Rencana Israel Usai Bunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Terungkap

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dibunuh pasukan Israel di Gaza pada Kamis (17/10) waktu setempat.

Sinwar disebut sebagai dalang serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza dan wilayah Timur Tengah lainnya sampai sekarang.

Dengan begitu, tewasnya Sinwar merupakan kemenangan besar bagi Israel. Namun, para pemimpin Israel juga berusaha untuk mendapatkan keuntungan strategis yang melampaui kemenangan militer.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (19/10/2024), para pemimpin Israel berencana membentuk kembali lanskap regional yang menguntungkan Israel dan melindungi perbatasannya dari serangan di masa depan, kata sumber yang mengetahui pemikiran mereka.
Jelang pemilu AS, Israel bergegas memberikan dampak maksimal terhadap Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Mereka ingin memanfaatkan momen ini untuk membentuk zona penyangga de facto sebelum presiden baru AS mulai menjabat pada Januari mendatang, menurut 8 sumber kepada Reuters.

Dengan memperluas operasi militernya melawan Hizbullah dan Hamas, Israel ingin memastikan musuh-musuhnya dan pelindung utama mereka, Iran, tidak berkumpul kembali dan mengancam Israel, menurut diplomat Barat, pejabat Lebanon dan Israel, serta sumber regional lainnya.

Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan menggunakan pembunuhan Sinwar untuk menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menghentikan perang di Gaza.

Namun pemimpin Israel kemungkinan akan memilih menunggu sampai akhir masa jabatan Biden dan melihat dinamika selanjutnya pada pemerintahan kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris, atau saingannya dari Partai Republik Donald Trump, yang memiliki hubungan dekat dengan Netanyahu.

Sebelum mempertimbangkan perjanjian gencatan senjata apa pun, Israel mempercepat kampanye militernya untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan utara sambil menyerbu kamp pengungsi Jabalia yang padat di Gaza.

Mereka juga merencanakan respons terhadap serangan rudal balistik yang dilakukan Iran pada 1 Oktober, yang merupakan serangan langsung kedua terhadap Israel dalam enam bulan.

“Kali ini Israel berperang melawan banyak kelompok. Hamas, Hizbullah, dan juga Iran,” kata David Schenker, mantan asisten menteri luar negeri AS yang kini menjadi peneliti senior di lembaga think tank Washington Institute.

Netanyahu mengatakan kematian Sinwar telah “menyelesaikan masalah”. Namun, ia memperingatkan bahwa perang Gaza akan berlanjut dengan kekuatan penuh sampai sandera Israel dikembalikan.[]

Comment