Raden Ayu Ekalina Amd.Tex: Berkah Dibalik Turunnya Hujan

Berita601 Views
Raden Ayu Ekalina Amd
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Mendekati musim
penghujan biasanya intensitas hujan semakin tinggi. Ada yang bersyukur, ada juga
yang mencela. Hujan seringkali diartikan sebagai ancaman bagi kelangsungan
kegiatan sehari-hari. Padahal turunnya hujan adalah berkah dari langit.
Proses Turunnya Hujan
Hujan tidak sekonyong-konyong
 turun. Tahapan-tahapan terjadinya hujan bahkan
telah tertulis dalam Al-Qur’an berabad-abad tahun lalu sebelum sains sanggup
mengungkapnya. Hal ini dipaparkan dalam firman Allah, 
“Allah,
dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum : 48).

Untuk membuktikannya,
mari kita telaah satu persatu bagaimana proses terbentuknya hujan menurut
Al-Quran :

1. “Allah,
dialah yang mengirimkan angin…”
Gelembung-gelembung
udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang
secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke
udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini kaya akan garam, kemudian terbawa
angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut
aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan
sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan “JebakanAir”)
sekelilingnya.

2. “Lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”

Awan
terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau
partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat
kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan
menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.

3. “Lalu
kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.”

Partikel-partikel
air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu
mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan
tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai
jatuh ke tanah sebagai hujan.

Banyaknya kadar
air hujan yang turun  juga dinyatakan dalam
ayat di bawah ini :

“Dan
yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan
(dari dalam kubur).” 
(QS.
Az-Zukhruf : 11).

Jadi, jumlah
hujan yang turun ke bumi selalu sama. Menurut para ilmuwan diperkirakan
sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan
jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Ini membuktikan  bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi
dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu. Dan hanya Allah yang
mampu mengatur semua itu.
MEMAKNAI
HUJAN
Hujan merupakan
salah satu tanda kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta dan merupakan
sumber rezeki bagi manusia. Dengan adanya hujan, tanah yang tandus dan tumbuh-tumbuhan
akan kembali subur, hewan-hewan bisa mendapat minum yang cukup, manusia juga bisa
memenuhi kebutuhannya.  Maka hujan merupakan
cara Allah memenuhi kebutuhan makhluk-Nya.

Di dalam islam
hujan bukan sekedar turunnya air di muka bumi, melainkan memiliki tujuan dan makna
yang luar biasa. Hujan adalah keberkahan bagi seluruh alam, sebagai mana fiman-Nya,
 “Dan Kami
turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf [50] : 9).

Bahkan para ilmuwan
menjelaskan air hujan adalah tetesan air hasil penyulingan yang dibuat oleh Allah
SWT atau al-ma’ al-muqthir. Air hujan menjadi pembersih dan pembasmi kotoran terbaik
yang mampu mensterilkan bumi yang tercemar. Proses jatuhnya air hujan pun cukup
rumit. Bahkan, jika dibandingkan dengan penelitian ilmuwan mengenai air jernih,
air yang paling baik untuk membersihkan adalah dari air hujan.
Apa yang harus dilakukan saat turun hujan?
Sebagai muslim
pertama-tama yang kita teladani adalah akhlak Rasulullah. 
Rasulullah saw
menganjurkan kita untuk memanjatkan doa ketika hujan turun, seperti yang
diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ’anha,  
“Allahumma
shoyyiban nafi’an” (Ya  Allah
turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat).

Selain itu turunnya
hujan merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa, maka barang siapa yang
ingin doanya terkabul, perbanyaklah berdoa ketika hujan turun, sebagaimana sabda Rasulullah saw, 
“Dua
Do’a yang tidak tertolak, yaitu: ketika (atau sesudah) adzan dikumandangkan dan
ketika turun hujan” (HR. Al Hakim. Disahihkan oleh Al-Albani).

Setelah
mengetahui berbagai manfaat hujan, jangan pernah kita mencela turunnya hujan. Sudah
sepantasnya sebagai manusia kita mensyukuri nikmat akan datangnya musim
penghujan karena Allah telah memberikannya sebagai rahmat bagi semesta alam. 
Waallahu’alam
bishowab.[]

Ayu Ekalina:
Penulis dan pemerhati lingkungan

Comment