Penulis : Siti Aminah | Aktivis Muslimah Kota Malang
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Setiap insan mengharapkan keluarga yang penuh ketenangan, harmonis, dan penuh kasih sayang. Keluarga bayti jannati (rumah ku surgaku). Namun kenyataannya jauh panggang dari api, sangat jauh dari harapan.
Saat ini banyak tatanan rumah tangga kaum muslim begitu rapuh, mudah goyah, rentan konflik bahkan cenderung keropos. Berbagai problem turut mewarnai kehidupan keluarga mulai dari problematika anak dan remaja yang semakin mengerikan, broken home kian tak terkendali.
Keutuhan keluarga tidak lagi kokoh dan mengalami disfungsi bahkan lebih parah lagi tidak ada keamanan dalam keluarga, saling bunuh karena konflik yang tidak bisa terselesaikan.
Karena kecemburuan seorang ibu tiri membunuh anak tiri. Polisi melakukan prarekonstruksi kasus pembunuhan Nizam Ahmad Alfahri (6), oleh ibu tirinya, IF (24) di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu siang (24/8/2024).
Pembunuhan Nizam Ahmad Alfahri (6), oleh ibu tirinya, IF (24) di sebuah rumah kawasan Pontianak, Kalimantan Barat. Dari hasil prarekonstruksi ini terungkap jika korban sudah sering mengalami penyiksaan berupa tindak kekerasan dari pelaku (ibu tiri).SİNDOnews (24/08/2024)
Bahkan seorang anak karena depresi menghabisi ibu kandungnya.
Kejadian geger dan membuat warga ngeri terjadi di Jl Sepakat RT 46 Kelurahan Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat. Jumat (23/8/2024) sekitar pukul 21.13 Wita, seorang ibu bernama Hj RK meninggal secara tragis dibunuh oleh anak kandung bernama AR.
Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa, menebas leher ibunya menggunakan parang. Setelah melakukan perbuatan keji, tersangka AR melarikan diri. Sontak warga sekitar geger. Dari kabar berantai lewat WAG, warga merasakan keresahan. Karena pelaku melarikan diri masih menenteng sebilah parang. balpos.com (24/08/2024)
Anak menghabisi ayah kandungnya
K (22) warga Desa Kasugengan Kidul Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon, tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, yaitu Jana (52). Bukan hanya itu, K juga melukai adik perempuannya.
Peristiwa penganiayaan berujung pembunuhan itu terjadi pada Jumat, 23 Agustus 2024. Awalnya, K melakukan penganiayaan terhadap adiknya, yaitu Aam. Belum diketahui alasan pelaku menganiaya adiknya. Metrotvnews.com (24/08/2024).
Semua realitas yang ada seharusnya membuat berbagai pihak untuk segera sadar, bahwa saat ini kondisi keluarga Muslim tidak dalam keadaan baik-baik saja, umat Muslim memang dalam kondisi sakit dan perlu segera dicarikan solusinya. Untuk itu harus bangkit dan kembali menjadi pemimpin sebagaimana fitrahnya menjadi umat yang terbaik.
Dalam upaya mewujudkan umat yang terbaik, keluarga memiliki peran besar. Karena keluarga berkaitan erat dengan tanggung jawab masa depan bangsa dan negara, bahkan peradaban manusia. Keluarga harus mampu menjalankan setiap fungsi-fungsinya.
Fungsi spiritual. Setiap individu Muslim hanya takut kepada Allah, berusaha menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, hingga senantiasa tercipta ketakwaan dan keimanan yang kuat.
Fungsi ekonomi. Seluruh pemenuhan ekonomi keluarga Muslim akan terpenuhi dengan baik. Islam mewajibkan suami atau wali untuk mencari nafkah, dan posisi istri sebagai tulang rusuk yang wajib dinafkahi. Negara menjamin ketersediaan lapangan kerja bagi laki-laki.
Fungsi relaksasi. Kedua orang tua hendaknya cerdas dalam mengatur berbagai aktivitas di sela-sela tugasnya dengan sesekali mengajak rihlah bersama untuk menyegarkan pikiran dan dalam rangka mengagumi ciptaan Allah SWT.
