Rasulullah SAW Punya Cara Indah Sejukkan Hati Istri Tercinta

Berita516 Views
Ilustrasi. | Foto: copyright shutterstock.com
RADARINDOESIANEWS.COM, JAKARTA – Betapa banyak orang yang terbayang indahnya pernikahan. Mereka
berangan jika setiap pagi ada yang menyiapkan makanan, jika lelah ada
yang memijat, atau jika baju kotor ada yang mencuci. Ah, kadang kita
terlalu berangan-angan tinggi. Seakan-akan hal itu menjadi tugas mutlak
sang istri.  
   
Namun mari kita tengok teladan kita, Rasulullah
yang begitu santun dan lembut dalam memperlakukan istrinya, bahkan
hampir tidak pernah merepotkan istrinya. Beliau mampu memposisikan diri
sebagai seorang suami yang teladan.
Suatu ketika sepatu
Rasulullah rusak, beliau pun menambalnya sendiri. Tak ada gerutu, tak
ada kemarahan, dengan sabar beliau melakukannnya sendiri. Suatu pagi,
sang nabi menemui ‘Aisyah, lalu bertanya ada makanan apa hari ini?
‘Aisyah dengan tersipu malu menjawab, “Aku belum menyiapkan apa-apa.”
Sang Nabi pun tidak marah, beliau tersenyum dan mengatakan, “Kalau
begitu, aku puasa hari ini.” Subhanallah, betapa mulianya akhlak beliau.
Foto: copyright images.unsplash.comFoto: copyright images.unsplash.com
Mari
kita tengok rumah tangga kita, sudahkah demikian? Apakah ketika istri
kita belum selesai memasak, kita bersabar dan ikut membantunya? Atau
justru kita marah dan kecewa lantas kita lebih memilih makan di luar.
Ketika
Aisyah marah, Rasulullah mendekatinya, lalu meletakkan tangan beliau di
pundak ‘Aisyah seraya berdoa, “Ya Allah ampunilah dosanya, hilangkanlah
kemarahan hatinya dan jauhkanlah ia dari segala fitnah.” (HR. Ibnu
Atssunni). Sungguh indah sekali cara beliau menyejukkan hati istri
tercintanya.
Betapa indahnya perilaku, bahkan dalam
kemarahan istrinya ada barokah, ada cinta yang diwujudkan dalam doa.
Kemarahan ‘Aisyah tak dibalasnya dengan kemarahan yang sama. Namun
justru sang nabi menyejukkannya dengan kemesraan dan kesejukan dalam
doa. Betapa romantismenya beliau dalam meredam emosi sang istri, tak
melukai perasaan istri sedikit pun.

*Artikel ini ditulis oleh dr. Gamal Albinsaid, CEO Indonesia Medika & Motivator Internasional.

Comment