Sekulerisme Pangkal Masalah Penistaan Agama

Opini657 Views

 

 

Oleh:  Susi Mariam Mulyasari, S.Pdi, Aktivis Dakwah dan Ibu Rumah Tangga

___________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Kebebasan memang tanpa batas di negeri yang menerapkan sistem demokrasi sekuler walaupun mayoritas pendudukannya muslim seperti Indonesia ini.

Kasus penistaan agama kian hari kian marak dan para penista melakukannya tanpa merasa bermasalah, walaupun sudah terbukti melakukan penistaan.

Kasus Muhammad Kece yang menjadi viral di youtube disinyalir telah melakukan penintaan agama Islam, dengan jelas dia mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah Jin.

Pernyataan ini sontak menuai pro dan kontra terlebih organisasi Islam terbesar di Indonsia seperti MUI, Muhammadiyah, NU dll, melakukan pelaporan ke Mabes Polri tentang kasus penistaan agama Islam ini.

Maraknya kasus penistaan agama Islam itu bukan tanpa sebab, melainkan dikarenakan nilai kebebasan yang terpancar dari sistem sekuler yang menjadi pangkal masalahnya. Dengan adanya kebebasan berkeyakinan, bertingkah laku, bahkan kebebasan berpendapat itulah terjadi penistaan agama Islam.

Di lain pihak para penista agama pun seakan-akan mendapatkan angin segar tatkala mereka berlindung di balik kerapuhan sistem hukum yang diterapkan negeri ini yang seakan tidak mencerminkan keadilan.

Apalagi para penista agama menjadi bagian dari kelompok yang secara sengaja didesain untuk menimbulkan islamphobia.

Sejatinya, penistaan terhadap agama apa saja tidak harus terjadi, sebab Indonesia adalah negeri dengan mayoritas penduduk bergama Islam terbesar di dunia. Namun tidaklah demikian faktanya.

Kwantitas sebagai mayoritas ternyata tidak dapat menjamin terhindarnya islam sebagai agama terbesar dari upaya penistaan. Jumlah besar juga tidak serta merta memberi jaminan kesejahteraan bagi umat islam.

Keadilan dan kesejahteraan hanya bisa terwujud bila islam diimplementasikan dalam seluruh aspek dan menjadikan islam sebagai the way of life.

Namun sebaliknya, apabila Islam tidak diterapkan sebagai sebuah sistem kehidupan dan hanya sebatas ibadah ritual saja, maka yang terjadi adalah kekacauan dan kesempitan hidup.

Sebagaimana Allah SWT, sampaikan di dalam surat Thaha ayat 124:
“Barang siapa yang tidak mengikuti perintahku, maka kehidupannya akan sempit.” (TQS:THAHA 124).

Oleh karena itu, ketentraman di dalam menjalankan ibadah dan berkeyakinan bisa terwujud apabila Islam dijadikan sebagai the way of life, sistem kehidupan.

Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat sudah sepatutnya menyadari bahwa sekulerisme sebagai persoalan dasar terhadap terjadinya problema keumatan sekarang ini.

Penistaan agama yang kerap terjadi ini sesungguhnya hanya salah satu dari sekian banyak problema. Ibarat gumpalan salju di lautan, yang bila ditelusuri lebih dalam akan jauh lebih besar.

Oleh karena itu, kembali kepada tatanan kehidupan Islam adalah solusi fundamental untuk menghilangkan kasus penistaan agama Islam dan masalah lainnya.

Ini hanya bisa terjadi apabila sistem dan aturan Islam diterapkan di muka bumi ini. Bukan sekulerisme. Wallahu Alam Bishowab.[]

Comment