Seketika, di Usia 25 Tahun Hal-Hal Ini Tak Lagi Sama di Matamu

Berita508 Views
Ilustrasi.[Foto Gege/radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Usia 25 tahun, bagi seorang perempuan adalah milestone baru dalam
kehidupannya. Usia perak ini, kita seakan diharuskan menancapkan patok
penentu langkah hidup dan masa depan kita.

Seiring
berjalannya waktu dan pengalaman hidup, apa yang kita pikirkan di hari
ini tak lagi sama dengan yang kita pikirkan lima tahun, dua tahun bahkan
setahun yang lalu. Jika dulu kita lebih memilih menghabiskan waktu di
malam minggu untuk pergi ke klub, sekarang rasanya ngopi-ngopi bareng
sahabat terdekat dan pulang sebelum portal perumahan di tutup, lebih
memuaskan dan menentramkan batin. Tak hanya itu …
  • Tak lagi bersikeras pada idealisme pekerjaan

    Setelah lulus, pengennya sih bekerja di perusahaan yang sesuai dengan passion.
    Tetapi semakin dijalani, akhirnya kita tahu mana yang akan memberikan
    kita kesempatan berkembang dan penghasilan yang rasional. Pada akhirnya,
    kita akan memilih yang mana mampu menghidupi kita. Sad, but true …
  • Mencintai tak lagi soal kesempurnaan fisik

    Segala
    standar fisik yang pernah digembar-gemborkan, akhirnya tak lagi penting
    saat kamu menyadari yang kamu butuhkan adalah orang yang mampu
    memberikan rasa aman dan nyaman dan mau membagi hidupnya denganmu.
  • Keluarga adalah prioritas yang sangat penting

    Di
    usia 25 ini kamu menyadari usia orang tua semakin menua. Kamu harus
    bisa mandiri agar tak membebani mereka di masa tuanya. Di hari Minggu
    pun, daripada pergi keluar bersama teman-teman, kamu lebih memilih di
    rumah untuk sekedar makan siang bersama ayah-ibumu.
  • Ternyata yang dikatakan Ayah-Ibu ada benarnya.

    Jika
    di masa remaja seringkali kamu bergesekan dengan orang tua, pada
    akhirnya sekarang kamu sadar apa yang dikatakan orang tuamu dahulu, ada
    benarnya. Tentang hidup, tentang masa depan. Tentang mengapa mereka
    mendidikmu sedemikian kerasnya, tentang bagaimana kamu harus berjuang,
    bukan untuk orang lain, melainkan untuk dirimu sendiri.
  • Punya uang bukan untuk dihabiskan sekarang


    tetapi kamu harus bersiap untuk masa depan. Suka nggak suka, kamu harus
    menyisihkan gajimu untuk ditabung. Karena kita semua takkan pernah tahu
    nasib kita besok atau lusa, apakah roda keberuntungan sedang berpihak
    pada kita atau justru mengantar kita jauh darinya. Mencari uang itu
    sulit, tapi begitu mudah menghamburkannya untuk sekali makan.
Menjadi
tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa itu pilihan. Meski kehidupan orang
dewasa penuh lika-liku, setiap orang harus menjalaninya. Inilah realita
yang harus dihadapi. Yakinlah kamu pasti bisa memenangkannya.[vem]

Comment