RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Penyerangan terhadap ulama kembali terjadi. Pada Ahad sore, 13 September 2020 telah terjadi penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber, beliau diserang oleh seorang pria saat sedang melakukan safari dakwah di Lampung.
Kasus penyerangan terhadap ulama atau tokoh agama, bukanlah kali pertama ini. Sebelumnya pernah terjadi penyerangan kepada para ulama atau tokoh agama ini, pada tahun 2018. Pada awal tahun 2018 lalu, telah terjadi penyerangan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Umar Basri. Beliau dianiaya oleh seseorang di dalam masjid usai menunaikan sholat subuh.
Hal yang sama juga dialami oleh Pemimpin Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem, Lamongan, Hakam Mubarok. Beliau diserang saat hendak menunaikan salat Zuhur.
Begitu juga yang dialami komandan Brigade PP Persatuan Islam (Persis), Prawoto, beliau wafat setelah dianiaya oleh tetangganya dengan besi.
Pada tahun 2020 ini, sebelum peristiwa yang menimpa Syekh Ali Jaber, penyerangan juga dialami oleh Imam masjid Al-Falah, Pekanbaru, Yazid Nasution, saat beliau sedang memimpin doa seusai salat Isya.
Sejak dulu, ulama memiliki peran yang penting dalam kehidupan masyarakat dan Negara. Indonesia sendiri dapat merdeka tidak lepas dari peran para ulama dalam mengusir para penjajah. Para ulama telah mengerahkan hidupnya untuk meraih kemerdekaan yang saat ini kita nikmati. Peran ulama itu masih bisa kita rasakan sampai saat ini.
Terlebih dalam waktu tiga tahun ini, peran ulama ini semakin terasa dan kuat serta mampu membentuk kesadaran umat akan Islam dan perjuangannya.
Semakin menguatnya peran ulama di tengah-tengah masyarakat tak pelak membuat para pendengki merasa terganggu dan terlihat kalangkabut membendung hal ini. Bagaimana tidak menguatnya peran ulama ini telah memberikan hal yang sangat luar biasa terhadap kesadaran masyarakat atau umat akan kondisinya yang mereka alami.
Kesadaran umat yang sedang mengalami keterpurukan dalam berpikir, perlahan mulai tumbuh dan bangkit. Tumbuhnya kesadaran ini membuat mereka menyadari siapa musuh-musuh mereka (para penjajah). Bahkan mereka yang sempat meremehkan akan persatuan umat tercengang.
Karena, benih-benih persatuan itu semakin kuat tumbuh dalam diri umat. Hal ini tidak terlepas dari peran para ulama dalam memahamkan dan senantiasa memberikan pencerahan di tengah-tengah umat.
Tak Ada Perlindungan untuk Para Ulama
Penyerangan yang dialami oleh Syekh Ali Jaber telah mengundang reaksi dari masyarakat terutama kaum muslimin. Sungguh hal ini membawa keresahan di tengah-tengah masyarakat. Karena, penyerangan ini setidaknya menunjukkan bahwa aktivitas dakwah saat ini tidak memiliki perlindungan.
Karena, hal ini kontras dengan pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahmud MD, bahwa pemerintah menjamin kebebasan ulama untuk terus berdakwah amar makruf nahi munkar.
Pernyataan ini tidak menjadi parameter adanya perlindungan terhadap ulama yang melakukan tugas dakwah. Karena faktanya masih banyak ulama yang mendapatkan persekusi atau pengkriminalisasian karena mereka mendakwah dan mengoreksi praktik kezaliman yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Dalam menjalankan aktivitas dakwahnya, para ulama kerap mengalami halangan dan rintangan dari musuh-musuh umat yang tidak suka kepentingan mereka terganggu. Apalagi saat ini kesadaran umat semakin menguat.
Hal itu bisa kita lihat dari respon umat yang sebelumnya terkesan abai akan peristiwa-peristiwa politik dan apa yang terjadi pada urusan agamanya dan para pengembannya, kini umat mulai memberikan perhatian besar. Mereka mulai kritis dan berani mengoreksi penguasa atau pemerintahan terkait kebijakan-kebijakan mereka yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kepentingan rakyat.
Semakin kritisnya umat membuat mereka yang merasa kepentingannya terganggu, mulai kegerahan dan mencoba menghalangi aktivitas para ulama dengan melontarkan tuduhan-tuduhan yang keji. Berbagai cara mereka lakukan untuk membendung kesadaran umat.
Upaya mereka lakukan salah satunya dengan menyerang para ulama, seperti tuduhan radikalisme , tidak pancasilais, anti NKRI dan lainnya.
