Penulis: Desi Nurjanah, S.Si | Mahasiswi S2 Gazi University, Ankara, Turki
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Sudah satu bulan isu Palestina mencuat kembali, mengiris perasaan orang-orang yang melihat, membaca dan mendengar peristiwa ini. Pasalnya setiap tahun kondisinya semakin parah dan semakin tragis. Bagaikan kaset rusak yang terus diputar ulang, jika melihat pernyataan yang disampaikan oleh para penguasa negeri-negeri muslim di dunia karena hanya mampu memberikan kecaman tanpa memberikan pertolongan solutif untuk Palestina. Bahkan PBB pun tidak akan pernah mau untuk menolong Palestina.
Salah satu pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh penguasa negeri muslim adalah Turki. Sama seperti halnya dengan penguasa Indonesia yang hanya mengecam dan mengutuk.
Menurut Pakar Hubungan Internasional Dr. Hasbi Aswar, Turki menjadi mitra dagang strategis untuk entitas Zionis. Buktinya, Suplai minyak melalui Turki ke entitas Yahudi tetap berjalan dengan nilai 40% dari kebutuhan total entitas tersebut dalam setahun.
Kepentingan nasional yang menjadi alasan utama Turki seperti ditulis mediaumat.id (6/11/2023) adalah berbatasan dengan Suriah yang sedang tidak stabil, kondisi ekonomi Turki yang belum pulih, serta ancaman kelompok perlawanan Kurdi. Ditambah lagi, Turki diuntungkan dengan kerja sama entitas penjajah Yahudi dan AS selama ini.
Selama ini para pemimpin negeri Muslim terjebak pada mindset kepentingan nasional dan kepentingan terhadap negara besar. Mereka khawatir jika bersikap lebih, maka akan mengancam eksistensi negara mereka dan takut diembargo atau diancam oleh militer Barat. Jikapun Turki mau membawa entitas penjajah Yahudi ke Mahkamah Pidana Internasional, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah, karena selama ini PBB sudah banyak mengecam Israel, tapi Israel tetap aman-aman saja.
Kondisi ini akan jauh berbeda bila telah ada sebuah institusi Khilafah Islam sebagaimana zaman keemasan islam. Wibawa umat dan penguasa benar-benar tampak dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam konstelasi politik internasional.
Akidah Islam benar-benar menjadi pemersatu seluruh bangsa. Hukum-hukum syariat menjadi standar berpikir dan standar bersikap. Ridha Allah menjadi cita-cita semua.
Alhasil, umat Islam menjadi umat yang solid, independen, berwibawa, dan ditakuti musuh-musuhnya. Berbeda dengan saat ini yang tercerai-berai dan takut kepada penjajah.
Dari masa ke masa, sikap para khalifah terhadap Palestina tidak pernah berubah. Saat Perjanjian Umariyah ditandatangani dan kunci gerbang Al-Quds diserahkan oleh Uskup Patrick Sophronicus kepada Khalifah Umar bin Khaththab, kaum muslim menjaga amanah tersebut sebaik-baiknya.
Sikap itu kemudian diwariskan dari generasi ke generasi setelahnya. Bahkan, ketika kondisi Khilafah lemah dan pemimpin Zionis yaitu Theodor Herzl datang menawarkan bantuan uang, Sang Khalifah yaitu Sultan Abdul Hamid II di Turki tidak sudi menyerahkan tanah Palestina yang mereka minta, walaupun hanya sejengkal saja.
Justru setelah Khilafah berhasil diruntuhkan atas konspirasi Inggris dan Yahudi Donmeh, umat Islam kehilangan perisai penjaganya. Tanah kaum muslim (Khilafah) pun diperlakukan sebagai rampasan perang, dicabik-cabik menjadi lebih dari 50 negara bangsa. Termasuk diantaranya tanah Palestina.
Alhasil, tanah wakaf kaum muslim ini pun akhirnya jatuh ke dalam cengkeraman musuh Islam. Sejak saat itulah, negeri yang semula damai sentosa, bahkan umat tiga agama, hidup rukun di bawah naungan Khilafah tiba-tiba berubah menjadi bara api yang terus menyala hingga saat ini.
Palestina benar-benar menjadi tanah jihad yang diwariskan. Maka solusi untuk Palestina adalah menyadarkan kaum muslim bahwa Palestina sangat penting bagi muslim dengan cara terus mempelajari Islam. Agar umat Islam paham bahwa problematikanya adalah tercerai-berainya umat Islam serta tidak ada institusi Islam yaitu Khilafah. Jika Khilafah telah tegak, maka jihad baru mampu dimobilisasi.
Pembebasan Palestina sangat penting karena terdapat banyak dalil keutamaan atas tanah Palestina seperti dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda:
“Telah dipancarkan empat buah sungai dari surga, yakni Eufrat, Nil, Saihan (sungai yang terletak di bagian selatan Turki, Asia), dan Jaihan (sungai yang terletak di perbatasan antara Turki dengan Suriah)”.
Keempat Sungai tersebut bersumber dari bawah Baitul Maqdis. Bahkan seluruh air tawar yang ada di dunia bersumber dari Baitul Maqdis.
Dalam banyak penjelasan, sumber mata air dari keempat sungai tersebut adalah jelmaan dari surga lapisan yang paling bawah.
Hal tersebut adalah salah satu alasan Palestina menjadi tanah yang diberkahi. Masih banyak lagi dalil-dalil tentang Baitul Maqdis bagi umat Islam, seperti Nabi Isa akan turun ke bumi dan muncul di Baitul Maqdis. Dajjal tidak akan memasuki Baitul Maqdis.
Melihat Baitul Maqdis akan mendapatkan pahala yang sangat berlimpah apalagi jika sholat di dalamnya, karena tiga masjid utama untuk sholat yang memiliki pahala melimpah yaitu Masjid Nabawi, Masjidil Haram dan Masjid Baitul Maqdis.[]
Comment