Ruang Temu Wamen Club Bahas Peran Strategis Perempuan dalam Pembangunan Bangsa

Nasional68 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA  — Diskusi bertajuk Ruang Temu Wamen Club digelar di Villa Mediapura, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (14/4)25).

Acara ini menjadi ruang dialog hangat dan reflektif yang mempertemukan tiga wakil menteri perempuan inspiratif: Veronica Tan (Wakil Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak), Dzulfikar Ahmad Tawalla (Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia), dan Ni Luh Puspa (Wakil Menteri Pariwisata).

Diskusi tersebut membahas peran perempuan dalam pembangunan nasional, tantangan struktural yang dihadapi, serta pentingnya penghapusan stigma terhadap perempuan dalam berbagai sektor kehidupan.

“Multitasking bukan hanya milik laki-laki. Perempuan justru lebih banyak berperan di berbagai lini—dari mengurus keluarga, manajemen rumah tangga, hingga terlibat aktif dalam dunia kerja. Daya tahan perempuan luar biasa kuat,” ujar Veronica Tan dalam paparannya.

Wamen Veronica juga menyoroti pentingnya keterwakilan perempuan dalam struktur kelembagaan dan politik, yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah bersama. “Kita masih sering melihat caleg perempuan hanya dipilih karena hubungan keluarga dengan pimpinan partai. Pemenuhan kuota 30% perempuan menjadi tantangan tersendiri dalam pemilu,” tambahnya.

Sementara itu, Wamen Dzulfikar mengangkat persoalan perlindungan pekerja migran perempuan yang kerap menjadi korban ketidakadilan dan kurangnya sistem pendukung. Ia menekankan bahwa negara harus hadir secara konkret dalam memastikan hak-hak mereka terlindungi.

Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Pariwisata, menyoroti kontribusi besar perempuan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “Lebih dari 50% pelaku di sektor pariwisata adalah perempuan—baik di bidang hospitality, UMKM, maupun pengelolaan destinasi wisata. Di NTT, misalnya, ibu-ibu terbukti berhasil melestarikan hutan bambu dan menciptakan nilai ekonomi baru,” jelasnya.

Acara ini tak hanya menyuarakan isu-isu gender, tapi juga menjadi ruang pemberdayaan, refleksi, dan pembelajaran. Ketiga tokoh perempuan ini sepakat bahwa stigma dan batasan terhadap perempuan harus dilawan dengan keberanian, dukungan sistem, serta kesadaran kolektif bahwa perempuan bisa dan pantas berada di posisi strategis.

“Perempuan tidak hanya punya cita-cita. Perempuan punya kemampuan, punya hak, dan pantas untuk mencapai puncak,” tegas Veronica Tan menutup sesi diskusi.[]

Comment