Oleh: Isty Da’iyah, Ibu Rumah Tangga
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Rajab sudah berada di penghujung dan sebentar lagi bulan berganti, namun spirit kemuliaan bulan ini seharusnya tetap ada dalam kehidupan kita. Rajab termasuk di antara empat bulan haram (suci) yang telah Allah Swt tetapkan. Selain itu sebagian besar para ulama menyatakan bahwa pada bulan Rajab ada suatu peristiwa penting yaitu Isra’ Mi’raj.
Pada masa kenabian Muhammad saw, banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab. Atas izin Allah Swt, Rajab juga mempunyai banyak kemuliaan bagi kaum Muslim. Kaum muslim dulu telah begitu rupa memuliakan dan menjaga kehormatan bulan Rajab dengan mempersembahkan amalan-amalan terbaiknya.
Namun demikian, bulan Rajab selain menorehkan sejarah kemuliaan bagi umat Islam, pada bulan inilah juga terjadi awal petaka pada umat di penjuru dunia. Pada 28 Rajab 1342 H, tepatnya pada 3 Maret 1924, Kekhilafahan Turki Ustmani dibubarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk.
Sehingga sejak saat itu umat Islam yang sebelumnya bersatu dalam satu sistem pemerintahan khilafah, akhirnya tercerai berai menjadi negeri-negeri kecil, yang tidak berdaya karena ketiadaan perisai yang melindunginya.
101 tahun berlalu, umat ini hidup tanpa naungan pemerintahan Islam. Kekuasaan umat dirampas dan kekayaannya dijarah penjajah. Keadaan umat jauh dari tatanan syariat yang Allah Swt tetapkan, sehingga umat semakin terpuruk.
Sebagaimana dilansir MediaUmat.id (25/2), Rajab bisa menjadi momentum mengingatkan kondisi umat yang tidak dalam kondisi semestinya. Karena bobroknya sebuah sistem kapitalisme yang telah diadobsi oleh banyak negara di dunia termasuk umat Muslim.
Spirit Isra’ Mi’raj
Dengan berbagai peristiwa yang terjadi pada Bulan Rajab ini, sudah seharusnya umat islam mengambil hikmah dari sebuah peristiwa yang terjadi pada peristiwa Isra’ Mi’raj. Sebagaimana firman Allah yang artinya: “Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjidil al-Aqsha (TQS al Isra’ [17]:1).
Dengan peristiwa ini masyarakat Makkah merasakan goncangan yang sangat hebat. Peristiwa agung yang terjadi sebelum Rasulullah hijrah. Inilah tonggak ditemukannya urgensitas berdirinya peradaban Islam.
Dengan peristiwa ini, sejatinya menjadi sebuah pijakan dalam perjuangan kebangkitan umat saat ini. Karena setelah peristiwa Isra’ Mi’raj terjadilah transformasi kepemimpinan di tangan Rasulullah saw. Transformasi kepemimpinan ini ditandai dengan tegaknya Daulah Islamiyah di Madinah, tidak lama setelah peristiwa Isra’ Mi’raj.
Eksistensi Daulah Islamiyah ini berlanjut dengan keberadaan Khilafah ‘ala minhajnan-nubuwah yang pertama, yang dipimpin oleh Khalafaur Rasyidin. Era kekhilafahan ini dilanjutkan secara berkesinambungan oleh khilafah Umayah, Khilafah ‘Abasiyah dan Khilafah Ustmaniyah selama kurang lebih 14 abad lamanya.
Selama kurang lebih 14 abad Khilafah Islamiyah sukses menciptakan peradaban yang mulia bagi umat Islam. Khilafah mampu melindungi dan menebarkan rahmat bagi seluruh manusia, bahkan nonmuslim sekalipun.
Keberkahan dan kesejahteraan bisa dirasakan umat pada waktu itu. Sejarah telah membuktikan, bagaimana sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam. Para khilafah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa bagi kehidupan dan usaha keras mereka.
Pendidikan menyebar luas, sehingga berbagai ilmu pengetahuan dan agama mengalami kejayaan pada masa itu. Sehingga mengantarkannya sebagai bagian dunia yang paling maju dalam peradaban manusia.
Para khalifah juga berusaha memberikan kesejahteraan kepada siapapun selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas, sebagai sebuah fenomena yang belum pernah tercatat dalam sejarah peradaban manusia.
Momentum Kebangkitan Umat
Sekarang setelah ketiadaan kepemimpinan global, selama 101 tahun terakhir umat tidak lagi memiliki kekuatan dan pelindung. Umat di berbagai belahan dunia dirundung nestapa, tidak terkecuali Bumi Palestina, negeri yang Allah Swt berkahi, kini dalam cengkeraman penjajah zionis Israel.
Dengan spirit Isra’ Mi’raj ini, saatnya umat Muslim menemukan urgensitasnya yang terpenting yakni semakin meningkatkan spirit perjuangan untuk kebangkitan umat. Bangkit dari keterpurukan yang sudah 101 tahun lamanya.
Sudah saatnya umat islamm menguatkan keimanan kepada Allah Swt, dan semakin meningkatkan semangat perjuangan untuk kembali kepada implementasi hukum Islam secara kaffah. Karena dengan izin dan pertolongan Allah Swt, tegaknya kembali Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwah yang kedua akan segera tiba. Sebagaimana bisarah dari Rasulullah saw yang artinya: “Kemudian akan tegak kembali Khilafah yang mengikuti manhaj Kenabian (HR Ahmad).
Umat harus segera bangkit dan memantaskan diri untuk menyambut datangnya janji Allah Swt. Karena hanya dengan Khilafahlah negeri-negeri Muslim akan kembali bersatu dan terbebas dari berbagai nestapa akibat penjajahan.
Penutup
Kebangkitan dari keterpurukan ini membutuhkan perhatian besar umat Islam, agar momen ini tidak sekedar menjadi ritual tahunan. Perlu menjadi agenda bersama yang diperjuangkan dengan amal terbaik sepanjang tahun.
Oleh karena itu, hendaklah peristiwa Rajab ini dijadikan sebagai momentum untuk mengokohkan tekat, menggelorakan semangat, dan berpartisipasi semaksimal mungkin, untuk mengimplementasikan Islam secara kaffah sebagai wujud ketakwaan kepada Allah Swt.
Dengan demikian, akan mendatangkan keridhaan Allah Swt sehingga terwujud sebuah keberkahan dari langit dan bumi sebagai rahmat seluruh alam sebagaimana digambarkan dalam Al Araaf: 96.
“Andai penduduk negeri beriman dan bertakwa, Kami pasti akan membuka untuk mereka ragam keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (Kami). Kerena itu Kami mngazab mereka kerena perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Wallahu ‘alam bishawab.[]
Comment