RADARINDONESIANEWS.COM, JUBA – Jalan-jalan ibukota Sudan
Selatan masih dilanda ketegangan pada Sabtu (9/7), bertepatan pada HUT
kemerdekaan kelima negara itu, setelah sejumlah pertempuran sengit pada
malamnya menewaskan sedikitnya 150 tentara.
Selatan masih dilanda ketegangan pada Sabtu (9/7), bertepatan pada HUT
kemerdekaan kelima negara itu, setelah sejumlah pertempuran sengit pada
malamnya menewaskan sedikitnya 150 tentara.
Kekerasan Jumat di negara termuda di dunia itu memberi pukulan keras
terhadap kesepakatan damai yang sedang dibangun oleh Presiden Salva Kiir
dan mantan wakilnya yang juga mantan pemimpin pemberontak, Riek Machar.
terhadap kesepakatan damai yang sedang dibangun oleh Presiden Salva Kiir
dan mantan wakilnya yang juga mantan pemimpin pemberontak, Riek Machar.
“Jumlah korban lebih 150 yang tewas,” kata Roman Nyarji, juru bicara
pemimpin pemberontak, dan menambahkan bahwa jumlah korban tewas tentara
di kedua pihak mungkin akan meningkat lebih karena dua unit pengawal
presiden semua terlibat dalam baku tembak.
pemimpin pemberontak, dan menambahkan bahwa jumlah korban tewas tentara
di kedua pihak mungkin akan meningkat lebih karena dua unit pengawal
presiden semua terlibat dalam baku tembak.
Penembakan itu dimulai ketika Kiir dan Machar bertemu di Istana
Presiden dan awalnya yang terlibat bentrokan adalah pengawal
masing-masing pemimpin.
Presiden dan awalnya yang terlibat bentrokan adalah pengawal
masing-masing pemimpin.
Kiir dan Machar menggambarkan kekerasan Jumat itu “disayangkan”, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Hingga Sabtu, kondisi ibukota tegang dengan kehadiran keamanan
bersenjata berat dan terlihat hanya beberapa warga sipil di jalanan.
bersenjata berat dan terlihat hanya beberapa warga sipil di jalanan.
Sementara itu, pemerintah asing memperingatkan warga negaranya untuk
meninggalkan negara itu jika memungkinkan, atau tinggal di dalam rumah.
(Mina)
meninggalkan negara itu jika memungkinkan, atau tinggal di dalam rumah.
(Mina)
Comment