Oleh: Desi Nurjanah, S.Si, Mahasiswi S2 Gazi University, Ankara, Turki
________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Adanya pandemi ini banyak masyarakat yang ingin menyediakan tabung oksigen di rumah masing-masing. Maka, rumah sakit di Kabupaten Bandung berinisiatif untuk menyediakan generator oksigen yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan juga dapat menjual kepada masyarakat sebagaimana dilansir Pojok Bandung, (7/7/21).
Banyak masyarakat berlomba menimbun atau menyediakan tabung oksigen di rumahnya karena khawatir jika stok tabung oksigen habis. Begitupun dengan rumah sakit yang berusaha untuk tetap bisa menyediakan tabung oksigen. Seolah-olah antara masyarakat dan rumah sakit saling berlomba untuk menimbun tabung oksigen.
Selain masyarakat dan rumah sakit akan tetapi para produsen atau distributor tidak sedikit yang diduga ikut menimbun sehingga untuk beberapa daerah terjadi kelangkaan atau sangat minimnya persediaan tabung oksigen.
Penimbunan tabung oksigen ini membuktikan watak kapitalis yang hanya mengejar keuntungan materi tanpa memperdulikan keselamatan masyarakat. Bahkan celah bisnis akan selalu ada dalam sistem kapitalis walau di tengah kondisi masyarakat krisis.
Minimnya pelayanan dari penguasa, hingga oksigen yang merupakan kebutuhan vital bagi pasien menjadi langka dan terbatas. Padahal, seharusnya negara bisa menginstruksikan kepada produsen oksigen untuk menjual kepada negara yang kemudian negara akan mendistribusikan ke seluruh masyarakat dan rumah sakit yang membutuhkan. Sehingga masyarakat dan rumah sakit tidak perlu berlomba untuk mendapatkan tabung oksigen.
Begitupun dengan adanya gerakan masyarakat terkait wakaf tabung oksigen tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat yang membutuhkan. Karena, gerakan ini hanya memiliki ruang lingkup kecil dan terbatas hingga tidak menjadi gerakan utama. Maka, gerakan utama haruslah negara yang menyelesaikan persoalan ini.
Hal ini sangat berbeda dengan sistem kesehatan dalam Islam yang mewajibkan negara memenuhi seluruh kebutuhan rumah sakit dan masyarakat. Negara tidak akan membiarkan masyarakat memperjuangkan nasibnya sendiri terlebih di tengah krisis yang melanda.
Karena dalam Islam, kesehatan merupakan kewajiban negara terhadap masyarakat. Bahkan kesehatan dalam Islam didapatkan dengan cuma-cuma atau gratis. Masyarakat tidak dipungut biaya sedikitpun. Pengelolaan sistem kesehatan seperti ini hanya dapat dijumpai dalam sistem Islam.[]
Comment