RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Keanekaragaman hayati seperti tumbuhan, burung, kupu-kupu dan herpetofauna atau satwa melata seperti amfibi dan reptil, memiliki peran yang amat penting bagi kelangsungan dan keseimbangan sebuah ekosistem.
Misalnya, tumbuhan berperan dalam menyediakan sumber pakan bagi banyak satwa liar. Sebaliknya, satwa liar seperti kupu-kupu berperan sebagai pollinator atau agen penyerbuk alami bagi bunga berbagai tumbuhan agar berkembang menjadi buah.
Demikian pula berbagai jenis burung memainkan fungsinya sebagai seeds dispersal, membantu memencarkan biji tumbuhan agar dapat hidup di tempat baru yang jauh dari pohon induknya. Herpetofauna berperan dalam mengendalikan organisme hama (biokontrol).
Ketiga kelompok satwa liar tersebut dapat menjadi bioindikator untuk melihat baik atau buruknya kualitas lingkungan.
Sayangnya, seiring pesatnya pembangunan ekonomi dan infrastruktur di berbagai wilayah, satwa liar tersebut menghadapi ancaman kepunahan akibat kehilangan habitat, perburuan dan perdagangan ilegal, pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, serta perubahan iklim, yang berdampak signifikan terhadap kesehatan dan produktivitas habitat satwa liar.
Di sisi lain, Indonesia memerlukan generasi muda yang handal yang dapat berinovasi untuk melanjutkan upaya melestarikan kekayaan keanekaragaman hayati yang ada, untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan baik bagi generasi saat ini maupun anak cucu kita di masa depan.
Oleh karenanya, diperlukan berbagai upaya untuk mengenalkan, menumbuhkan sikap menghargai, serta memupuk rasa cinta generasi muda saat ini terhadap keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya yang hidup di sekitar mereka.
Berangkat dari situ, Universitas Pakuan melalui Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana, Prodi Biologi, dan Prodi Ilmu Komputer Fakultas MIPA, menggandeng Belantara Foundation untuk mengedukasi puluhan siswa SMA Negeri 1 Sukaraja di Kabupaten Bogor melalui pendataan keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekolahnya pada Selasa, 19 November 2024.
Pendataan keanekaragaman hayati atau biodiversitas ini merupakan kegiatan lanjutan dari implementasi program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dosen dan mahasiswa Universitas Pakuan terkait peningkatan literasi siswa tentang keanekaragaman hayati Indonesia di SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor.
Program PKM yang telah berjalan sejak 23 Oktober 2024 lalu, menggandeng Belantara Foundation sebagai mitra, yang juga memiliki misi yang sama melalui program unggulannya, “Belantara Goes To School”.
Dosen Universitas Pakuan yang juga Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna di sela-sela acara mengatakan bahwa tujuan utama kegiatan ini untuk meningkatkan penyadartahuan (awereness) dan edukasi untuk menumbuhkan kepedulian dan kecintaan siswa sekolah pada keanekaragaman hayati Indonesia yang amat beragam dengan berjuta manfaat.
Siswa sekolah adalah generasi muda yang akan turut menentukan nasib biodiversitas negara kita, oleh karenanya kita perlu mulai mengenalkan keanekaragaman hayati mulai dari lingkungan sekolah mereka.
“Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Kami ingin mengajak siswa untuk mendata, mengidentifikasi, dan mendokumentasikan keanekaragaman hayati di lingkungan sekolahnya melalui cara yang menyenangkan. Jika mereka sudah mengenal, kemungkinan besar akan tumbuh kepedulian dan kecintaan, sehingga akan berupaya untuk menjaga dan melestarikannya. Ini merupakan upaya kecil yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan literasi siswa tentang keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia”, imbuh Dolly.
Dolly, yang juga sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pakuan menegaskan aksi ini juga sekaligus untuk memberikan inspirasi kepada para guru, khususnya di SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor, agar memanfaatkan pekarangan sekolah sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi siswa khususnya di bidang biologi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor, Dra. Hj. Emi Rosmiami, M.Pd., mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Pakuan dan Belantara Foundation atas gagasan dan inisiatif yang dilakukan dalam upaya peningkatan literasi tentang keanekaragaman hayati Indonesia bagi siswa di sekolahnya.
