Penulis: Irahwati Murni S.Pd | Mahasiswi Pasca Sarjana Universitas An Nur, Pemerhati Kebijakan Publik
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Awal tahun 2024 disambut dengan tabrakan adu kepala Kereta Commuterline Bandung Raya dengan Kereta Api (KA) Turangga pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB. Kecelakaan terjadi di jalur tunggal (single track) km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur dengan Stasiun Cicalengka. Kejadian ini mengingatkan pada Tragedi Bintaro, 19 Oktober 1987 dimana tabrakan juga terjadi adu kepala kereta dalam kecepatan tinggi yaitu antara KA 220 Patas Merak dan KA lokal 225.
Ironisnya peristiwa ini turut disorot media asing seperti AFP dan media Hong Kong, BNN Breaking. Tagline berita mereka “Penyebab Kecelakaan Kereta Api di Indonesia akibat Infrastruktur yang Sudah Menua”. (CNBC Indonesia, 5/1/24)
Peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah selaku penyedia dan penjamin berbagai transportasi bagi rakyat. Jangan sampai menelan korban jiwa karena kejadian yang sama. Jaringan kereta api yang sistem dan peralatannya ketinggalan jaman harus segera di up-grade.
Kebutuhan akan infrastruktur perkeretaapian yang modern, aman, dan efisien menjadi prioritas utama, buka mendahulukan proyek yang tidak memiliki urgensi dan sarat untuk kepentingan oligarki.[]
Comment