Riski Nanda*: Tgk Chik Awe Geutah Sebagai Pusat Peradaban Melawan Belanda

Berita884 Views
Riski Nanda

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Aceh sebuah daerah provinsi yang dipenuhi ragam sejarah yang melingkupi. Tahun demi tahun berlalu dengan peristiwa pedih dan duka terjadi di Aceh. Kini segala tragedi yang terjadi pada masa lalu menjadi sejarah di masa sekarang.

Terdapat pula situs sejarah yang tidak dapat dilupakan, yaitu Tgk Chik Awe Geutah. Nama aslinya Abdurrahman Bawarith AL Asyi. Beliau adalah anak Syeikh Jamaluddin Al Bawarith yang bertempatdi daerah Matang, Kecamatan Peusangan. Tgk Chik Awe Geutah bukan nama aslinya tetapi kerap dipanggil demikian oleh masyarakat dikarenakan telah lama menduduki kampung Awe Geutah dan menjadi tokoh utama bagi masyarakat kampung Awe Geutah.

Beliau berasal dari Zabid(Yaman). Ketika itu 7 ulama dari Yaman diutus ke daerah Aceh untuk menyebarkan Islam. Tgk Chik Awe Geutah memilih untuk tinggal di Peusanga sementara ulama lainnya memilih daerah lain. Tgk Chik Awe g
Geutah pernah berguru kepada seorang ulama besar di Zabid(Yaman) yaitu Asy-Syaikh Al Qudwad Ali bin Zain Al-mizjajiy Az-zabidiy.  Setelah beliau wafat dan dimakamkan Di Awe Geutah, yang kini menjadi objek sejarah.

Perjuangan beliau menyebarkan agama Islam sangat dikagumi masyarakat dan santri. Beliau seorang ulama yang sangat bijaksana dan cerdas, beliau tidak putus menyiarkan agam islam ke seluruh umat.

Kini, kediaman beliau tersebut menjadi tempat bersejarah. Sampai saat ini rumah Tgk Chik Awe Geutah diduduki oleh keturunanya. Rumah yang sangat kokoh berusia 600 tahun. Itulah rumah Aceh asli dan sampai saat ini  masih berdiri tegak dengan ukiran bunga yang sangat unik penuh warna warni yang diletakan di dinding rumah. Pondasi rumah sangat kuat, terbuat dari kayu rotan yang sangat langka ditemukan saat ini.

Sejarah menceritakan tentang rencana bangsa Belanda yang ingin menhancurkan bangsa Aceh. Salah satunya adalah kediaman Tgk Vhik Awe Geutah. Mereka membakar rumah Tgk Chik Awe Geutah. Untungnya molonial Blanda tidak berhasil membakar rumah tersebut. Merekan pun heran  dan mencari cara lain agar bisa memusnahkan rumah itu.

Di kemudian hari bangsa Belanda berhasil melawan rakyat Aceh di Awe Geutah. Mereka si pe jajah itu gembira di atas penderitaan rakyat Aceh. Bangsa Belanda megambil anak pintu utama yang ada di rumah Tgk Chik Awe Geutah.
Konon,  itu tanda keberhasilan mereka melawan Aceh dan anak pintu tersebut di bawa pulang untuk menjadi bukti. Kini pintu tersebut telah dibuat kembali oleh anak cucunya.

Kediaman Tgk Chik Awe Geutah menjadi kenangan sebagai seorang ulama yang keramat dan tokoh utama umat Islam di aceh Biruen.[]

*Mahasiswi  UIN Aar-Raniry,  Banda Aceh, Fakultas Adab dan humaniora

Comment