Tanpa Islam, Kampung KB dan Zero Stunting Hanya Program Semu

Berita310 Views

 

 

Oleh : Khansa Mustaniratun Nisa, Mentor Kajian Remaja

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Kampung KB akhir-akhir ini marak dicanangkan oleh pemerintah. Tujuan program ini adalah mencapai keluarga sehat dan sejahtera. Tujuan serupa pun berjalan bersama dengan Program Zero Stunting, terkhusus sasarannya adalah ibu hamil dan balita. Lalu, apakah kedua program ini mampu mencapai tujuan?

Baru-baru ini seperti dikutip timesindonesia.co.id, (28/12/2021), di Provinsi Jawa Barat, Bunda Genre Kabupaten Bandung, Emma Dety Permanawati Supriatna, dinobatkan sebagai Duta Penurunan Stunting Kabupaten Bandung oleh Ketua BKKBN Hasto Wardoyo. Selain itu, Emma Dety juga mendapat penghargaan Kampung KB Award dari BKKBN Provinsi Jawa Barat.

Apa itu Kampung KB dan Program Zero Stunting?

Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) adalah wilayah setingkat desa di mana terdapat integrasi dan konvergensi penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat. (kampungkb.bkkbn.go.id)

Sementara Zero Stunting adalah program yang dicanangkan untuk mencegah dan menangani kasus stunting.

Sederhananya, kedua program ini bergerak untuk mengatasi masalah kependudukan, membebaskan masyarakat dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.

Tentunya kedua program ini tak hanya bergerak di Jawa Barat saja, sudah pasti berjalan pula di berbagai daerah lainnya.

Bila diteliti lebih dalam lagi, mendapatkan Kampung KB Award belum tentu menjadi indikator capaian sehat dan sejahtera bagi masyatakat, termasuk keluarga, karena sejatinya hanya berpatokan pada angka saja. Entah berapa angka sebenarnya bila kita terjun menyelam langsung melihat dasarnya.

Begitu pula dengan pengukuhan Duta Stunting di setiap Kota atau Kabupaten. Target Zero Stunting melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita dan ibu hamil sejatinya hanya sewaktu-waktu, tidak secara kontinu. Ini tentu jauh dari harapan.

Belum lagi tidak adanya kesinambungan antara program pemerintah, pendapatan warga dan harga kebutuhan. Di sisi lain pemerintah terus menerus gencar membuat program kesehatan warga, memberikan penyuluhan makan makanan yang sehat guna mencegah penyakit, namun harga makanan sehat sering kali tidak stabil dan bagaimana pula warga membeli makanan sehat sementara uang yang di dapat tak sebanding dengan kebutuhan pokok keluarga. Inilah masalahnya.

Seharusnya, antara program dengan upaya yang dilakukan seimbang guna mencapai tujuan dari program tersebut. Di mana programnya menyejahterakan rakyat, maka upaya yang dilakukan adalah melayani seluruh kebutuhan dan kepentingan rakyatnya. Pun sama halnya dengan menyejahterakan di bidang kesehatan, maka support dari segala aspek seperti makanan sehatnya dapat dijangkau masyarakat luas, biaya kesehatan tak membebani rakyat dan sebagainya.

Inilah hal yang terjadi bila Islam diterapkan diseluruh kancah kehidupan, termasuk dalam bernegara. Semua hal akan berjalan seimbang dan umat akan terpenuhi haknya.

Islam, lewat negara yang menerapkan aturannya, sangat memperhatikan generasi penerus agar berkualitas. Maka gizinya akan dipenuhi, bahan makanan akan terjangkau, layanan kesehatan gratis dan rentetan masalah lainnya akan tertuntaskan.

Bukan hanya masalah perut dan materi saja, negara pun akan mendidik dan mengontrol aqidah umat, khususnya dalam hal ini adalah sang generasi, supaya seimbang antara kuatnya fisik dan kuatnya aqidah. Inilah aturan Islam.

Semua ini dilandasi dengan dalil yang kuat :”Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Setiap pemimpin adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka.” (HR. Buhkari)

Dari dalil ini, maka akan berakibat pada setiap pemimpin atau pejabat pemerintah jujur, amanah, adil dan bijaksana dalam menjabat amanahnya. Hal ini telah terbukti ketika Islam berjaya di 3/4 luasnya dan kurang lebih 1400 tahun lamanya.

Dengan demikian, diperlukan sebuah sistem yang dapat diandalkan Untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Wallaahu a’lam bish shawab.[]

Comment