RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Virus corona saat ini sedang mewabah di hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Beberapa negara sudah mengambil kebijakan lockdown, hanya saja Indonesia belum, sekalipun korban positif Covid-19 semakin meningkat.
Jumlah korban positif covid-19 pada tanggal 9 April mencapai 3.293 korban meninggal 280 orang. (Kompas.com, 9/4/2020). Korban tersebut dipastikan terus bertambah.
Karena kebijakan lockdown tidak kunjung dilakukan oleh pemerintah, banyak daerah di Indonesia yang mengambil kebijakan sendiri untuk melindungi daerah dan warganya.
Ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat tidak menjadikan persoalan wabah Covid-19 dengan sangat serius. Di samping itu tampaknya pemerintah enggan memenuhi kebutuhan masyarakat jika kebijakan lockdown diambil. Padahal SDA Indonesia berlimpah.
Persoalan ekonomi menjadi hal dasar yang dihadapi. Negara tidak mampu membiayai kebutuhan masyarakat jika lockdown dilakukan. Ini jelas terlihat bahwa negara tidak bersungguh sungguh terhadap masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pada awalnya pemerintah berwacana tentang kebijakan darurat sipil lalu menggantinya dengan darurat kesehatan dan menerapkan physical distancing lalu PSBB.
Lagi-lagi kebijakan yang diambil oleh pemerintah menunjukkan betapa tidak seiusnya pemerintah dalam menangani wabah Covid-19 ini.
Islam punya solusi terhadap wabah penyakit
Islam memandang kepemimpinan sebagai amanah yang harus dijalankan dengan konsekuensinya surga dan neraka. Oleh karenanya pemimpin harus bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Ibarat pemgembala terhadap gembalaanya yang harus senantiasa memenuhi setiap kebutuhannya, menjaga serta memberi rasa aman.
Inilah yang pernah dilakukan oleh pemimpin Islam dulu pada masa khilafah Islam yang pernah berkuasa berabad-abad lamanya. Sistem Islam betul-betul menempatkan amanah kepemimpinan selaras dengan misi pencipta manusia, yakni mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.
Misi ini terealisasi dalam semua aturan kehidupan, termasuk ekonomi yang mensejahterakan. Sistem ekonomi Islam menjadikan negara punya otoritas penuh terhadap sumber daya alam. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah Saw “Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara: air, api, dan padang gembalaan” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Islam memandang bahwa terdapat tiga kepemilikan yaitu kepemilikan individu, kepemilikan, umum, dan kepemilikan negara. Berkaitan dengan SDA negara hanya berperan untuk mengelola dan hasilnya diberikan untuk memenuhi kebutuhan umat. Baik kebutuhan sandang pangan dan papan, serta keamanan.
Jika negera berkuasa atas semua sumber daya alam, maka akan mudah memenuhi semua kebutuhan masyarakat bukan malah dibagikan kepada asing.
Dengan demikian, negara mudah mewujudkan segala kebutuhan masyarakat baik kebutuhan yang bersifat individual maupun publik bagi masyarakat, begitu juga negara akan mampu mengatasi berbagai permasalahannya termasuk menangani wabah dengan kebijakan tepat dan komprehensif tanpa harus tergantung pada negara lain. Sehingga lockdown akan mudah dilakukan.
Sehingga masyarakat aman terhadap wabah, terkendali kebutuhannya, petugas medispun akan bekerja dengan tenang karena terpenuhinya kebutuhan medis dengan fasilitas yang sangat memadai serta insentif yang sangat layak sesuai dengan pengorbanannya.Wallahu a’lam bishawab.[]
Comment