Ramadan, Harga Pangan Melambung Rakyat Makin Bingung

Opini716 Views

 

 

 

Oleh: Lia Sulastri, Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Ramadan adalah bulan suci yang senantiasa dinantikan oleh setiap muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kedatangannya senantiasa disambut dengan penuh suka cita. Meskipun tahun ini bulan Ramadan masih diliputi kekhawatiran yang sama seperti tahun sebelumnya karena pandemi yang belum usai, tapi tetap tidak mengurangi antusias umat muslim menyambutnya.

Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat terutama kaum ibu yang antusias untuk menghadapi hari pertama Ramadan dengan berbelanja bahan makanan untuk persiapan sahur dan berbuka.

Namun di balik kegembiraan itu semua, masyarakat mengeluhkan jika harga-harga kebutuhan pokok ternyata mengalami kenaikan yang cukup tinggi bahkan dimulai saat menjelang ramadan tiba.

Dikutip dari laman CNBC Indonesia, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, hari-hari saat ini ritmenya memang merangkak naik dengan persentase yang berbeda-beda untuk setiap bahan pokok yang di jual.

Menurutnya, kenaikan harga ini masih akan terus terjadi hingga sepekan saat awal Ramadan. Setelah itu, harga-harga akan kembali normal, dan mulai kembali naik saat lima hari sebelum lebaran. Hal ini karena persiapan lebaran, masyarakat berbelanja dengan kapasitas besar dan stok di rumah.

Dengan melambungnya harga-harga pangan yang notabene merupakan kebutuhan sehari-hari tentu membuat masyarakat kecil semakin bingung.

Kesulitan demi kesulitan hidup mereka rasakan. Seharusnya mereka bisa menikmati indahnya Ramadan dengan tenang dan tentram tanpa harus bersusah payah menghadapi kondisi kehidupan yang sulit.

Kapitalistik Sengsarakan Rakyat

Negeri subur ternyata tak selamanya makmur. Kebijakan pertanian dan perdagangan yang amburadul terbukti telah membuat Indonesia sebagai negara agraris ini terus menerus dihantui krisis ketersediaan pangan dan harga yang selalu melonjak tinggi setiap saat. Bahkan di saat bulan Ramadan di mana rakyat betul-betul membutuhkan pasokan pangan yang memadai dengan harga yang murah dan terjangkau.

Sistem ekonomi kapitalistik yang mengedepankan untung rugi membuat pasokan barang (pangan) menjadi tidak memadai sehingga menimbulkan kelangkaan dan lonjakan harga yang melambung.

Pendistribusian yang bertele-tele yaitu dengan tidak adanya penjualan langsung dari petani kepada konsumen dan banyaknya tengkulak juga membuat harga menjadi tidak stabil, bahkan seringkali membuat para petani mengalami kerugian dari hasil pertaniannya.

Hal ini menunjukkan bahwa negara  tidak mampu menjaga kestabilan pangan yang menjadi kewajibannya demi memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Menjaga ketersediaan pangan, mendistribusikannya dengan baik dan sekaligus menjaga kestabilan harga pangan.

Islam Solusi Hakiki

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna dalam menjaga kehidupan umatnya. Hukum-hukum Islam terbukti mampu memecahkan segala permasalahan kehidupan yang dihadapi umatnya termasuk Di dalamnya permasalahan ketersediaan pangan dan harga.

Islam menjaga kestabilan harga dengan dua cara, yaitu :

Pertama, menghilangkan distorsi mekanisme syariat yang sehat seperti penimbunan, intervensi harga dan lain sebagainya. Islam tidak membenarkan penimbunan dengan menahan stok barang agar permintaan tinggi sehingga hargan naik.

Abu Umamah al-Bahali berkata, “Rosulullah saw. melarang penimbunan makanan.” ( HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi ).

Kedua, menjaga keseimbangan supply dan demand jika terjadi ketidakseimbangan supply dan demand (harga naik/turun).

Negara melalui lembaga pengendali seperti Bulog, segera menyeimbangkannya dengan mendatangkan pasokan dari daerah lain. Jika tidak mencukupi maka bisa diselesaikan dengan menempuh kebijakan impor.

Dengan diterapkannya hukum Islam secara kafah (menyeluruh), maka sejatinya akan mampu memberikan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Pasokan pangan memadai, distribusi perdagangan sehat dan adil serta mampu menjaga kestabilan harga pangan. Karena Islam adalah agama yang rahmatan Lil’aalamiin.Wallaahu a’lam bishshawab.[]

_____

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.

Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.

Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang.

Comment