Refleksi Hari Kesehatan Dunia, Kesehatan Masyarakat Sudahkah Terjamin?

Opini229 Views

 

Penulis: Ummu Balqis | Ibu Pembelajar

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Hidup sehat merupakan impian semua manusia. Dalam hal ini, negara berkewajiban untuk menjamin kesehatan warganegaranya. Meskipun berbagaimacam upaya telah dilakukan, akan tetapi kesehatan rakyat belum sepenuhnya terjamin. Banyak warga yang masih sulit mendapatkan akses kesehatan khususnya karena faktor biaya.

Perhatian dunia terhadap kesehatan masyarakat tampak dengan ditetapkannya “Hari Kesehatan Dunia”. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan sangat penting.

Sebagaimana dilansir dari antaranews.com (07/04/2024), Tanggal 7 April 2024 diperingati sebagai “World Health Day” atau Hari Kesehatan Sedunia. Ini ditetapkan sejak WHO berdiri di tahun 1948. Tema Hari Kesehatan sedunia tahun ini adalah ‘My health, my right’ (kesehatan kita adalah hak kita).

Meskipun kesehatan menjadi hak masyarakat, akan tetapi tetap saja masih banyak yang tidak dapat menikmati jaminan kesehatan sebagaimana mestinya.

Pelayanan kesehatan tergantung dari biaya yang dikeluarkan. Bagi yang memiliki uang banyak, maka sudah pasti akan mendapatkan pelayanan istimewa. Sebaliknya, rakyat miskin mendapatkan pelayanan ala kadarnya. Hai ini tersebab, sistem kapitalisme kerap menjadikan kesehatan sebagai ajang bisnis.

Adapun program BPJS yang di berlakukan di negeri ini juga masih belum sesuai harapan. Masyarakat masih merasakan layanan BPJS yang kurang berkualitas dan tidak optimal. Selain itu BPJS juga tidak menanggung semua jenis pelayanan kesehatan. Walhasil, pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung BPJS, mau tidak mau harus ditanggung sendiri.

Oleh karena itu, kampanye hari kesehatan hanya aktivitas seremonial, karena sejatinya masyarakat masih belum mendapatkan haknya sesuai harapan. Tingginya angka busung lapar, gizi buruk, stunting dll. membuktikan bahwa kondisi kesehatan rakyat sangatlah buruk. Alasan paling banyak karena faktor ekonomi.

Dengan demikian, tidaklah cukup hanya dengan slogan “kesehatan kita adalah hak kita”, sementara sistem yang diberlakukan cenderung mencegah rakyat untuk menikmati kesehatan, khususnya rakyat miskin. Jaminan kesehatan hanya dirasakan oleh orang kaya saja karena mereka sanggup untuk membayar biaya yang mahal. Maka tak heran muncul pernyataan “orang miskin dilarang sakit”.

Demikianlah gambaran jaminan kesehatan dalam sistem kapitalis. Sementara Islam memiliki sistem kesehatan yang khas yang berbeda dengan sistem kapitalis. Islam menjamin kesehatan bagi seluruh warga negaranya, baik muslim maupun non muslim.

Dalam Islam, kesehatan sangat diperhatikan. Islam tidak akan menjadikan kesehatan sebagai ajang bisnis seperti saat ini. Islam memudahkan masyarakat dengan membangun fasilitas dan sarana kesehatan di seluruh penjuru negeri. Islam juga menyederhanakan sistem administrasi sehingga mempermudah proses pengobatan.

Tidak hanya itu, Islam menyediakan layanan kesehatan dengan harga murah bahkan gratis. Karena dalam Islam, kesehatan adalah nomor satu. Pemimpin Islam akan melakukan berbagai upaya agar rakyatnya benar-benar mendapatkan jaminan kesehatan.

Sebagai contoh, Saifuddin Qalawun (673 H/1284 M), salah seorang penguasa di zaman Abbasiyah, mewakafkan hartanya untuk memenuhi biaya tahunan rumah sakit, yang didirikan di Kairo, yaitu rumah sakit al-Manshuri al-Kabir.

Masih banyak rumah sakit lain yang pernah dibangun pada masa kejayaan Islam. Rumah sakit (Bimaristan) yang termasyhur dalam sejarah Islam adalah Bimaristan An Nuri di kota Damaskus. Bimaristan ini didirikan oleh Nuruddin Zanki, penguasa Dinasti Zankiyah yang bertahta antara tahun 1146 M / 541 H hingga 1174 M / 569 H.

Banyak sekali pasien yang enggan pulang setelah menerima pelayanan yang sangat istimewa. Semua diberikan secara gratis. Bahkan dikisahkan ada yang berpura-pura sakit agar menjadi pasien di rumah sakit tersebut. Meskipun dokter mengetahui bahwa pasien berpura-pura sakit, akan tetapi tetap diterima untuk dirawat selama tiga hari.

Dalam Islam, pelayanan kesehatan tidak pandang bulu antara si miskin dan si kaya, semua diberlakukan sama karena mereka manusia. Semua kalangan akan dilayani dengan baik, ramah dan penuh kasih sayang. Bahkan pasien yang keluar dari rumah sakit diberikan pakaian dan uang saku sampai dia benar-benar pulih dan bisa kembali bekerja.

Demikianlah sejarah kegemilangan Islam. Kesehatan rakyat benar-benar terjamin. Ini semua bisa diwujudkan apabila kita kembali pada Islam. Menerapkan semua perintah Allah dalam semua aspek kehidupan. Wallahu ‘alam.[]

Comment