Tuduhan itu tak lain agar umat menjauh dari para ulama yang telah memberikan pencerdasan dan pencerahan di tengah-tengah umat. Mereka seolah lupa siapa yang lebih mencintai negeri ini dari para ulama? Para ulama dengan penuh keikhlasan mengorbankan dirinya untuk kemerdekaan negeri ini.
Mereka para penuduh seolah-olah merasa mereka yang paling mencintai negeri ini dengan melontakan tuduhan itu kepada para ulama yang menurut mereka berbeda dengan kepertingan para tuan-tuannya.
Ulama Pewaris Nabi
Peran ulama dalam kehidupan ini merupakan suatu hal yang penting. Ulama adalah sosok mulia, karena ia merupakan pewaris Nabi, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud:
”Siapa saja yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, Allah memperjalankannya di atas salah satu jalan surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap mereka karena ridho kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya seorang alim itu dimintakan ampunan oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Sesungguhnya keutamaan seorang alim atas seorang abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang.
Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambilnya, ia telah ,mengambil bagian yang besar. (HR. Abu Dawud, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ahmad, ad-Darimi, al-Hakim, al-Baihaqi dan Ibn Hibban).
Begitu mulianya kedudukan ulama, sampai Rasulullah menyebutkannya sebagai pewaris para nabi.
Hal ini karena mereka melakukan aktivitas seperti yang dilakukan oleh para nabi, yakni menyampaikan dan menyebarluaskan ayat-ayat Allah serta mengajak umat menjauhi kekufuran dan kemaksiatan. Semua aktivitas yang dilakukan mereka didorong karena keikhlasan dan hanya mencari ridho Allah SWT.
Berbagai permasalahan yang melanda negeri ini, dibutuhkan sosok yang membawa mampu memberikan solusi untuk permasalahan ini. Sosok yang mampu membawa umat dari kegelapan jahiliyah yang membuat kita menderita dan dalam menestapaan akibat penerapat sistem sekuler-liberal menuju cahaya Islam dalam naungan aturan Allah.
Sosok ini tak lain adalah para ulama pewaris nabi yang ikhlas berjuang untuk menyelamatkan kita dari murka Allah akibat dari kelalaian akan penerapan aturanNya.
Karena itu merupakan peran penting ulama dalam politik, yakni politik yang berorientasi pada pemeliharaan urusan umat berdasarkan aturan Allah yakni Islam. Ketidakperdulian ulama terhadap politik akan membawa bahaya. Karena penguasa akan semakin sewenang-wenang tanpa ada yang mengingatkan. Serta umat pun akan semakin rusak dan terpuruk.
Selain itu, diamnya ulama terhadap kebijakan politik penguasa yang jauh dari Islam, akan semakin menambah penderitaan masyarakat. Kebijakan liberalisasi ekonomi, privatisasi, kapitalisasi pendidikan dan kesehatan dan kesehatan. Seharusnya dilawan dan dihentikan oleh para ulama karena akan membahayakan dan mengancam kesejahteraan umat.
Terlebih ulama juga harus menentang keras intervensi dan penguasaan asing terhadap sumber daya alam negeri ini yang sekarang hanya bisa dinikmati mereka sedangkan masyarakat hanya sebagai penonton saja.
Oleh karena itu, sejatinya para ulama yang merupakan pewaris nabi tak pernah berpaling dari tugas mulianya. Ulama selalu ada di garda terdepan untuk menjaga negeri ini. Serta kita sebagai umat yang menjadi bagian dari negeri ini harus senantiasa bersama dengan para ulama dan melindungi mereka dari para pembenci dakwah.
Kita harus senantiasa bersama para ulama dalam menjaga negeri ini dari kehancuran akibat jauhnya dari penerapan Islam. Jangan pernah terpedaya dengan bujuk rayu syaitan dan takut akan ujian yang datang menghadang dalam perjuangan ini.
Karena, semuanya adalah bagian dalam perjuangan. Ingat perjuangan Islam bukanlah perjuangan yang sesaat, yang bisa kita tinggalkan begitu saja disaat ujian melanda. Justru kita harus terus berjuang, karena perjuangan ini adalah bukti dari penghambaan kita kepada Allah SWT dan bukti cinta kita pada Rasulullah yang telah mewariskan perjuangan ini kepada kita semua.
Cukup Allah dan RasulNya sebagai pembela. Wallahu’alam bi ash-showab.[]
*Pengisi Keputrian SMAT Krida Nusantara
Comment