Penulis: Adhes Satria |Kolomnis, Anggota PJMI
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Terkait tayangan video negatif, tentang perilaku sejumlah remaja putri yang mengejek anak Palestina pada menu yang mereka santap. Sungguh ini prilaku yang sangat memilukan dan memalukan. Terlebih mereka adalah pelajar yang masih duduk di bangku sekolah.
Ini bukan soal remaja muslim atau bukan muslim, kenakalan itu bisa terjadi pada siapa saja. Terlepas dari agamanya apa. Ini adalah soal rasa kemanusiaan yang hilang.
Dari perilaku remaja yang mereka pertontonkan, inilah bukti generasi yang tak punya rasa kemanusiaan, tidak peka pada lingkungan, tidak update dengan informasi, atau tidak mau tahu dengan segala keadaan di sekitarnya, yang jauh maupun dekat.
Bila saja, ada di antara keluarga mereka yang menderita dan mendapat musibah dan tragedi yang mengerikan, apakah mereka tetap tak bereaksi atau merasakan kesedihan yang mendalam. Apakah mereka menghendaki rasa empati dan simpati orang lain, atau biasa biasa saja?
Apakah kita akan membiarkan anak anak kita, adik adik kita, keluarga dan lapisan masyarakat kita, menjadi pribadi psikopat, ganas, bejat, biadab, dan tak manusiawi? Tentu tidak kan?
Boleh dibilang, usia SMP adalah usia di mana seorang remaja menurut orang Betawi, sedang bader, bangor, dan nakal nakalnya. Remaja seusia itu memang sedang dan terus mencari jati dirinya. Mereka suka melawan arus, berontak, cari perhatian. Bahkan merasa hebat dan jago karena diberi hukuman. Sepertinya, perlu hukuman yang lebih berkesan dan bisa membuatnya jera.
Anak ABG saat ini yang katanya disebut generasi Alpha atau generasi sebelumnya yang dikenal dengan generasi milinial, pada hakekatnya sama saja. Tergantung siapa teman dan siapa yang mempengaruhinya. Semua remaja yang sedang tumbuh, memang belum sepenuhnya bisa membedakan baik-buruk dan antas – tidak pantas.
Di sekolah, bisa saja memperlihatkan kesantunan di depan guru dan kelasnya. Meski ada juga yang kurang ajar kepada guru dan lingkungannya.
Terlebih mereka yang jauh dari pengawasan orang tua, menjadi bebas sepulang sekolah, lalu bergumul bersama kawan kawan yang belum bisa mengendalikan diri. Entah itu mulutnya, sikap dan perilakunya.
Di antara mereka mulai melakukan pelanggaran, melawan aturan, dan punya kebiasaan buruk, disadari maupun tak disadari.
Mereka bisa cuek dan masa bodoh dengan lingkungan sekitar, tak peka dengan penderitaan orang lain, dan suka mencari sensasi, bahkan keributan. Sementara tak ada yang mengingatkan dan memberi efek jera.
Itulah sebabnya pengawasan masyarakat menjadi penting, sekolah dan orang tua bukan satu satunya pengendali kenakalan remaja. Saat ini NETIZEN, bisa menjadi ampuh dan jitu dalam upaya memberi pengawasan yang sangat efektif.
Seperti kita ketahui, netizen yang positif, kerap memberi hukuman dan efek jera dan sanksi sosial kepada remaja yang berbuat asusila dan pelanggaran hukum maupun moral.
Dalam memberi edukasi moral dan hukum pada remaja, jangan disanggah atas nama hak asasi dan perlindungan terhadap anak, dengan membawa isu kekerasan pada anak.
Tidak begitu. Hukum dan pendidikan hukum harus ditanamkan sejak dini, agar tidak melakukan pelanggaran hukum itu sendiri. Anak yang salah tetap harus dihukum dan yang melakukan perundungan, bully dan mengejek sekalipun tetap harus diingatkan dan diberi pelajaran agar pendidikan di sekolah dan madrasah tak menjadi sia sia.
Kecerdasan intelektual, emotional, dan spritual harus sejalan dan bersanding. Nilai nilai itu harus mencakup seluruh aspek, baik dalam pergaulan mau pun tatanan hidup masyarakat.
Jika tatanan hidup masyarakat bobrok, maka bobroklah semuanya. Inilah yang menjadi ukuran individu dan keluarga itu baik atau buruk.
Tahukah? Jika kebiasaan buruk, prilaku psikopat, impulsif (meledak ledak amarahnya) dan sikap brutal remaja dibiarkan terus menerus, tanpa ada penanganan dan tindakan hukum, serta sanksi sosial dan moral, maka dipastikan akan menjadi hal yang biasa, tanpa rasa bersalah dan berdosa, berbuat asusila, mengejek, memukul, membantai, memakan darah dan bangkai sambil tersenyum.
Inikah generasi yang kita harapkan dan dibanggakan?[]
Comment