Rafida Aulya Rahmi |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Semakin lama jumlah populasi kian menambah, semakin banyak pula kebutuhan yang harus di penuhi. Salah satunya adalah bahan pokok (pangan) kebutuhan primer agar bisa bertahan untuk hidup. Namun, ada beberapa masalah yang mau tidak mau harus di hadapi oleh masyarakat yaitu monopoli pangan sebanyak 94 % akibat korporatisasi pangan seiring berjalan nya Neoliberalis.
Jakarta -Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan saat ini pasar pangan di Indonesia hampir 100% dikuasai oleh kegiatan kartel atau monopoli. Hal itu tentu merugikan masyarakat.
“Karena 94% pasar bebas di masalah pangan dikuasai kartel-kartel, Bulog negara hanya menguasai 6%,” ungkap dia dalam Blak-blakan detikcom di Gedung Bulog, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Jakarta, Gatra.com – Banyak daerah yang menetapkan harga sembilan bahan pokok (sembako) lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET). Melihat hal itu, Ombudsman, sebagai lembaga pengawas pelayanan publik menuntut agar pemerintah segera melakukan operasi pasar, tidak hanya pada satu daerah saja, tapi menyeluruh di seluruh pasar di Indonesia.
“Kami khawatir, kalau harga terlalu naik saat ini, maka pascalebaran nanti akan terjadi inflasi yang tidak terkendali,” kata Ahmad Alamsyah Saragih, Anggota Ombudsman, saat ditemui di Kantor Ombudsman, Kamis (23/5).
Kondisinya berpangkal akibat peran pemerintah yg sangat minim sebatas regulator dan fasilitator. Sementara korporasi berkuasa di aspek produksi, distribusi serta impor pangan. Selama tata kelola pangan masih dijalankan dengan konsep neoliberal, mustahil praktik kartel bisa diberantas.
Sampai kapan pun ketika syariat Islam jauh dari tatanan kehidupan masyarakat maka mustahil jika keadilan bisa tercipta di muka bumi ini. Saatnya sudah berpaling dari sistem yang hanya mementingkan urusan sepihak di banding rakyat dan kembali kepada syariat islam, sistem yang mampu mengendalikan semua permasalahan rakyat yang bersumber dari Alquran dan Sunnah Rasul. Tak ada jaminan se sholih apapun ketika sistem yang di pakai adalah buatan manusia maka tidak menutup kemungkinan akan terbawa oleh sistem.[]
*Mahasiswi UIN SMH Banten, Jurusan Sastra Arab
Comment