RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kebanyakan orangtua mengaku pernah merasa kesal pada ananda. Tingkah polah ajaib ananda yang terkadang mengundang amarah.
Merasa anak sulit dinasehati. Merasa tidak dihormati oleh buah hati. Serta banyak lagi daftar kesalahan anak di mata orangtua.
Namun pernahkah kita sebagai orangtua berkaca? Meraba diri? Sudahkah kita menjadi orangtua yang baik bagi ananda? Jangan-jangan kita lah yang sering mengukir kesal di hati ananda.
Kita yang menanam sifat tak baik pada anak kita? Bukankah anak-anak itu peniru ulung? Kitalah yang banyak betinteraksi dengan mereka.
Mari kita cek kembali peran yang telah kita mainkan dalam pengasuhan. Jangan sampai kita jadi orangtua yang meyebalkan.
Peran Pengasuh
Sering kita terjebak dengan tugas pengasuhan. Fokus memenuhi kebutuhan jasmani ananda hingga abai dengan jiwa ananda. Sudahkah kita menjadi pengasuh yang menyenangkan bagi ananda?
Menyayangi sepenuh jiwa? Membagun rasa nyaman dan aman dalam keluarga?
Nyatanya anak tidak butuh banyak mainan mewah. Ananda butuh kehadiran kita, membersamai tumbuh kembang mereka. Ananda butuh bermain bersama orangtuanya. Menikmati waktu bersama tanpa ada gadget dan benda apa pun yang mengurangi kedekatan.
Ketika melakuka kesalahan, ananda tidak hanya butuh nasehat. Apa lagi amarah orangtuanya. Mereka butuh pengertian kita. Butuh kelapangan hati orangtuanya untuk membantu ananda menghadapi masalahnya.
Anak butuh didengar untuk merasa nyaman merasa bahwa ia dihargai keberadaannya. Seberapa sering kita mendengar cerita ananda? Seberapa sering kita mengajak ananda berdiskusi? Jika mereka mampu berkata akan terucap, “Ayah, bunda jadilah pengasuh yang menyenangkan.”
Peran Pendidik
Al um madrasatul uula. Ibu adalah madrasah utama bagi anaknya. Sudahkah kita menjadi pendidik yang baik bagi ananda? Menanamkan ilmu aqidah dalam awal pmbelajaranya? Mengenalkan ananda pada sang pencipta?
Peran Keteladanan
Ini sangat penting. Benar adanya pepatah mengatakan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Ananda tidak jauh beda dengan kita. Jika kita ingin ananda sholeh, maka mari sholehkan diri sendiri terlebih dahulu. Ingin anak berakhlak mulia, berikanlah keteladanan baginya.
Sahabat pembaca Radar Indonesia News yang dirahmati Allah, mari kita laksanakan tiga peran utama ini.
Semoga Allah mampukan kita semua mejadi pengasuh, pendidik, serta teladan utama bagi ananda. Jadilah orangtua yang menyenangkan. Menjadi yang selalu dirindukan.
Bukan malah menjadi orangtua yang menyebalkan. Otoriter, tidak peka, serta minim akan keteladanan. Naudzubillah min dzaalik.[]
*Pemerhati generasi
Comment