Siti Ningrum*: Hikmah Di Balik Wabah Virus Corona

Opini573 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Manusia pada hakikatnya butuh sesuatu yang lebih kuat. Artinya manusia itu lemah, serba kurang dan terbatas.

Namun terkadang manusia  lupa akan hal itu. Merasa diri mampu melakukan semua hal. Artinya sombong telah merasuki jiwa manusia.

Tiba tiba dunia dikejutkan dengan munculnya monster tak berwujud dan dengan sporadis menyerang manusia di China dan beberapa negara Asia Timur jauh seperti Korea, Jepang, hingga Timur Tengah seperti Iran dan Arab Saudi hingga total ribuan tewas.

Monster tersebut menebar wabah penyakit yang bwgitu cepat dan mengakibatkan kematian manusia yang angkuh dan sombong karena lupa bahwa sesungguhnya manusia makhluk tak berdaya.

Wabah dan serangan virus yang bernama Corona atau Covid 19 itu melumat kesombongan dan membuktikan ketidakberdayaan manusia.

Wabah berawal dari negara tirai bambu yaitu di wilayah Wuhan negara China terus menyebar ke berbagai negara-negara lain tak terkecuali Indonesia.

Akibat wabah ganas dan menakutkan virus corona, hampir semua negara mengisolasi China. Mereka menyetop wisata asing yang masuk ke negaranya. Bahkan Arab Saudi pun menghentikan jemaah Umroh untuk sementara waktu. Namun Indonesia justeru sebaliknya. Bahkan mengundang para TKA (Tenaga Kerja Asing) terutama dari China.

Menurut penelitian Virus Corona muncul dari kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat bahkan haram dalam pandangan Islam. Semisal kelelawar, ular, tikus dsb.

Dengan ekstrimnya negara penganut paham komunis itu mengkonsumsi hewan-hewan tersebut. Entah sebab ketidakpahaman atau sengaja karena kesombongannya.

Yang paling mengejutkan ada sebuah wilayah yang masyarakatnya beragama Islam yaitu Uighur Xinjiang tidak ada satupun yang terkena virus ini. Menjadi sebuah kepastian masyarakat Uighur tidak akan mengkonsumsi makanan yang diharamkan oleh agama mereka yaitu Islam.

Mungkinkah wabah  ini sebuah hukuman dari Allah SWT yang telah mengirimkan salahsatu tentaranya yaitu Virus Corona dikarenakan pemerintah Cina telah mendzolimi kaum minoritas Islam di Uighur?

Allah Maha berkehendak atas segala sesuatu dan terdapat banyak kisah dalam Alquran seperti kisah pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah yang hendak menyerang Ka’bah dengan mengirim Burung Ababil dan membawa batu-batu panas dari neraka (Sijil) dan menghancurkan pasukan Raja Abrarah. Atau kisah lainnya yaitu Bani Israel yang diserang belalang, kutu dan katak dikarenakan keingkarannya terhadap Allah SWT. Semua itu mudah bagi Allah SWT.

Saking berbahayanya virus ini, dikhawatirkan menyebar dengan cepat. Orang yang sudah terpapar wajib diisolasi, termasuk para medis yang menangani pasien Corona.

Berlapis-lapis pertahanan mereka lakukan,  mulai dari penggunaan masker hingga perlindungan lainnya. Seluruh tubuh pun harus tertutup dengan sempurna.

Manusia sangat takut terpapar virus mematikan ini. Negara-negara yang sudah terpapar menutup akses, keluar rumah pun takut dan jalan jalan serta sarana publik tiba tiba sepi laksana kota mati.

Sebagai upaya pencegahan, manusia berusaha semaksimal mungkin berbondong-bondong memborong masker, makanan sampai rempah-rempah pun langka di pasaran. Padahal yang seharusnya memakai masker adalah yang sakit dan para medis yang menangani pasien bukan orang sehat.

https://www.google.com/amp/s/www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/amp/pr-01346937/jangan-panik-borong-masker-ridwan-kamil-jangan-sampai-orang-sakit-petugas-medisnya-butuh-malah-tidak-ada

Alhasil toko pun kebanjiran order masker dan tidak lama kemudian masker pun menjadi barang yang langka sehingga banyak yang tidak dapat memperolehnya. Namun mereka tidak habis ide. Galon, plastik, dan yang sejenisnya pun dipakai untuk menutupi seluruh tubuh. Ibarat kata pepatah tak ada rotan akar pun jadi.
http://www.google.com/amp/s/www.inews.id/amp/news/internasional/cara-unik-pelancong-china-cegah-virus-korona-dari-pakai-helm-hingga-galon-air

Virus itu tidak kelihatan tapi mengapa sangat ditakuti? Jawabnya adalah karena sudah terbukti dan terlihat ada ribuan korban bergelimpangan bukan saja di China tapi mancanegara.

Allah dan malaikat itu tidak terlihat. Hari akhir itu tidak terlihat. Surga dan neraka juga tidak terlihat. Tapi mengapa kita tidak takut.

Jika jawabnya belum bisa dibuktikan sekarang karena tidak terlihat.
Itu jawaban yang salah. Sebab sudah terbukti semuanya ada dalam alquran. Satu saja bukti nyata tentang pergantian malam dan siang.

Tambah lagi bukti lainnya semisal ada dua laut yang tidak pernah menyatu asin dan tawar atau manusia yang meninggal tidak ada satu orang pun yang bisa mengembalikan nyawanya.

Adanya matahari dan bulan, bintang, hewan-hewan dan juga tumbuhan dan banyak lagi ayat-ayat alquran lainnya. Jika satu ayat mengandung kebenaran maka berlaku bagi seluruh ayat-ayat lainnya.

Lebih takutlah kepada Allah SWT. Takut jika melanggar perintah-perintahNya, meskipun satu ayat. Ketakutan kita pada virus harus berbanding lurus dengan ketakutan kita pada Allah Sang Pencipta.

Jangan sampai kita takut dengan virus tapi dengan Allah SWT yang menciptakan virus tidak takut.

Persiapan menghadapi virus sedemikian rupa kita lakukan. Bagaimana dengan persiapan kita  menghadap Allah? Apakah sudah semaksimal mungkin seperti halnya menghadapi virus corona?

Sejatinya manusia hidup untuk beribadah padaNya. Taat dan takut pada Allah SWT bagian yang tidak terpisahkan. Menerapkan aturan Allah SWT dalam hal makanan hanya salahsatu aturanNya.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Q.S. Al-Araaf: 96)

*Penulis adalah ASN tinggal di Sukabumi

Comment