RADARINDONESIANEWS.COM, MEDAN — Viral sebuah video di media sosial, yang mana didalam unggahanya memperlihatkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan satpam Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Muhammad Ildrem Medan terlihat sedang adu mulut dengan wartawan yang sedang meliput proses vaksinasi di RSJ tersebut.
Di dalam video yang beredar, tampak oknum ASN menghalangi awak media yang sedang mengambil gambar proses vaksinasi. Dia kemudian memaksa para jurnalis untuk menghadap ke kantornya.
Sepertinya para awak media menolak permintaan ASN itu dan mengatakan kedatangan mereka merupakan undangan dari direktur rumah sakit. ASN yang terpancing emosi, berupaya mengambil smartphone milik salah seorang jurnalis.
Bukan cuma ASN yang diketahui bernama Wahyu itu saja yang terlibat, seorang anggota Satpam RSJ juga ikut terlibat cekcok bahkan oknum satpam tersebut mengajak wartawan untuk berduel.
Di dalam video itu satpam meneriakan “ Nggak usah Abang bilang gitu, ayo kita lepas (baju) dinas, buka dinasmu, kita berkelahi.” ujar oknum satpam.
Salah seorang awak media lalu menimpali perkataan anggota Satpam itu. “ Kami ke sini mau meliput, bukan mau berkelahi, ” ucapnya.
Petugas RSJ lain datang ke lokasi mencoba melerai. Dia mengatakan bahwa para awak media sudah memenuhi izin dan diminta langsung oleh direktur rumah sakit.
Riski Cahyadi, salah seorang wartawan yang terlibat cekcok, menceritakan awal mula kejadian. Saat itu, ia dan para jurnalis lain sedang bersiap untuk pulang usai melakukan peliputan proses vaksinasi di rumah sakit. Tiba-tiba, Wahyu mendatangi mereka sambil mempertanyakan izin peliputan.
“Kami dihadang sama ASN itu. Dia malah mempertanyakan izin kami. Sudah kami jelaskan, tapi ASN itu malah bertindak arogan, bahkan memaksa merebut kamera” kata Riski.
“Kamera saya beberapa kali berupaya untuk dirampas, saya terus mempertahankannya, file gambar saya liputan juga diminta untuk dihapus,” tuturnya.
Direktur RSJ Prof Dr Muhammad Ildrem, Ria Novida Telaumbanua, mengatakan itu terjadi karena kesalahpahaman. Dirinya akan menegur pegawai yang terlibat cekcok tersebut.
“Saya sudah menerima mereka (jurnalis) tadi pagi dengan baik dan jika ada staf yang kurang baik, saya akan menegurnya ” ucap Ria.
Persoalan kekerasan dan kesalah fahaman terhadap wartawan silih berganti, usai yang satu timbul yang lainya. Fungsionaris DPP – Forum Wartawan Berintelektual Indonesia (FWBI) merasa sangat prihatin dengan kondisi ini. Rio Tampubolon. SH. Selaku Direktur Lembaga Bantuan Hukum FWBI mengatakan agar rekan rekan jurnalis segera melaporkan apabila ada kejadian tindak kekerasan dan lainya kepada lihak berwajib.
Menurut Rio kepada awak media pada Kamis (1/7/2021) mengatakan ” rekan rekan wartawan agar segera menindak lanjuti apabila ada tindakan tindakan yang di pandang merugikan dalam peliputan. Karena wartawan di lindungi undang undang dalam melaksanakan tugasnya.” ucap Rio.
Lebih lanjut Rio mengatakan kalau pihaknya dalam hal ini FWBI akan membantu advokasi hukum bila mana perlu.
” iya kami selaku lembaga komunitas pers memang seharusnya untuk melindungi para wartawan, dan kami FWBI siap untuk itu ” pungkasnya.(sbn)
Sumber: venusnews.co
Comment