Untuk Membangun Negeri, Pemuda Harus Tingkatkan Kualitas diri

Opini85 Views

 

Penulis : Kaisa Qomaru Zayyan | Mahasiswi Ma’had Pengkaderan Da’i Cinta Quran Center

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Sumpah Pemuda menurut wikipedia adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Peringatan sumpah pemuda ke-95 tahun 2023 merupakan momentum memperingati perjuangan para pemuda yang mampu menjadi tombak bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan para pemuda untuk membawa generasi Indonesia menjadi masyarakat yang satu. Tidak terpecah belah dan memiliki daya juang yang tinggi demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa sumpah pemuda berhasil menjadi spirit dan pengingat bagi kita bahwa para pemuda selalu memiliki peran penting bagi sebuah peradaban. Kenapa dikatakan selalu? Karena bukan hanya pada kemerdekaan Indonesia saja, tapi juga banyak sejarah mencatat peran pemuda yang telah memberikan kontribusi untuk peradaban terdahulu. Maka benarlah bila ada pepatah yang mengatakan “Pemuda saat ini pemimpin masa depan”.

Maka sejatinya peringatan sumpah pemuda ini menjadi pembaharu semangat juang para pemuda untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi negeri. Kembali membangun kesadaran betapa krusialnya peran pemuda bagi sebuah peradaban. Keberadaannya harus mampu mereaktualisasi nilai-nilai juang yang kini semakin memudar.

Jangan sampai jiwa juang para pemuda pudar begitu saja disebabkan situasi yang krisis sekalipun. Karena pemuda sebagai tonggak peradaban, maka sudah semestinya keberadaannya menjadi perhatian penting dan jiwanya senantiasa terbangun dari mental baja yang tak mudah terpatahkan.

Pemuda seharusnya senantiasa diarahkan kepada perjuangan yang betul-betul mampu membawa kepada  perubahan menyeluruh dan sempurna. Perubahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dan mampu menggiring generasi selanjutnya kepada kebaikan juga. Mampu menyumbangkan berbagai inovasi demi membangun negeri ini menjadi lebih baik.

Bukan hanya berkoar, “akulah sang pejuang” namun nyatanya minim pengorbanan. Bukan hanya sibuk berjuang, namun tak paham nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan yang sesungguhnya. Maka persembahan terbaik apa yang akan diberikan oleh pemuda kepada negeri ini?

Agar pemuda mampu memberikan persembahan terbaik untuk negerinya, seorang pemuda harus membina dirinya terlebih dahulu sehingga mampu menorehkan tinta sejarah gemilang di masa mendatang dengan keimanan dan ketakwaan. Sebagaimana para pemuda terdahulu yang berhasil menorehkan tinta sejarahnya dan mampu melahirkan perubahan untuk generasi selanjutnya. Lalu apa saja mental pejuang yang harus dimiliki oleh pemuda? Dan persembahan terbaik apa yang seharusnya diberikan oleh pemuda untuk bangsa?

Pertama, jadilah pemuda intelektual. Dengan senantiasa membina diri dengan ilmu. Seorang pemuda sejati tidak pernah boleh merasa bosan dengan ilmu yang sudah didapatinya. Ia harus senantiasa haus terhadap ilmu dan membina dirinya untuk terus mengisi tabung informasinya dengan ilmu-ilmu  bermanfaat.

Pemuda harus dan terus membina diri untuk mendalami ilmu agama. Tak mencukupi dirinya hanya sebatas pada pemahaman rukun Islam dan iman saja, tapi juga tentang bagaimana Islam mengatur seluruh kehidupan mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi. Karena Islam adalah way of life maka sudah semestinya kita jadikan Islam sebagai sandaran atas segala problema kehidupan.

Dengan penerapan keduanya, seorang pemuda itu menjadi lebih berkualitas. Mampu membedakan antara mana yang benar dan mana yang hanya kelihatannya benar namun nyatanya salah menurut syariat.

Dengan ilmu, pemuda akan mampu menorehkan karya-karya baru untuk peradaban dan membawa perubahan terbaik dimasa depan. Sebab itu kita butuh ilmu!

“Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu,” (HR Ahmad).

Ulama besar Abu Abdillah Muhammad bin Idris atau yang biasa kita kenal dengan Imam Asy-Syafi’i pernah bersyair tentang urgensi-nya menuntut ilmu.

“Siapa yang tak pernah merasakan pahitnya belajar walau sebentar, ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”

Kedua, Imam Asy-Syafi’i juga mengatakan bahwa ilmu harus senantiasa diiringi dengan ketakwaan. Sebab itu pemuda juga harus senantiasa mengingkat ilmu yang dia miliki dengan ketakwaan kepada Allah swt.

“Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada maka pribadinya tidak bernilai.”

Dengan ketakwaan,  akan menjadikan ilmu itu bermanfaat dan memiliki nilai di sisi Allah swt dan menghiasi diri dengan ketaatan – senatiasa terikat dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan-Nya sesuai Al-Qur’an dan Assunnah.

Bila ilmu yang dimiliki pemuda itu tidak disertai takwa, maka ilmu yang dimilikinya ibarat sebuah pohon yang tidak memiliki daun dan buah sehingga orang-orang yang berada di bawahnya tidak dapat mengambil manfaat dari pohon tersebut kecuali sangat sedikit. Artinya ilmu yang dimilikinya tidak akan mampu memberikan manfaat untuk orang di sekitarnya.

Ketiga, agar ilmu itu bermanfaat, tak cukup ilmu yang dimiliki hanya berhenti pada dirinya saja. Tidak cukup hanya menjadi seorang pelajar tapi juga dengan menebarkan ilmu kepada orang-orang sekitarnya. Memberikan inspirasi tentang bagaimana orang-orang terdahulu mampu membawa perubahan di tengah kehidupan. Juga tentang pentingnya peran pemuda untuk peradaban dan seperti apa Islam mampu melahrikan generasi-generasi terbaik pada masanya.

Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa sebaik-sebaik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat.“Khairukum anfauhum linnaas.” (HR. Ahmad).

Pemuda tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri atau bersifat individualis. Bila para pemuda berjiwa individualis, tidak peduli dengan urusan satu dengan yang lainnya, tentu saja kita tak akan mampu membangun peradaban yang lebih baik. Para pemudanya tak acuh dengan kondisi sekitar dan hanya sibuk memikirkan diri sendiri.

Sebab itu pemuda harus memiliki awareness kepada orang-orang di sekitarnya, mampu menebarkan manfaat, berjiwa kolektif, rela berkorban tanpa pamrih, mau berjuang tanpa berkeluh juga senantiasa menerapkan amar ma’ruf nahi munkar dengan tidak bungkam atau berpura-pura tidak tahu ketika melihat kemungkaran disekitarnya. Sehingga keberadaanya memiliki nilai lebih bagi orang-orang disekitrnya. Tentu dengan ketaatan yang juga senantiasa meliputinya.

Maka untuk menjadi seorang pemuda yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa butuh perjuangan dan pengorbanan. Semua itu tidak akan lahir dari seorang pemuda kecuali dengan adanya kesadaran. Bila tidak, maka tidak akan terwujud perubahan itu sebagaimana para pemuda yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Semoga generasi muda mampu membina diri agar layak menjadi pemuda yang dibutuhkan oleh umat – mampu membawa perubahan sesungguhnya dan menorehkan tinta sejarah keemasan yang telah lama dinantikan. Wallahu’alam bishowab.[]

Comment