RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Dampak pandemi semakin hari semakin terasa, satu persatu negara dengan perekonomian tergolong maju mengalami dampak luar biasa. Resesi menjadi ancaman bagi negara-negara maju tersebut. Resesi merupakan kondisi suatu negara mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut atau lebih.
Di antara negara-negara yang mengalami resesi, Amerika Serikat adalah yang pertama. Negara adidaya AS tak berdaya melawan pandemi virus coroba yang mengakibatkan perekonomian negeri Paman Sam itu terkontraksi atau minus 32,9 persen pada kuartal II 2020.
Dengan kondisi itu Negeri yang mengaku sebagai polisi dunia itu masuk ke jurang resesi karena kuartal I 2020 pun tercatat minus 5 persen.
Kedua, Jerman. Pemerintah Jerman mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman minus 10,1 persen. Jerman resmi masuk ke jurang resesi.
Pasalnya, PDB Jerman kontraksi 2,2 persen pada kuartal I 2020. Badan Statistik Federal Jerman menyebut kontraksi dalam PDB terbesar dan lebih parah dari krisis keuangan 2008-2009. Upaya penanggulangan pandemi virus corona membuat ekonomi anjlok terutama pada sektor ekspor dan impor.
Ketiga, Hong Kong. Hong Kong genap mengalami resesi ekonomi selama empat kuartal berturut-turut sejak 2019. Hong Kong terperosok kian dalam ke jurang resesi pada kuartal II 2020 dengan kontraksi 9 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Tercatat pada kuartal III 2019 lalu, laju ekonomi Hong Kong minus 2,8 persen karena aksi demo berkepanjangan. Pada kuartal IV 2019, ekonomi Hong Kong kembali jatuh minus 3 persen yang membuat Hong Kong terperosok ke dalam kubangan resesi.
Keempat, Korea Selatan. Korsel juga tak mampu mengelak dari hantaman pandemi dan dinyatakan mengalami resesi pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir karena anjloknya ekspor. Bank of Korea mengumumkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel terjun 3,3 persen pada kuartal II atau periode April-Juni dibanding kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,3 persen.
Penurunan pertumbuhan ekonomi per kuartal ini bahkan menjadi yang terburuk setelah resesi 1998 silam.
Kelima, Singapura. Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan data awal (prelimenary) pertumbuhan ekonomi Singapura anjlok 41,2 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Sejumlah analis seperti dikutip laman cnnindonesia.com (31/07/2020) menilai kinerja kuartal itu merupakan yang terburuk selama pencatatan. Secara tahunan, ekonomi Singapura juga terkontraksi 12 persen. Penurunan itu lebih dalam dibandingkan kuartal I 2020 yang minus 0,7 persen.
Pemerintah Indonesia pun menghimbau agar masyarakat tidak berlaku boros dan bergaya hidup mewah di tengah pandemi. Mereka berharap agar rakyat bisa menabung dan bisa menghadapi resesi yang sewaktu-waktu bisa menghantui.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira kepada detikcom, Jumat (17/7/2020) menghimbau masyarakat mengurangi belanja yang tidak sesuai kebutuhan dan fokus pada pangan serta kebutuhan kesehatan. Jadi jangan latah ikut gaya hidup boros. Pandemi mengajarkan kita apa yang bisa dihemat ternyata membuat daya tahan keuangan personal lebih kuat.
Himbauan tersebut merupakan hal positif, tapi solusi yang solutif sejatinya bukan hanya sekedar himbauan semata. Sistem yang menjadikan keadaan ini semakin terpuruk menjadi hal utama yang harus dipikir ulaang.
Sistem kapitalisme menjadi penyebab perekonomian porak poranda apalagi di tengah pandemi yang semakin mencekik. Sistem kapitalisme yang bobrok dan tidak patut untuk dijadikan acuan bahkan untuk diterapkan dalam sendi kehidupan.
Sistem ini menyandarkan pada sektor non riil dan ribawi. Maka, pantut untuk segera ditinggalkan. Sebagai gantinya, maka sejatinya Islam memberikan solusi yang mendalam dan menyeluruh.
Ketika Islam diterapkan bukan tidak pernah terjadi krisis ekonomi.
Pada masa Kholifah Umar bin Khatab pernah terjadi krisis yang luar biasa. Kelaparan dimana-mana bahkan binatang buas pun banyak yang mendekati manusia untuk mencari makan.
Bagaiman sikap kholifah Umar bin Khatab? Beliau dengan sigap mengatasi krisis yang terjadi. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan sang Kholifah sangat luar biasa dan dengan tanggung jawab dan kegigihan beliau krisis pun bisa teratasi.
Kebijakan pertama, beliau menghimbau seluruh rakyatnya untuk tidak hidup mewah, bukan hanya rakyat yang melakukan intruksi tersebut tapi sang Kholifah dan sanak saudaranya pun harus melakukan hal yang sama. Beliau tidak makan makanan mewah seperti daging dan semisalnya, bahkan makanan beliau lebih rendah dari orang yang miskin.
Kedua, beliau memerintahkan untuk membuat posko-posko bantuan para korban dan segera memberikan makanan dan kebutuhan yang dibutuhkan para korban krisis.
Ketiga, ketika dilanda ujian beliau tidak lupa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, beliau mengharap agar krisis ekonomi yang diderita umatnya segera lenyap. Beliau memyadari bahwa semua musibah yang menimpa adalah qodho Allah dan hal itu akan lebih mendekatkan diri kepadaNya.
Keempat, beliau mendatangi rumah-rumah rakyat yang tidak mampu untuk datang meminta bantuan secara langsung kepada kholifah. Para relawan memberikan bantuan kepada mereka yang meminta bantuan dan mendatangi rumah-rumah mereka.
Kelima, beliau meminta bantuan ke wilayah-wilayah kekhilafahan yang tidak terdampak krisis untuk membantu para korban agar bisa memberikan bantuan.
Keenam, beliau menghentikan sanksi untuk pencurian di wilayah krisis, karena masyarakat yang mencuri sudah dipastikan karena mereka mencuri untuk menyambung hidup dan untuk makan. Hal ini bukan berarti meniadakan uqubat yang menjadi kewajiban ketika terjadi kemaksiatan.
Inilah konsep negara Islam menghadapi krisis ekonomi, sikap tegas dan penuh tanggung jawab menjadi acuan seorang pemimpin dengan sistem Islam sebagai pandangan hidup, berbeda dengan sistem kapitalisme yang bobrok dan hanya mementingkan para pemodal.[]
Comment