Semua fungsi itu harus bisa terpenuhi sehingga kehidupan keluarga menjadi harmonis dan jauh dari problem, bahkan kekerasan yang berdampak pada kematian.
Saat ini fungsi itu tidak bisa diwujudkan karena negara menganut sistem demokrasi yang berasaskan sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan). Keluarga jauh dari agama dan hidup sesuai dengan hawa nafsunya. Maka wajar saja apabila banyak keluarga muslim gagal membina rumah tangganya.
Rendahnya tingkat pendidikan dan ketakwaan individu menjadi persoalan yang utama ditambah kehidupan yang sulit, hingga berdampak pada semakin beratnya beban ekonomi yang dipikul keluarga Muslim menjadi celah menuju kegagalan dalam membangun hubungan keluarga.
Maka tak heran banyak anak-anak dan remaja yang menjadi korban, generasi kian rusak dan kehilangan jati diri sebagai muslim, bahkan dengan menghilangkan nyawa anggota keluarganya sendiri.
Selain aspek internal, aspek eksternal dalam hal ini tatanan masyarakat yang rusak karena gaya hidup hedonis dan individualis. Kebahagiaan dan standar nilai di tengah masyarakat yang tendensius terhadap kapitalistik.
Belum lagi pengaruh media yang mudah diakses oleh seluruh kalangan dengan berbagai tontonan dan kontennya yang mengandung banyak kemafsadatan daripada kemaslahatan.
Semua problematika yang terjadi disebabkan oleh persoalan sistemik dari penerapan kebijakan sekuler kapitalistik. Barat dengan ideologi kapitalisme yang berasaskan sekularisme (pemisahan agama mutlak dijauhkan dari kehidupan) telah berhasil disuntikkan dan membius kaum muslim terutama perempuan yang harus diberdayakan guna menggerakkan roda ekonomi dunia.
Kaum feminis menghendaki kesetaraan gender akan tetapi faktanya malah menjauhkan perempuan dari fitrahnya sebagai ummun warobatul bait.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah melalui pengambilan kebijakan dalam rangka mengembalikan fungsi keluarga agar dapat memperbaiki generasi mulai dari program ketahanan keluarga, program keluarga berencana sampai dibuat RUU ketahanan keluarga. Alih-alih menjadi lebih baik, kehidupan keluarga Muslim dan masyarakat semakin terpuruk dan jauh dari ajaran Islam.
Dengan demikian perlu upaya agar ketahanan keluarga dapat terwujud dan harapan keluargaku surgaku mampu diraih.
Pertama, mulailah dengan memperbaiki hubungan relasi suami istri, bangun kembali keharmonisan keluarga dengan membangun ikatan emosional yang kuat, ketaatan dan ketakwaan suami istri diperlukan dalam rangka penguatan akidah dan penguatan kembali pondasi dasar pernikahan tersebut yakni akidah Islam. Suami istri harus paham betul akan qadha qodar, konsep rezeki, fiqih pernikahan serta hak dan kewajiban masing-masing.
Selanjutnya kemampuan dalam mengelola rumah tangga dan komunikasi juga diperlukan agar hubungan suami istri terjalin baik, supaya ketika terjadi konflik dapat segera terselesaikan. Suami maupun istri harus mampu me-manage keuangan dengan baik. Karena tujuan utama berkeluarga adalah sakinah mawadah warahmah. Inilah sejatinya yang ingin dicapai dalam rumah tangga.
Ketenangan, ketenteraman, serta saling ketergantungan dengan pasangan arti sesungguhnya dari sakinah. Rasa kasih sayang (mawadah) yang berdasarkan pada naluri melestarikan keturunan yang diatur dan sesuai syariat Islam. Warahmah yang berarti rasa cinta sayang yang didasari rasa kemanusiaan dan akhlak mulia.
Oleh karenanya, dalam upaya membangun kembali peradaban Islam dan wujud kebahagiaan serta kesejahteraan jelas hanya bisa diraih dalam keluarga yang menerapkan aturan Islam.
Suami istri akan bersama-sama berjuang dalam merealisasikan ketahanan keluarga. Keluarga yang terikat dengan syariah dalam menjalani bahtera rumah tangganya akan menjadi keluarga Muslim pembangun peradaban.[]
Comment