Ummu Aisyah*: Merengkuh Rasa Bersama Kalam Dan Kelam (Puisi)

Puisi279 Views

 

Hidup adalah belantara peristiwa Tumbuh ranting dengan dedaunan segar bercabang hijau namun berbunga redup dan pasi

Nafas redup tersedak kadang ikut menuai

Gelak tawa begitu dalam membekas kalbu

Bergulat padu membungkus jiwa dan raga ini

Menjilat nikmat mesk setitik kehidupan

Seutas waktu membentang terlampaui

Bersama detak jarum jam tiada henti berdenyut dari hitungan awal hingga akhir

Yang terus me galir dan berganti

Dari setiap rasa dan simpul yang terjajaki

Ada takaran syara untuk mengurang yang berlebih

Dalam setiap kata putus yang diambil ada yang mesti bertambah hingga titik menjadi kata sempurna bak logaritma dunia fana

Berkali tahan dalam nafas Al-Quran
Karena rasa dan cinta yang tak pernah kosong dari ingatan
Terlebih jika waktu dan ruang merampas dan menyita
Dalam dekap bilang dan hitungan

Nafasku dan rasa ku tiada seberat kawan-kawan
Jujur dan tetap kuakui syukur dan ditampakkan
Hingga kelipatan pahala pun menantikan
Surga yang bertingkat nan elok merinduku tak lekang

Wahai Rabb semesta alam
Wahai Rabb Penguasa jagat raya
Ijinkan aku mampu memberikan jubah kemuliaan
Kelak di surga yang telah dijanjikan

Setiap lantunan kalam kemuliaan menembus sebuah dunia nan kelam
Menghimpun setiap rasa yang sama
Menyusun aksara demi aksara
Tak ada yang kosong dan setiap fase tampak nyata.[]

Comment

Rekomendasi Berita