Pidato Kebudayaan DKJ 2024 Garin Nugroho Ajak Presiden Prabowo Kembangkan Seni dan Budaya Indonesia

Budaya31 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA–– Dalam Pidato Kebudayaan yang diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Ahad (10/11/24) seniman dan budayawan Garin Nugroho telah menyampaikan tujuh pesan penting kepada Presiden Prabowo Subianto tentang strategi pengembangan kebudayaan di Indonesia.

Pidato ini menjadi bagian dari tradisi tahunan yang diadakan setiap tanggal 10 November, bertepatan dengan ulang tahun Pusat Kesenian Jakarta.
Garin menekankan pentingnya memperlakukan seni dan budaya sebagai hak asasi yang setara dengan hak politik dan ekonomi.

“Hak atas seni dan budaya merupakan aspek fundamental dalam kehidupan masyarakat sipil yang harus didukung dan dilindungi. Dalam penerapannya, kepemimpinan Prabowo harus memfasilitasi pengembangan kualitas kreasi dan apresiasi seni dalam lingkungan yang sehat dan produktif.” Ujar Garin berargumen.

Lebih lanjut, Garin melontarkan kebijakan sebelumnya, menyatakan bahwa era digital tidak dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Ia mengkritik pendekatan pemerintahan yang lebih mirip organisasi hiburan digital, yang menyebabkan hilangnya arah dalam proses politik dan hukum.

Hal ini, menurutnya, berdampak pada lunturya esensi warga negara sebagai individu yang berhak dalam masyarakat sipil.

Sebagai bentuk ‘balas budi’ kepada rakyat, Garin merekomendasikan agar Presiden Prabowo menyusun strategi budaya yang dapat mengelola revolusi industri 4.0 dan 5.0, untuk mengembalikan hak-hak warga negara sebagai landasan kebangkitan bangsa.

Ia menyoroti keberhasilan industri kreatif Korea, menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme dalam industri kreatif.

Garin juga memperingatkan tentang risiko pemimpin yang tidak kompeten dapat menjadi sekadar “mandor” bagi korporasi besar, yang berpotensi mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia.

Dia mencatat, sejarah menunjukkan potensi bahaya ini berulang kali, di mana pemimpin sering kali lebih mementingkan citra daripada substansi.

Dewan Kesenian Jakarta, sebagai penyelenggara, terus mengupayakan pemikiran kritis terhadap persoalan aktual melalui perspektif budaya.

Pidato Kebudayaan ini diharapkan dapat membuka diskusi yang lebih luas mengenai masa depan seni dan budaya di Indonesia, serta penegasan peran pemerintah dalam mendukung bidang ini.

Dengan penekanan pada hak budaya dan seni sebagai bagian integral dari masyarakat, pidato ini menggugah kesadaran akan pentingnya investasi dalam kebudayaan sebagai salah satu langkah strategi untuk kemajuan bangsa.[]

Comment