Rahmi Surainah, M.Pd: Bebaskan Kampus Dan Intelektual Dari Jeratan Asing

Opini654 Views

RADARINDONESIANEWS. COM, Hampir semua kampus di Kalimantan Timur (Kaltim) menjalin kerja sama dengan luar negeri dalam pengembangan kampus dan intelektualnya. Contoh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Islam Internasional Antar Bangsa Selangor di Malaysia kerjasama meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Sebelumnya IAIN Samarinda juga telah menjalin kerjasama dalam bentuk MoU dengan dua perguruan tinggi terkemuka di Brunei Darussalam. Diharapkan dengan adanya kerjasama dengan perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri dapat menjadi batu loncatan IAIN Samarinda untuk selalu berkembang dan berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi destinasi Pendidikan Islam dunia.

Tidak hanya IAIN Samarinda, Politeknis Negeri Samarinda juga dikunjungi dan menjalin kerja sama dengan University of Waterloo Canada melalui Bill Duggan dan rekannya. Sebelumnya mereka mengunjungi Universitas Mulawarman dan setelah dari Polnes menuju Politeknik Negeri Pertanian.

Tujuan mereka berkunjung ke Polnes untuk melakukan penjajakan kemungkinan kerjasama dalam peningkatan kapasitas dosen, mahasiswa dan staf tendik yang nantinya diharapkan akan ada model pelatihan, developing kurikulum, penerapan dual system di Polnes sehingga Kualitas Pendidikan di Polnes dan Lulusan mahasiswanya makin meningkat. Bill Duggan adalah salah seorang READI Canadian Field Director, sedangkan University of Waterloo adalah universitas riset publik dengan kampus utama di Waterloo, Ontario, Kanada.

Sebelumnya, Polnes juga pernah menandatangani MoU dengan Loughborough College, United Kingdom/ Inggris. Dengan kerjasama ini juga diharapkan kualitas lulusan Polnes bisa setara dengan lulusan institusi pendidikan tinggi bermutu tinggi dengan tingkat internasional dan akhirnya lulusannya mampu bersaing di pasar global.

Sedangkan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, dilihat dari situsnya (unmul.ac.id) ada sekitar 24 MoU yang ditandatangani dari tahun 2012-2022 dengan beberapa Universitas luar negeri. Diantaranya Sudan, Turki, UAS, AS, New Zeland, Netherlands, Thailand, Jepang, China, Malaysia, Brunei Darussalam.

Kampus Terjerat Asing

Demikian beberapa fakta kampus di Kaltim yang terjerat kerja sama asing. Belum lagi Kaltim menyongsong Ibu Kota baru, kampus dan intelektual akan semakin terjajah oleh kepentingan para kapitalis.

Barat sudah menjadi kiblat kampus dan para intelektual sehingga tidak mengherankan jika kebijakan dan out put yang dihasilkan hanya untuk memenuhi industri dan keinginan pasar global.

Sekulerisme telah menjadi asas bernegara saat ini sehingga pendidikan pun tidak lepas dari hegemoni Barat. Pemerintah pun mendukung dengan kebolehan dosen dan rektor impor dari luar negeri.

Penelitian, standar penilaian, pertukaran mahasiswa, beasiswa, bahkan kurikulum tidak lepas dari jeratan asing.

Kampus kini telah berjalan sesuai arah kepentingan asing/ sekuler, tidak lagi mandiri. Dulu, kampus berbasis kebutuhan masyarakat sebagai problem solver, bisa dinikmati atau dirasakan keberadaannya. Kini, dunia kampus dan intelektual malah jauh dari masyarakat.

Tidak sedikit malah membuat masalah dan sebagai kaki tangan kepanjangan penjajah. Barat telah berhasil menanamkam paham-paham sekuler yang berakibat Islam dipandang hanya sekedar agama sedangkan pusat perubahan dan peradaban berkiblat pada barat.

Barat telah menguasai Indonesia dalam berbagai lini kehidupan, tidak cukup SDA. Bahkan SDM pun dibajak agar menjadi pekerja alias buruh kepentingan penjajah dalam pasar global.

Penguasaan Barat terhadap Indonesia dan dunia Islam telah menjadikan pusat peradaban berpindah ke Barat. Barat maju dengan memisahkan agama dengan kehidupan alias ilmu pengetahuan sedangkan kaum muslim semakin mundur karenanya.

Bebaskan Kampus dan Intelektual dengan Islam

Indonesia, mayoritas muslim sebenarnya mempunyai peradaban Islam yang mulia. Peradaban Islam telah membuktikan kegemilangan pendidikan kampus dan intelektual yang mana SDM-nya terjaga aqidah islamnya serta memberikan sumbangsi besar untuk umat.

Hanya Islam melalui negara, yakni Khilafah Islamiyah yang mampu memerdekan dunia pendidikan dari kepentingan penjajah Barat. Pendidikan dalam dunia Islam akan semakin maju dengan menjadikan Islam sebagai asas dalam seluruh aspek kehidupan dan bernegara.

Dengan Khilafah maka pengelolaan pendidikan tinggi akan dirancang untuk mengoptimalkan potensi intelektual dalam kemanfaatan umat. Bukan melayani kepentingan korporasi apalagi menjadi antek negara lain. Pendidikan tinggi dalam Negara Khilafah dirancang untuk mencapai 3 (tiga) tujuan pokok.

Pertama, memfokuskan dan memperdalam kepribadian Islam. Kedua, mempersiapkan gugus tugas yang mampu melayani kepentingan umat. Ketiga, mempersiapkan gugus tugas untuk menjaga urusan urusan umat.

Dengan melihat atau membandingkan kondisi pendidikan dan peradaban antara Barat dengan Islam terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Barat maju dengan sekulerisme tapi tidak dunia Islam yang maju karena menjadikan Islam sebagai asas kehidupan. Oleh karena itu, sudah saatnya mewujudkan dunia kampus dan intelektual menjadi pusat peradaban dunia tidak lagi terjerat oleh asing.
Wallahu’alam.[]

*Alumni Pascasarjana Unlam

Referensi

https://www.muslimahnews.com/2019/12/20/khilafah-melahirkan-intelektual-inovatif-pembangun-peradaban-islam/

https://www.polnes.ac.id/index.php/news/item/2230-polnes-laksanakan-mou-dengan-loughborough-college,-united-kingdom-inggris.html)

https://www.polnes.ac.id/index.php/news/item/2417-bill-duggan,dkk-representative-university-of-waterloo-canada-bahas-rencana-kerjasama-pendidikan-dual-system.html)

(https://www.iain-samarinda.ac.id/2017/12/07/gaungkan-visi-iain-samarinda-di-negeri-jiran-rektor-jalin-mou-dengan-kupu-sb-brunei-darussalam/

Comment