Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Aji Wulantara, berikan pemahaman nilai budaya Kabupaten Sleman |
RADARINDONESIANEWS.COM, SLEMAN – Dalam upaya mengenalkan dan memberi pemahaman terhadap nilai budaya Kabupaten Sleman, Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman selenggarakan kegiatan sarasehan di aula Hotel Savita Inn, Kamis (13/8/2018).
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Aji Wulantara, menjelaskan, dalam kegiatan sarasehan itu dikaji mengenai nilai budaya, yang merupakan kandungan yang ada di dalam kebudayaan Kabupaten Sleman.
Kegiatan kali ini, mencoba mengkaji mengenai nilai budaya dalam kebudayaan Sleman. “Ini tentunya tidak bisa lepas dari dasar filosofi kebudyaan keyogyakartaan, tapi Sleman punya kekhususan,” jelas Aji.
Pada kesempatan itu, Aji menyampaikan kekhususan yang dimiliki Kabupaten Sleman bisa dilihat dari perjalanan sejarah Pemerintahan Kabupaten Sleman yang tertera dalam lambang (logo) Kabupaten Sleman yang memilki beberapa makna.
Pertama, memiliki makna prasaja, di mana pemimpin dan masyarakat Sleman itu berwatak prasaja (sederhana), tidak berlebih-lebihan dalam berbagai hal.
“Prasaja ini juga dalam implementasinya bisa dipahami melalui tutur yang tidak sombong, tidak membual dan dapat dipercaya,” tandas Aji, yang menambahkan dalam hal berpakaian juga prasaja dapat dipahami dengan berpakaian sesuai konteks: resmi, formal dan santai, tidak berlebihan serta menghargai orang lain.
Lebih lanjut Aji mengatakan, dalam kegiatan itu juga diberikan pemahaman mengenai welas asih, yang berarti pemimpin yang mencintai rakyatnya.
Menurut Aji, secara universal nilai welas asih ini terdapat di mana-mana. “Tetapi ketika menjadi sebuah identitas khusus yang memberikan makna pada lambang kabupaten Sleman, hal itulah yang tidak dimiliki wilayah lain di mana Sleman memiliki filosofi dalam bukti fisik yang ada,” kata Aji.
Kemudian, ada sembada yang menjadi slogan kabupaten Sleman dan terdapat dalam logo Sleman (segitiga) yang memberi makna tanggung jawab dan jiwa ksatria. “Ini yang tidak dimiliki wilayah lain. Nilai mendasar, tetapi tidak dimiliki wilayah lain,” papar Aji.
Selain itu, juga terdapat makna tembayatan yang berarti bekerjasama, yaitu kerjasama antara pemerintah atau pemimpin dengan rakyat dan para pakar atau para profesional dalam membangun Pemerintahan Kabupaten Sleman.
Ke empar karakter itu, menurut Aji, yang menjadi filosifi dasar dalam nilai budaya dalam kebudayaan Kabupaten Sleman.
Di samping memperkenalkan, juga memberi pemahaman rujukannya. “Itu yang kita cari,” tandas Aji.
Sebetulnya, ajaran budaya jawa yang mengandung nilai itu banyak sekali. “Tidak hanya empat karakter, tapi setidaknya kita bisa mengerti bagaimana di sejarah masyarakat kita ini ada sumber yang menjadi rujukan itu,” kata Aji.
Kegiatan sarasehan diikuti unsur pemerintah, pemerhati budaya, pendamping desa budaya, pelaku seni, dan guru-guru di wilayah Kabupaten Sleman dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Sleman dan pemakalah Prof. Suwarno Pringgowidagdo (dosen Universitas Negeri Yogyakarta).
Dalam kesempatan itu, Aji mengimbau kepada masyarakat Sleman agar memahami terhadap apa yang menjadi nilai budaya dari Kebudayaan Kabupaten Sleman. Sehingga dapat menjadi rujukan dalam proses menghadapi tantangan zaman dengan globalisasi yang tanpa arah. (Affan)
Comment