Raihun Anhar*: The Power of Sultan Babullah

Opini2274 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Siapakah Sultan Baabullah atau Babullah? Mungkin bagi masyarakat Indonesia Timur tepatnya Maluku Utara pasti telah mengenal Sultan Babullah. Sultan Babullah adalah salah satu Sultan dari Kesultanan Ternate, yang merupakan sultan ke-7 dari penguasa ke-24 Kesultanan Ternate di Maluku Utara yang memrintah antara tahun 1570-1583.

Ia dianggap sebagai Sultan teragung dalam sejarah Ternate dan Maluku karena keberhasilannya mengusir penjajah Portugis dari Ternate dan membawa Kesultanann tersebut ke puncak kejayaannya di akhir abad ke-16.

Sultan Babullah juga dikenali dengan gelar “Penguasa 72 Pulau”, berdasarkan wilayah kekuasaannya di Indonesia Timur, yang mencakup sebagian besar Kepulauan Maluku, Halmahera, Makassar, Bangai, serta Papua.

Pengaruh Ternate pada masa kepemimpinan Sultan Babullah bahkan mampu menjangkau Solor, Bima (Sumbawa bagian Timur), Mindanao, dan Raja Ampat. Beliau menjadi Sultan setelah kematian Sultan Khairun yang dibunuh oleh Penjajah Portugis. Dari kematian Sultan Khairun ini membuat kemarahan ditengah-tengah masyaarakat Maluku Utara sehingga saat Sultan Babullah naik menjadi Sultan, beliau berusaha untuk mengusir Portugis dari Ternate. Disinilah Sultan Babullah mengerakkan kekuatannya untuk mengusir Portugis dari Ternate.
Gelar pahlawan pengakuan terhadap kiprah dan jasa.

Sultan Baabullah dianugrahi gelar Pahlawan Nasional bersama 5 tokoh bangsa.

Dilansir dari malutpost. Gelar pahlawan Sultan Babullah ini merupakan harapan masyarakat Maluku Utara sejak dulu dan harapan itu sekarang telah terwujud pada 10 November 2020 kemarin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara yang betepatan dengan Hari Pahlwan.

Terdapat enam calon penerima gelar pahlawan nasional tersebut yakni Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara, Machmud Singgirei Rumagesan dari Provinsi Papua Barat, Jendral Pol (Purn) Raden Said Sekanto Tjokodiatmodjo yang merupakan Kapolri Pertama domisili di DKI Jakarta, Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara, merupakan tokoh dan pernah menjadi Menteri Penerangan RI era Presiden Soekarno, Mr.Sutan Mohammad Amin Nasution dari Sumatera Utara dan terakhir Raden Mattaher bin Pangeran Kusin bin Adi dari Provinsi Jambi.

Keenam tokoh ini sudah melewati proses dari Kemnsos maupun dewan gelar agar mendapat gelar pahlawan nasional, (Jelas Juliari, Menteri Sosial).

Rekomendasi Sultan Baabullah menjadi pahlawan nasional sudah sejak November 1996, Sultan Baabullah berjuluk penguasa 72 pulau menjadi penerima gelar pahlawan kedua dari Maluku Utara setelah Sultan Nuku dari Kesultanan Tidore pada tanggal 7 Agustus 1995.

Hal ini disambut dengan baik oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan masyarakat denagan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat dengan penetapan secar resmi Sultan Baabullah sebagai seorang pahlawan nasional.

Relasi antara Sultan Babullah dengan Khilafah Utsmani.

Dilansir dari mediaumat.news bahwa Relasi antara Sultan babullah dengan Khilafah Utsmani berawal takala Sultan Babullah ikut membantu Kesultanan Aceh berjihad melawan Portugis di Malaka.

Kemudian Sultan Babullah mempekerjakan 20 alhi militer dan persenjataan dari Khilafah Utsmani yang dikirim oleh Khalifah dari Turki, kemudian mereka mengajarkan kepada masayrakat Maluku Utara untuk berperang juga. Perang antara Sultan Babullah dan Portugis berlangsung selama 5 tahun sejak tahun 1570-1575.

Power dari Sultan Babullah dalam mengusir Portugis dari Ternate atau (Jazirah tul Muluk) sangatlah luar biasa, Penjajah Portugis dikepung hingga kelaparan yang mengakibatkan mereka memakan tikus karena tidak dapat lagi makanan. Dan akhirnya berhasil Portugis terusir dari Ternate pada 20 Desember 1575.

Setelah Portugis terusir, Mulailah Sultan Babullah memperluas dan membebaskan daerah-daerah yang belum mengenal islam mulai dari Halmahera, Makassar, Bangai, dan Papua. Sehingga disebut Penguasa 72 Pulau.

Pengaruh Sultan Babullah tidak bisa terlepaskan dari kehebatan Khilafah Utsmani. Dari sini membuktikan bahwa Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan Khilafah Utsmani di Turki. Allahu Alam.[]

*Mahasiswi

Comment