Sarifa Yunita: Kenakalan Remaja Meningkat, Salah Siapa?

Opini614 Views

RADARINDONESIANEWS. COM, JAKARTA – Sebuah video menghebohkan warganet pasalnya dua siswi SMP di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim sedang berkelahi.

Seperti dikutip tribunkaltim.com, salah satu di antara pelajar tersebut masih memakai seragam olahraga sekolah warna biru muda, salah satu SMP di PPU. Keduanya berkelahi dan melontarkan kata kasar dan vulgar. Peristiwa ini terjadi Jumat (3/1) ditengarai karena perebutan kekasih.

Bukan kali ini saja percekcokan yang melibatkan pelajar di Penajam, calon ibukota negara ini, bahkan tak jarang berujung maut ini terjadi.

Sebut saja kejadian pelajar SMK di Penajam yang terlibat duel (24/4/2016) satu tewas. Ap (17) dan Su (17), terlibat duel. Ap akhirnya meregang nyawa (merdeka.com) atau kejadian duel yang dilansir laman liputan6.com.

Seorang pelajar SMK di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menikam temannya sendiri hanya karena suara sepeda motornya terlalu berisik. (12/10/2019).

Belum lagi kasus-kasus kriminal lainnya seperti pemerkosaan, narkoba, Lgbt dan pornografi yang kini mengalami peningkatan signifikan.

Anak tak hanya menjadi pelaku kriminal namun juga menjadi korban.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menyatakan, kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur hingga Mei 2019 tercatat sebanyak 16 kasus, lebih tinggi dibanding sepanjang 2018 dan 2017.

Dan untuk Kalimantan Timur sendiri berdasarkan data Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, ratusan kasus terjadi setiap tahunnya.

Misalnya pada 2016 kasus kekerasan seksual terhadap anak berjumlah 130, lalu meningkat pada 2017 menjadi 242. Kasus kekerasan seksual terhadap anak sempat menurun pada 2018 menjadi 154. Sementara untuk di Kota Tepian sudah terjadi 24 kasus kekerasan seksual terhadap anak. Sedang kepala BNN Provinsi Kalimantan Timur Brigjen Pol Raja Haryono menyatakan untuk Kalimantan Timur, Kaltim rangking ketiga penyalahgunaan narkotika terbanyak, dari 34 provinsi.

Siapa yang patut disalahkan? Aapakah kurangnya pengawasan orang tua, pihak sekolah, dinas pendidikan, tontonan yang menjadi tuntutan anak, kemajuan teknologi sehingga mampu mengakses beragam informasi atau lingkungan yang tak ramah anak? Atau tidak adanya efek jera bagi pelaku?

Ada beberapa faktor terjadinya kenakalan remaja

Pertama
Kehilangan jati diri
Kehilangan jati diri tak terkecuali yang terjadi pada remaja muslim saat ini, barat dan halyu korea menjadi kiblat bagi remaja yang sarat dengan kehidupan hedonis, liberal dan serba bebas.

Kedua
Kurangnya pengawasan, kontrol dan pengasuhan orang tua terhadap anak,
Di sebabkan beberapa faktor seperti kesibukan, kemiskinan, perceraian dan kelalaian orang tua itu sendiri.

Kapitalisme telah menyebabkan beban hidup setiap keluarga terus mencekik. Keluarga pun harus memutar otak mencari penghidupan.

Dengan dalih mencapai penghidupan yang layak inilah, ayah dan ibu sibuk bekerja siang dan malam. Akibatnya, anak pun terabaikan. Padahal di perlukan pembekalan sejak dini dan mengajarkan anak dengan baik adalah kunci membentuk generasi yang berkualitas.

Islam mengajarkan kita menjaga diri dan keluarga dari api neraka sebagaimana firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;…” (Qs.At-Tahrim 6).

Orang tua dan keluarga menentukan kualitas generasi remaja dan menjadi madrasah pertama yang mengajarkan aqidah Islam juga nilai – nilai akhlak karimah sebagai benteng anak.

Ketiga
Lemahnya kontrol masyarakat
Anak ketika bermasalah di rumah maka mencari pelarian di luar rumah. Jadi
lingkungan masyarakat memiliki andil besar dalam membentuk karakter yang baik yang mampu mentransfer nilai – nilai luhur kepada warganya.

Hal ini berkorelasi dengan sistem yang diterapkan dalam tatanan masyarakat. Namun saat ini sistem demokrasi kapitalisme menjadi pengatur dalam kehidupan sehingga menyebabkan manusia bebas berekspresi sehingga manusia cenderung membuat aturan sendiri dan melakukan segala sesuatu berdasarkan nafsunya. Anak terwarnai dengan rusaknya tatanan masyarakat.

Keempat
Lemahnya peranan negara. Saat ini negara belum melakukan upaya komprehensif menyelesaikan persoalan kriminalitas remaja.

Dengan dalih globalisasi pemerintah membuka kran budaya hedonis Barat dan invasi budaya lainnya. Negara saat ini abai dalam sistem pendidikan yang tak mampu membentuk karakter anak yang hanya unggul dalam bidang akademik saja namun krisis moral, tugas negara khususnya dalam bidang pendidikan adalah bagaimana menginternalisasi aqidah Islam secara menyeluruh dalam diri remaja, sehingga terbentuk pola pikir dan pola sikap yang islami.

\Sebenarnya Pemerintah saat ini telah menetapkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa serta berkembangnya potensi diri secara optimal. Namun melihat realita yang ada tujuan tersebut sangat klise, malah angka kenakalan remaja bak bola salju kian membesar.

Lebih dari itu, negara juga wajib mengontrol dan menindak tegas hal-hal yang bisa merusak generasi, terutama media yang memberi pengaruh buruk dalam pendidikan dan pembinaan anak. Negera sebagai perisai bagi masyarakatnya termasuk anak seperti hadist Rasulullah
“Sesungguhnya seorang imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung, maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggungjawab atasnya)“ (HR. al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad).”

Makna imam di sini adalah kepala negara, maka dari itu kepala negara seharusnya menjadi tameng bagi rakyatnya namun peran seperti ini tentu tidak akan terwujud dalam tatanan sistem yang kapitalis sekularisme yang asasnya adalah pemisahkan agama dari kehidupan, agama hanya di pakai di dalam ranah individu saja.

Sedang adalah problem solving dalam permasalahan kriminalitas remaja ini. Karena islam adalah sebuah ideologi yang memiliki cara untuk mengatur kehidupan
Dan hanya negara yang menerapkan Islam secara kaffah-lah yang mampu melaksanakan peran strategis ini.[]

*Ibu rumah tangga, tinggal di Kaltim

Comment