Oleh: Putri Deliana, Mahasiswi
___________
RADARINDONESIANEWS.COM, COM, JAKARTA — Pembaharuan atau modernisasi dalam Islam adalah upaya untuk menyesuaikan faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Dalam bahasa Arab gerakan pembaharuan Islam disebut tajdid yang secara harfiah berarti pembaharuan dan pelakunya disebut mujaddid.
Istilah pembaharuan baru populer setelah munculnya semangat pemikiran dan gerakan pembaruan Islam menyusul kontak politik dan intelektual dengan dunia barat tepatnya pada akhir abad 18 dan awal abad 19 masehi. Dunia islam mulai sadar untuk melakukan gerakan pembaharuan setelah tertinggal jauh dengan dunia barat.
Pada waktu itu baik secara politis maupun secara intelektual, Islam telah mengalami kemunduran sedangkan dunia Barat dianggap telah maju dan modern kondisi seperti itu menuntut umat Islam melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang.
Pelopor pertama gerakan pembaharuan islam yaitu Sultan Mahmud II di wilayah Turki Utsmani. Akan tetapi, gerakan pembaharuan Islam di wilayah Turki gagal karena ada pertentangan kuat dari kelompok militer jenissery atau anggota unit infanteri elit yang membentuk pasukan Sultan Utsmani, pengawal, dan tentara permanen modern pertama di Eropa dan kalangan ulama.
Kelompok jenissery dan kalangan ulama menentang ide sultan mehmed II karena militer jeniserry kala itu didominasi tarekat bektasyi yang anti-barat begitu juga kalangan ulama yang rata-rata ikut Faham asy’ariyah yang juga anti-barat. Meskipun di Turki gagal tetapi semangat pembaharuan Islam ternyata merembet ke wilayah Islam lainnya seperti Mesir Arab Saudi dan India.
Sultan Mahmud dua lahir di Istanbul Turki Tanggal 20 Juli 1785 masehi dan meninggal tanggal 1 Juli 1839 masehi. Beliau adalah Sultan ke-31 daulat Turki Usmani beliau diangkat menjadi Sultan tanggal 28 Juli 1808 masehi ketika masih berusia 24 tahun menggantikan kakaknya Mustofa IV dan ayahnya bernama Salim III Sultan ke-29.
Sultan Mahmud II dipandang sebagai pelopor pembaharu di Daulah Utsmani, Ia melihat bahwa telah tiba waktunya untuk memulai usaha pembaharuan yang telah lama terlintas di benak pikirannya yaitu pembaharuan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dimulai di bidang militer, tradisi, pendidikan, hukum, dan ekonomi.
Dalam kurun waktu 32 tahun Sultan Mahmed II melakukan pembaharuan dalam bidang militer, pemerintahan, pendidikan, ekonomi, publikasi, tradisi, percetakan penerjemahan dan media massa. Di bidang militer, mendirikan sekolah militer Tahun 1830 masehi dengan mendatangkan tenaga-tenaga ahli dari Eropa dan Rusia.
Kemudian Sultan mendirikan Akademi Militer di tahun 1840 masehi akan tetapi usahanya gagal karna di tentang oleh kelompok militer dan ulama. Namun di bidang pendidikan mengalami kemajuan, seperti didirakannya madrasah islam dan sekolah umum.
Di Bidang Percetakan, Penerjemahaan dan media massa ,Untuk menyebarluaskan gagasan-gagasanya dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat, Sultan Mahmud II mengupayakan bidang publikasi yang memadai.
Pada tahun 1831 ia mengintruksikan berdirinya surat kabar resmi pemerintah Takvim-I Vekayi surat kabar ini bukan hanya memuat berita dan pengumuman resmi pemerintah, melainkan juga memuat artikel-artikel mengenai gagasan-gagasan progresif di Eropa.
Bidang Ekonomi, Sultan Mahmud II berusaha untuk mengatasi kelesuan perekonomian kerajaannya dengan mencoba mengadakan perbaikan pada sumber-sumber perekonomian di sector pertanian.
Kemudian ia mengaktifkan kembali sumber perekonomian dengan menghapus segala bentuk peraturan yang dibuat oleh tuan tanah dan tuan feudal.
Sultan Mahmud II dalam melakukan gerakan pembaharuan di Turki yakni sikap beraninya melakukan perubahan dalam usmani yaitu menghapus kekultusan kedudukan sultan yang dianggap suci. Pakaian kebesaran yang biasa dipakai menteri dan pembesar-pembesar lainnya juga diganti dengan pakaian lebih sederhana, pakaian sorban bagi militer diganti topi Romawi dan hal itulah yang menyebabkan pertentangan dari berbagai pihak.
Namun begitu sikap dan terobosan Mahmud II sedikit banyak berpengaruh pada berkurangnya kesenjangan sosial termasuk menjauhkan kebiasaan pejabat pemerintah dari sifat glamor dan yang lebih penting terobosan Sultan Mahmud II tersebut telah membuka pikiran umat Islam untuk terbuka dengan dunia luar tidak fanatik buta, mengambil nilai-nilai positif dari dunia luar termasuk dunia barat sekalipun yang sebelumnya dianggap kafir.
Selain itu perubahan mendasar dilakukan Sultan Mahmud II telah memberikan landasan berarti bagi dunia Islam untuk melakukan gerakan pembaharuan, meski tidak berhasil sempurna tetapi paling tidak semangat itu telah memberikan pengaruh kepada bangsa-bangsa Islam lainnya.
Salah satu wilayah Islam yang tergerak melakukan gerakan pembaruan adalah Mesir yang dimotori langsung oleh Gubernur Mesir Muhammad Ali Pasha.[]
Comment