Puspita Ningtiyas, SE*: Pembelaan Utuh Hanya Diberikan Oleh Islam

Opini642 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecewakan umat Islam karena tidak mengecam pembantaian muslim di India. Demikian dikatakan pengamat politik dan sosial Muhamnad Yunus Hanixs dalam pernyataan kepada suaranasional, Ahad (1/3/2020). “Jokowi harusnya menunjukkan rasa solidaritas muslim di India”, ungkapnya.

Di pihak lain dalam rangka merespon hal yang sama, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU menyampaikan akan menyambangi Kedutaan Besar India di Jakarta. Mereka ingin meminta penjelasan kronologi peristiwa sebenarnya. -viva news-

Saudara muslim di India diserang karena kemuslimannya. Sementara itu ormas Islam dan penguasa muslim masih bersikap basa basi sebagaimana rekomendasi dalam kerangka diplomasi Barat. Hal ini jauh dari menunjukkan sikap pembelaan utuh sebagai sesama muslim.

Islam, disamping mengajarkan kasih sayang, juga mengajarkan sikap tegas kepada musuh yang telah membunuh dan melakukan kedzaliman kepada manusia, apalagi kepada saudara seiman.

Sebagai contoh ketika perjanjian hudaibiyah yang berisi gencatan senjata selama 10 tahun berlangsung, _Bani Bakr menjadi sekutu Quraisy sedang Bani Khuza’ah menjadi sekutu Nabi saw._

Akan tetapi, ketika kafir Quraisy menyangka umat Islam sedang lemah, mereka memprovokasi Bani Bakr untuk menyerang Khuza’ah, mereka mengirimkan bantuan personil dan senjata kepada Bani Bakr. Bani Bakr melakukan serangan mendadak di malam hari pada Bani Khuza’ah.

Amru Bin Sâlim dari Bani Khuzâ’ah selamat dari serangan tersebut. Beliau mengadu kepada Rasulullah, diantara aduannya ditulis oleh Al Hafidz al Baihaqi dalam Sunan Ash Shugro:

اللَّهُمَّ إِنِّي نَاشِدٌ مُحَمَّدَا
حِلْفَ أَبِينَا وَأَبِيهِ الأَتْلَدَا
فَانْصُرْ رَسُولَ اللَّهِ نَصْرًا أَعْتَدَا
وَادْعُ عِبَادَ اللَّهِ يَأْتُوا مَدَدَا
إِنَّ قُرَيْشًا أَخْلَفُوكَ الْمَوْعِدَا
وَنَقَضُوا مِيثَاقَكَ الْمُؤَكَّدَا
هُمْ بَيَّتُونَا بِالْوَتِيرِ هُجَّدَا
فَقَتَلُونَا رُكَّعًا وَسُجَّدَا

_Ya Allah, sungguh aku memohon kepada Muhammad_

_Sekutu orang tua kami dan orang tuanya dulu_

_Tolonglah (kami) dengan pertolongan yang tidak terkira_

_Panggillah hamba-hamba Allah agar mereka datang sebagai bala bantuan_

_Sesungguhnya (orang-orang) Quraisy telah menyelisihi janji_

_Dan merusak perjajian denganmu yang sudah dikuatkan_

_Mereka (menyerang kami) pada waktu malam di Al-Watir (saat kami) Tahajjud_

_Dan membunuhi kami ketika kami (sedang) ruku’dan sujud_

Mendengar hal tersebut, Rasulullah menyatakan :

نُصِرْتَ يَا عَمْرُو بْنَ سَالِمٍ

_Engkau (pasti) akan ditolong wahai ‘Amru bin Sâlim._

Inilah sikap mulia yang seharusnya kita contoh, sikap jantan, bukan pengecut, sikap tegas menghadapi kedzaliman, bukan lemah dan lembek dengan alasan rahmatan lil ‘âlamîn atau menjaga perdamaian. Dan ini pulalah seharusnya sikap seorang kepala negara, menjadi perisai/tameng bagi umat, yang menjaga dan melindungi mereka.

Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ“

Seorang imam itu ibarat perisai, seseorang berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya_. (HR. Muslim)[]

 

*Pegiat Literasi Umat

Comment