Emi menegaskan kegiatan inspiratif seperti ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya mengajak siswa dalam mengoptimalkan kawasan ruang terbuka hijau yang ada di lingkungan sekolah sebagai sarana pendidikan yang interaktif.
Cici Nurhikmah, salah satu peserta kegiatan dari kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan hal yang baru, seru dan sangat menyenangkan bagi dirinya karena dapat terlibat langsung mengamati biodiversitas. Selain itu, pengamatan ini dapat memudahkan kami dalam mengingat dan mengenal keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekolah sehingga dapat berpartisipasi aktif menjaga dan melestarikannya.
“Saya berharap pengamatan biodiversitas ini tidak berhenti sampai disini dan dapat dilakukan secara berkelanjutan”, ujar Cici.
Kegiatan pengamatan biodiversitas ini diikuti oleh 87 orang siswa yang dibagi menjadi 10 kelompok, dan setiap kelompok didampingi oleh seorang mentor. Para mentor berasal dari Belantara Foundation dan Himpunan Mahasiswa Biologi Helianthus Universitas Pakuan. Tugas para mentor atau pendamping adalah memandu tentang bagaimana mengamati satwa dengan baik, serta mengajari mengidentifikasi tumbuhan dan satwa liar yang berhasil diamati.
Pengamatan lapangan yang berlangsung beberapa jam di lingkungan sekolah berhasil menemukan dan mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar. Jenis tumbuhan yang berhasil diidentifikasi seperti pohon rambutan (Nephelium lappaceum), kersen (Muntingia calabura), mangga (Mangifera indica), beringin (Ficus benjamina) dan ketapang (Terminalia catappa).
Jenis satwa burung yang dijumpai antara lain burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), cabai jawa (Dicaeum trochileum), bondol haji (Lonchura maja), walet linchi (Collocalia linchi) dan burung gereja erasia (Passer montanus) serta jenis kupu-kupu yang dijumpai seperti Appias olferna, Catopsilia pomona, Papilio demoleus, Leptosia nina dan Graphium agamemnon.
Jenis herpetofauna yang berhasil diidentifikasi antara lain cicak rumah (Hemidactylus frenatus), tokek rumah (Gekko gecko), bunglon surai (Bronchocela jubata), bunglon taman (Calotes versicolor), kadal kebun (Mabouya multifasciata), katak sawah (Fejervarya cancrivora) dan bangkong kolong (Duttaprynus melanostictus).
Untuk membuat pendokumentasian hasil pengamatan menjadi lebih atraktif dan informatif, setiap kelompok didorong mengembangkan kreativitasnya melalui perancangan poster dan video reels untuk diupload di media sosial yaitu Instagram.
Agar para siswa lebih bersemangat, poster-poster dan video reels hasil karya kreativitas para siswa tersebut juga dikompetisikan. Setiap perwakilan kelompok wajib mengunggah karyanya di Instagram untuk mendapatkan penilaian dari dewan juri yang berasal dari Belantara Foundation.
Dewan juri akan memilih tiga karya terbaik dari masing-masing kategori sebagai pemenangnya. Karya desain poster dan video reels bertemakan lestarikan keanekaragaman hayati SMA Negeri 1 Sukaraja ini akan dimanfaatkan sebagai bahan kampanye pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai media promosi SMA 1 Negeri Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Tentang Belantara Foundation
Belantara Foundation adalah organisasi nirlaba global yang berbasis di Indonesia yang bekerja untuk melindungi lanskap Indonesia dengan membangun proyek keberlanjutan lokal di daerah-daerah yang disisihkan untuk konservasi, proteksi, dan pengembangan masyarakat berkelanjutan.
Informasi lebih lengkap mengenai Belantara Foundation dapat dilihat di www.belantara.or.id.[]
Comment