Dubes Australia untuk Indonesia, Paul grigson.[Dok/radarindonesianews.com] |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Sejarah bersama masyarakat Yolngu dari Timur Laut Arnhem Land dan para pedagang Bugis dari Makassar menjadi inspirasi lahirnya kolaborasi musik orkestra dua budaya Indonesia-Australia, The Voyage To Marege. Demikian bunyi rilis yang disampaikan kedubes Australia ke redaksi radarindonesianews.com, Selasa (29/8/2017).
The Voyage to Marege’ akan menampilkan komponis terkemuka Indonesia Ananda Sukarlan dan musisi Penduduk Asli Australia Djakapurra Munyarryun dan Kevin Yunupingu merayakan sejarah panjang dan kaya dari dua negara dalam sebuah kolaborasi orkestra pada 31 Agustus 2017 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM).
Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengatakan hubungan yang terjalin antara pedagang Bugis dan masyarakat Yolngu merepresentasikan hubungan awal kedua negara.
“Pada awal 1700, pedagang Bugis berlayar ke Australia bagian utara dan hubungan ini berlanjut selama lebih dari empat abad. Jejak persahabatan ini dapat ditemukan di lagu-lagu tradisional, kisah, tarian dan karya seni masyarakat Yolngu,” kata Duta Besar Grigson.
Awal tahun ini, Ananda Sukarlan bertolak ke Australia untuk mengunjungi komunitas Yolngu untuk belajar tentang budaya, tradisi, dan lagu serta kesenian tradisional mereka.
Duta Besar Grigson mengatakan bahwa konser ini merupakan kesempatan besar untuk memamerkan hasil kolaborasi mereka sebagai penghormatan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai bagian dari konser tersebut, Kedutaan Besar Australia juga mempersembahkan sebuah pameran foto Indonesia’s Struggle for Independence: The Australian Connection di lobi teater.[GF]
Comment