Sumpah Pemuda: Pemuda Berdaya atau Terpedaya?

Opini276 Views

 

 

Penulis: Sri Riski Tamher | Mahasiswi Ma’had Cinta Quran Center

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023 ini adalah momentum untuk mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah gotong royong seluruh elemen pemuda. Pada saat itu pemuda berhasil menebar semangat jiwa patriotisme sekaligus menyatukan visi kebangsaan dalam Sumpah Pemuda 1928 yang melahirkan sebuah komitmen kebangsaan.

Dalam berita yang dilansir laman Beritasatu.com, Presiden Joko Widodo mengingatkan Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 berkat bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.

Untuk itu Jokowi mengajak masyarakat bersama memajukan Indonesia. Hal itu diungkapkan Jokowi dalam unggahannya di media sosial, terkait peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2023.

Presiden Jokowi menekankan bahwa bangsa Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang ini melalui dua strategi utama. Pertama, mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar siap memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Kedua, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengharapkan Peringatan ke-95 Hari Sumpah Pemuda (HSP) Tahun 2023 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan para pemuda untuk memajukan Indonesia. Ini sejalan dengan tema HSP ke-95 “Bersatu Memajukan Indonesia”.

“Tema peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 kali ini sebuah seruan kepada para pemuda agar bersatu padu membangun bangsa dan negara ini, agar Indonesia menjadi negara maju,” ujar Seskab dalam pernyataannya menyambut HSP ke-95 yang jatuh pada Sabtu (28/10/2023).

Tak hanya bersatu, Seskab juga meminta para pemuda Indonesia untuk terus bekerja kerja demi mewujudkan cita-cita menjadi Indonesia maju (Sumber : www setkab.go.id)

Di dalam salah satu video di chanel youtube Muslimah Media Center (MMC) dipaparkan bahwa, pada dasarnya pemuda memiliki peran yang sangat besar untuk kemajuan bangsa dan negara. Bung Karno pernah berkata:

“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh orang pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia”.

Hal ini menggambarkan kedahsyatan pemuda sebagai agen perubahan, tentunya pemuda yang dimaksud adalah mereka yang berkualitas, sebab upaya melakukan perubahan tidak pernah bisa dilepaskan dari karakter kalangan muda. Pemuda adalah tulang punggung peradaban dan kemajuan dunia.

Berkaitan dengan sosok pemuda, secara fitrah masa muda adalah jenjang kehidupan manusia paling optimal dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya maka wajar pemuda memiliki potensi dan ruang yang sangat besar untuk sebuah perubahan. Kepekaan tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan oleh masyarakat.

Mereka adalah agen perubahan jika masyarakat terkungkung tirani kezaliman dan kebodohan. Baik-buruk nasib umat kelak tergantung pemuda saat ini. Banyak contoh pemuda yang berjasa sebagai pilar penentu kemajuan suatu peradaban. Begitu dahsyat potensi pemuda untuk perubahan dunia.

Namun hari ini pemuda mengalami krisis identitas. Identitas yang melekat pada diri mereka adalah identitas abu-abu, tidak memiliki prinsip, mudah terbawah arus, hingga lihatlah setiap sudut yang mampu terjamah oleh mata, pemuda menjadi pelaku kriminalitas, zina, LGBT dan rentan dengan gangguan mental bahkan berujung bunuh diri.

Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023 dan permasahan-permasalahan ini banyak dialami oleh pemuda muslim.

Di sisi lain kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan terus konsisten menyeret kaum muda pada kehidupan liberal, materialis, hedonis hingga apatis.

Kapitalisme mengarahkan potensi pemuda muslim yang justru menjadi ancaman negara. Kapitalisme memandang perlu memberdayakan potensi besar pemuda sesuai dengan kepentingan kapitalisme. Pemuda dibajak menjadi budak-budak para korporat. Pemuda pun terpedaya.

Pendisikan secara umum belum mampu mendayagunakan pemuda. Program pendidikan nasional belum menghasilkan para lulusan kampus menjadi SDM berkualitas tinggi. Capaian program pendisika tidak lebih sebagai  pengisi dunia kerja.

Hal ini membentuk mindset para mahasiswa bahwa tujuan sekolah adalah untuk mendapatkan pekerjaan. Tidak ada tujuan luhur untuk mencerdaskan bangsa sehingga terlepas dari penjajahan. Mindset seperti inilah yang dikembangkan kapitalisme dalam dunia pendidikan.

Pemuda merupakan harapan utama dalam upaya melakukan perubahan. Namun sangat disayangkan jika potensi pemuda dalam sistem kapitalisme sekuler hari ini hanya difokuskan pada pemulihan dalam aspek ekonomi saja.  Pemikiran pemuda hanya difokuskan pada sektor ekonomi dan teknologi yang justru akan menumpulkan daya kritis mereka terhadap kondisi masyarakat yang sesungguhnya.

Ini adalah pembajakan intelektual pemuda yang sejatinya sebagai wadah untuk memberi solusi terhadap masalah global. Hal ini juga akan semakin memupuk sifat indivudualisme di kalangan pemuda dengan berfokus pada pencapaian-pencapaian materi yang bersifat individu.

Oleh karenanya mendamba sosok pemuda sebagai pembawa perubahan terhadap negara perlu memiliki modal penting yang harus diperhatikan.

Dalam Islam pemberdayaan terhadap pemuda bukan menghasilkan pribadi yang beridentitas abu-abu apalagi sebagai budak-budak korporasi sehingga membuat mereka tidak memahami makna dan tujuan hidup dunia semata. Pemuda merupakan penerus generasi sebelumnya, para sahabat dan salafush soleh.

Ada ungkapan dalam bahasa Arab yang berbunyi, “Syubanu al-yaum rijalu al-ghaddi” pemuda hari ini adalah tokoh pada masa yang akan datang. Bahkan secara khusus dalam Alquran disebutkan karakteristik pemuda ideal, yaitu pemuda yang selalu menyeru kepada al-haq (kebenaran) (QS al-A’raf [7]: 181).

Untuk itu, yang harus dilakukan sebagai modal kesadaran adalah orientasi kehidupan. Islam dibangun berlandaskan akidah yang menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan kehidupan terdapat Pencipta.  Dialah Allah. Dengan menyadari hal ini individu akan berjalan sesuai dengan apa yang Allah perintahkan baik itu dari Al-Quran maupun as-sunnah dan yang mengontrol kehendak manusia adalah syariat bukan semau manusia.

Pandangan hidup seperti inilah yang menjadi modal besar dan utama bagi para pemuda yang ingin berperan sebagai pembawa perubahan. Selain itu pemuda Islam juga harus punya gambaran jelas tentang perubahan yang ingin diwujudkan. Perubahan tersebut harus merujuk pada contoh yang telah ditorehkan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabat, yakni membawa perubahan sistemik.

Selain itu pemuda juga sangat diperlukan bergabung bersama komunitas atau jamaah yang memperjuangkan perubahan tersebut secara terus-menerus dan konsisten. Karena perubahan sistemik atau perubahan global tidak mungkin dilakukan secara individual tapi membutuhkan komunitas global

Semoga momentum hari sumpah pemuda menjadi motivasi para pemuda muslim agar mampu kembali ke posisi yang telah contohkan para sahabat terdahulu dan menghidupkan kembali perannya sebagai pembawa perubahan untuk peradaban dunia.[]

Comment