkah yang sia-sia dan hanya menghasilkan ilusi saja karena paska debat capres ketiga, migrasi pemilih ke pasangan 02 bertambah dan bahkan satu putaran mendekati kenyataaan.

Kita paham sekali pola yang dilakukan ini merupakan cara lama 98 melakukan agitasi propaganda dan oknum partai frustrasi yang coba melakukan perlawanan terakhir ketika jagoannya akan kalah di pilpres 2024 ini.

Sangat disayangkan bila mahasiswa ditunggangi oknum partai politik untuk memenuhi kegagalan mengusung capresnya. Bukan simpatik yang akan didapat tetapi menjadi tertawain masyarakat.

Harus dipahami bahwa masyarakat sudah sangat cerdas apalagi generasi milineal maupun Gen Z sudah tidak akan peduli isi dari agenda tersebut.

Saya berharap Mahasiswa lebih obyektif ketika melakukan gerakan perlawanan. Jangan sampai gerakan mulia mahasiswa ditunggangi oknum partai politik.[]

Comment