Sambut Hari Pendidikan Nasional, Ini Harapan NU Circle

Pendidikan474 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Dalam kaitan Hari Pendidikan Nasional 2021, Ketua Umum NU CIRCLE Gatot Prio Utomo berharap terwujudnya mandat para pendiri bangsa dan masyayih dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan akhlak mulia.

Hal ini dikatakan Gatot melalui Siaran persnya kepada Radar Indonesia News, Ahad (2/5/2021).

NU CIRCLE merupakan wadah profesional dari kalangan santri memiliki tugas mengemban misi besar dalam pendidikan yaitu melaksanakan Trimatra Pendidikan Dasar: Etika Logika dan Kebangsaan.

Sebagai Masyarakat Profesional Santri, lanjut Gus PU,  NU CIRCLE diharapkan dapat mewujudkan Trimatra kebangkitan kaum santri dan para profesional sebagai kebangkitan keummatan: nahdlatul ummah almusyarakiyah.

Ketua Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan NU CIRCLE, Bambang Pharmasetiawan mengatakan, NU CIRCLE akan mengawal terus kebijakan-kebijakan pendidikan agar sesuai dengan nalar publik yang baik dan benar. Kebijakan publik harus sesuai dengan nalar publik.

Untuk itulah dia mengingatkan pekerjaan rumah Kemendikbud (saat ini menjadi Kemendikbudristek) masih sangat banyak.

Sebagai contoh, tambah Bambang, PP57 yang baru keluar dan menimbulkan kegaduhan soal hilangnya Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia dari pendidikan tinggi itu baru merupakan puncak dari gunung es permasalahan yang ada.

Buktinya, lanjut Bambang lagi, ketika NU CIRCLE bekerja sama dengan Vox Point Indonesia dalam acara membedah permasalahan PP57 dengan mengundang politisi anggota komisi X DPR RI, pengurus PB PGRI, seorang Guru Besar UPI Bandung baru bau ini,  terkuak banyak permasalahan dalam PP ini.

Bambang melihat bahwa permasalahan dalam Peta Jalan Pendidikan pun belum kunjung usai dan selesai. Dia berharap bahwa dalam penyusunan peta jalan ini semua pihak dilibatkan dan didengarkan pendapatnya.

“Karena ini bukan saja berurusan dengan guru dan murid, tapi menentukan masa depan bangsa Indonesia nanti. Landasan pendidikan sebagai alat perjuangan seperti diterapkan sejak Ki Hadjar Dewantara sudah selayaknya terus dipertahankan.” Tegas Bambang.

Modernisasi menurutnya,  sudah seharusnya, tapi bukan memarginalkan  keterlibatan rakyat kecil sebagai komunitas pendukung di seputar sekolah.

Bambang mencontohkan, untuk aplikasi Market Place BOS misalnya, sejatinya  harus diingat wawasan pendidikan bukan masa depan semata tapi juga berwawasan sejarah dan kebudayaan.

Mengenai banyaknya keinginan adanya Omnibuslaw bidang Pendidikan, sebenarnya kata Bambang, NU CIRCLE sudah mendukung sejak lama dan bahkan ikut bergabung dan terlibat ketika Pontjo Sutowo dari FKPPI-Aliansi Kebangsaan-Suluh Nuswantara Bakti bersama kolega, NU CIRCLE dengan diserahkannya naskah akademik Sistem Kebudayaan dan Pendidikan Nasional ke komisi X DPR RI tanggal 6 Juli 2020 Yang hanya perlu penyempurnaan saja.

Menambahkan pernyataan Gus PU, Ahmad Rizali Waketum III/Koordinator Bidang Pendidikan dan SDM NU CIRCLE mengatakan, etika membuat kehidupan kemanusiaan semakin adil dan beradab. Membangun etika dimulai dari mengenalkan Islam yang rahmatan lil alamin.

“Logika adalah fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Gusti Allah SWT yang paripurna. Akal pikiran inilah salah satu pembeda utama manusia dengan al hayawan dan makhluk Allah lainnya. Pendidikan logika dimulai dengan pembelajaran literasi numerasi secara bernalar, kontekstual, sederhana dan mendasar melalui Gernas Tastaka.” Ujarnya.

Kebangsaan, tambahnya, adalah cinta tanah air bangsa dan negara. NU CIRCLE mengusung kebangsaan sebagai nilai-nilai kenusantaraan yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945.

Di ujung siaran persnya,  Kepala Bidang Pendidikan NU CIRCLE, Sururi Aziz mengatakan bahwa pendidikan sejatinya untuk pembentukan dan pengembangan watak, bukan otak. Mereka yang berpendidikan harus menjadikan kehidupan ini lebih baik. Orang berpendidikan akan berperilaku baik, apa yang dibicarakan adalah untuk kebaikan karena sistem berpikirnya terdidik baik.

“Dalam proses pendidikan, peserta didik harus dapat mengeksplorasi perilaku baiknya dan guru hanya mengarahkan pada kebaikan yang hakiki.” Imbuh Sururi.[]

Comment