Ramadhan di Negeri Para Nabi

Opini135 Views

 

Penulis: Nurjihaan | Aktivis Muslimah

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Umat Islam di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Mereka memaksimalkan ibadah di bulan yang penuh berkah ini. Masjid-masjid ramai dipenuhi kaum muslim pada malam hari dalam rangka menghidupkan malam Ramadan.

Berbeda dengan negeri-negeri lainnya, umat Islam di negeri para nabi ini dibatasi untuk masuk ke Masjidil Aqsa selama Ramadan. Jamaah hanya dibatasi sebanyak 10.000 muslim yang boleh masuk ke Masjidil Aqsa. Padahal masjid ini dapat menampung ratusan ribu jamaah. Kemudian, hanya pria berusia 55 tahun ke atas dan wanita berusia di atas 50 tahun yang diizinkan memasuki kompleks masjid.

Ribuan petugas polisi Israel dikerahkan untuk menjaga agar aturan ini ditaati oleh umat muslim disana. Keamanan dijadikan alasan bagi mereka dalam menetapkan aturan ini.

Namun umat Islam di Palestina tidak hanya diam dengan aturan yang diberlakukan Zionis Israel. Hamas juga menekankan kepada warga Palestina untuk berbondong-bondong datang ke Masjidil Aqsa sebagai bentuk penolakan pembatasan dari Zionis. (Sindonews.com / 4-3-2025)

Standar ganda Hak Asasi Manusia yang dibuat oleh Barat tampak begitu jelas dengan adanya pembatasan aktivitas dan jamaah di Masjidil Aqsa. Hal ini tentunya melanggar hak kebebasan dalam beribadah bagi umat Islam di Palestina. Seperti biasanya, duniapun hanya bisa melontarkan kecaman atas pelanggaran HAM ini.

Tidak hanya itu, dikutip dari Serambinews.com (13-3-2025) bahwa pasukan Israel juga merampas dua toa atau pengeras suara masjid yang digunakan untuk memgumandangkan azan di ruang Salat Qibli. Hal ini tentunya memperparah ketegangan di tanah yang penuh berkah itu.

Kebijakan penggalian juga terus dilakukan oleh Israel di Masjidil Aqsa. Dalam laporan yang dilansir oleh Middle East Monitor pada Selasa (11/3/2025), usulan terbaru dari anggota Knesset Israel, Amit Halevi, mengusulkan pembagian kompleks Masjidil Aqsa dan pengambilalihan lebih dari 70 persen wilayah masjid.

Kompleks Masjidil Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur juga merupakan tempat suci bagi umat Yahudi. Mereka menyebutnya dengan nama Temple Mount. Pemerintah Israel yang telah mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka, terus memperkuat posisi mereka dengan mempercepat proyek Yudaisasi dan mengubah status quo yang telah lama ada.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa bumi Palestina semakin dijajah oleh Zionis Israel. Kejahatan demi kejahatan terus dilakukan Zionis Israel hingga saat ini. Mereka melakukan hal keji tersebut dengan dukungan dari negara adidaya Amerika Serikat.

Umat Islam tidak boleh diam melihat kezaliman yang dilakukan kepada saudara kita di Palestina. Pada bulan suci ini, sudah seharusnya umat Islam menguatkan azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan. Solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian tidak bisa menjadi harapan umat Islam.

Entitas Zionis adalah Muhariban Fi’lan, yakni orang Kafir yang memusuhi Islam. Mereka tidak mengerti bahasa diplomasi apalagi bahasa perdamaian. Mereka hanya bisa dihadapi dengan menggunakan bahasa perang. Inilah solusi yang efektif jika hal ini dilakukan dibawah satu komando seorang pemimpin.

Persatuan sudah seharusnya menjadi agenda utama umat Islam. Karena dengan bersatu, umat Islam menjadi kuat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan militer. Namun hal ini tidak akan terjadi apabila umat Islam masih sempit dan terjajah pemikirannya.

Palestina hanya bisa terbebaskan apabila pemikiran umat Islam juga terbebas dari pemikiran-pemikiran Barat. Negara-negara Barat telah banyak membuat umat Islam terlena melalui program 3F, yakni Fun, Food and Fashion.

Umat Islam semakin malas dan hanya mencari kesenangan duniawi jika terpengaruh program tersebut. Bahkan sudah banyak kita lihat umat Islam yang terkena penyakit Wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati.

Kata jihad dimonsterisasi oleh Barat. Mereka menyebut pelaku jihad dengan teroris. Umat Islam harus sadar akan agenda jahat mereka. Mereka tidak senang bahkan takut melihat kebangkitan umat Islam.

Dibutuhkan dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan pentingnya persatuan umat Islam di bawah satu kepemimpinan dan mendunia.

Dengan begitu syariat Allah akan tegak dan terlaksana secara menyeluruh, keamanan dan keadilan akan tercapai, serta jihad fii sabilillah dalam pembebasan Palestina akan dapat dilaksanakan. Wallahu a’lam bisshowab.

Comment