Sekularisme Kapitalis dan Matinya Naluri Keibuan

Opini89 Views

 

Penulis: Diana Nofalia, S.P. (Aktivis Muslimah)

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Fenomena kehidupan bermasyarakat semakin di luar dugaan. Bahkan naluri kemanusiaan seperti dihadapan pada nalar yang tak bisa diurai. Manusia bertindak liar dan tak bisa dikendalikan. Bayangkan, seorang ibu tega menyerahkan anak perempuannya untuk jadi santapan pria yang berhasrat buas seperti hewan.

Nasib pilu dialami seorang remaja perempuan di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dia dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E.

Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti sebagaimana ditulis kumparan mengatakan kepala sekolah dan ibu korban telah diamankan polisi. Kasus ini pertama kali dilaporkan ke polisi pada 26 Agustus lalu.

“Pelaku yang merupakan Kepala Sekolah Dasar, diamankan anggota Resmob Polres Sumenep pada hari Kamis tanggal 29 Agustus 2024 sekitar pukul 15.00 WIB, di Rumahnya, Desa Kalianget Timur,” kata Widiarti, Jum’at (30/8).

Widiarti menuturkan, kasus ini terungkap saat ayah korban mendapat informasi bahwa anaknya diantarkan ibunya ke rumah kepala sekolah. Di sana korban dicabuli kepala sekolah.

Dia menambahkan, ibu korban menyetujui pencabulan itu dengan alasan untuk ritual penyucian diri. Tak dijelaskan ritual apa yang mereka jalani.

Ibu yang seharusnya menjadi pendidik utama dan pertama justru melakukan kekejian luar biasa. Ini menunjukkan matinya naluri keibuan nyata adanya, dan menambah panjang deretan potret buram rusaknya pribadi ibu dan rusaknya masyarakat.

Fenomena ini menunjukkan adanya persoalan sistemis dan bukti kegagalan sistem yang diterapkan, khususnya sistem pendidikan. Pendidikan yang berdasarkan sistem sekularisme kapitalis memalingkan tujuan dasar sistem pendidikan itu sendiri. Akhlak tak jadi soal, pendidikan makin mahal.

Tujuan pendidikan pun akhirnya bermuara pada hasrat materialisme yang tidak mementingkan halal dan haram. Asalkan pekerjaan itu memiliki jabatan yang bagus dan mendapatkan materi yang banyak. Cara untuk mendapatkannya itu soal belakangan. Inilah potret pendidikan sekularisme-kapitalistik yang hanya mengedepankan kebahagiaan dunia semata.

Sistem sanksi pada saat ini seperti tidak ada pengaruh apapun. Kasus kejahatan makin meningkat dengan berbagai jenis ragamnya. Sistem peradilan yang tumpulnke atas dan tajam ke bawah sudah rahasia umum di tengah-tengah masyarakat. Siapa yang memiliki jabatan ataupun kekayaan seperti kebal hukum di negeri ini.

Bagaimana mungkin sistem peradilan seperti ini dapat menurunkan angka kejahatan dan bikin jera pelaku kriminal?

Islam menetapkan peran dan fungsi ibu, yaitu sebagai pendidik yang pertama dan utama. Pendidikan aqidah yang mendasar tentunya didapatkan dari orang tuanya, salah satunya adalah dari ibunya. Ibu juga berperan sebagai pelindung bagi anak terhadap terhadap hal-hal yang dapat mengancamnya.

Kesempurnaan sistem Islam tampak dari sistem pendidikan yang tujuan utamanya membentuk kepribadian islam. Islam menekankan bahwa ridho Allah dalam menjalani kehidupan adalah ada kunci utama kebahagiaan seorang manusia. Materi bukan segalanya, apalagi jika materi tersebut didapatkan dengan cara yang haram bukan yang halal.

Selain sistem pendidikan, Islam juga memiliki sistem sanksi yang mendukung terciptanya kenyamanan hidup bermasyarakat. Sistem sanksi tanpa tebang pilih, tegas dan membuat jera. Terkhusus untuk pelaku kejahatan seksual hukumannya adalah cambuk, penjara, diasingkan dibuang bahkan bisa dirajam sampai mati. Dengan sanksi yang tegas tersebut, pelaku kejahatan akan berfikir seribu kali sebelum berbuat.

Islam juga mewajibkan negara agar mampu menjaga fitrah ibu, dan anak juga manusia semuanya. Seorang perempuan dilindungi sedemikian rupa agar fitrah keibuannya terjaga. Perempuan dinafkahi dan tidak diwajibkan untuk bekerja di luar rumahnya karena tanggung jawabnya sudah begitu berat dalam mendidik anak-anak mereka dan mengurusi rumah dan suami.

Untuk hal itu, negara berperan penting dalam menyediakan lapangan kerja bagi penanggung jawab nafkah bagi suami ataupun ayah sebagai kepala rumah tangga.

Demikianlah sistem Islam menjaga kehidupan bermasyarakat. Sistem kehidupan yang dapat menjaga naluri kemanusiaan dan naluri keibuan. Wallahu a’lam.[]

Comment