Penulis: Fitriani, S.Hi | Pendidik di Ma`had AlIzzah Deli Serdang
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Lagi-lagi kasus perundungan atau bullying masih saja terjadi. Bukan hanya sekali tapi sudah berulang kali. Benar-benar miris kita melihat tingkah laku pelajar saat ini yang sudah di luar batas kewajaran.
Para pelajar yang seharusnya menunjukkan sikap dan prlaku sebagai seseorang yang terdidik namun faktanya masih banyak pelajar yang niradab dan akhlak. Mereka berbuat sesuka hatinya tanpa berpikir akibat terhadap apa yang mereka lakukan bahkan para pelajar itu telah melakukan tindakan kriminal.
Sebagaimana yang viral diberitakan, pelajar dari salah satu sekolah di Medan mengalami perundungan dari temannya dan juga alumni sekolah tersebut. Tidak tanggung-tanggung 20 orang ikut dalam perundungan tersebut.
Seperti dilansir oleh tvonenews.com kakak korban yang memposting di sosmed tentang adiknya yang dibully oleh temannya dan juga alumni sekolah tersebut yang berjumlah 20 orang. Kakak korban menjelaskan kronologis kejadian itu hingga adiknya di-bully dan disiksa oleh 20 orang.
“Para anggota geng ini memaksa adik saya untuk memakan lumpur, mengisap sendal, makan daun-daun ranting serta minum air ludah mereka,” ujarnya sebagaimana ditulis di akun resminya. Tidak hanya itu tvonenews.com (25/11/2023) mengatakan korban juga disiksa, dipukul hingga dibakar dengan punting rokok.
Sebelumnya, laman kompas.com (20/7/2023) menulis bahwa terjadi perundungan dan bully seorang pelajar kelas 6 SD di Tasikmalaya yang akhirnya sampai meninggal karena depresi ketika teman-temannya memekasa korban menyetubuhi seekor kucing dan lalu direkam dan disebarluaskan.
Maka, sungguh tidak beradabnya pelaku para pelajar itu. Kita pastinya bertanya-tanya bagaimana bisa anak-anak usia sekolah yang harusnya fokus belajar dan menuntut ilmu namun malah berprilaku bejat seperti itu. Lantas siapa yang harus disalahkan?
Fakta bahwa sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan menjadi faktor utama lahirnya generas-generasi yang tidak bermoral, nirakhlak dan brutal.
Label mereka sebagai seorang pelajar kenyataannya tidak berpengaruh terhadap sikap mereka dalam kehidupan. Betapa tidak, agama yang seharusnya menjadi pijakan pendidikan di negeri ini namun diarahkan kepada sektor industri.
Apalagi tujuan diterapkannya kurikulum hanya sebagai lulusan siap kerja untuk memenuhi kebutuhan pasar dan industri Para pelajar hanya berorientasi pada materi.
Maka menjadi suatu hal yang wajar ketika didapati kondisi generasi hari ini menghalalkan segala cara untuk sekedar mendapatkan materi tersebut.
Tidak hanya itu, generasi hari ini gampang sekali tersulut emosi. Berkelahi menjadi aktifitas sehari-hari sehingga ketika mereka membully tidak lagi merasa sebagai aktivitas yang mencederai harga diri.
Bunuh diri karena cinta, terlilit hutang pinjol, seks bebas, narkoba, tawuran, bahkan pembunuhan menjadi sesuatu yang wajar kita saksikan pada para pelajar hari ini.
Proses pembelajaran di sekolah tidak lagi berjalan dengan baik Kurikulum terus berganti dan berharap bisa memperbaiki kualitas generasi namun para peserta didik justru kehilangan jati diri. Perundungan dan bully semakin marak karena generasi makin rusak. Cita-cita pendidikan tidak tercapai. Generasi mengalami degradasi terutama akhlak dan adab.
Inilah hasil pendidikan yang berpijak pada system kapitalis sekuler – menganggap agama tidak penting sama sekali.
Hali ini tentu berbeda dengan pendidikan dalam Islam. Islam menjadikan Aqidah sebagai landasannya. Hal ini diterapkan agar para pelajar memiliki kepribadian Islam sehingga terwujud pola pikir dan sikap Islami.
Kurikulum dibuat bukan sekedar mempersiapkan para pelajar memasuki dunia kerja, namun lebih dari itu dalam rangka menghasilkan para pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Mereka akan menjadi hamba Allah yang taat dan senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan Allah SWT. Mereka terikat dengan hukum syara’ dalam setiap aktivitas perbuatannya. Dengan system pembelajarannya yakni Talqiyan fikriyan yaitu setiap materi yang diajarkan maka itu adalah untuk diamalkan dalam kehidupan.
Hanya dengan system pendidikan Islam saja generasi berkualitas, beriman dan bertaqwa bisa diwujudkan. Begitu pula perundungan atau bully ini akan berakhir jika system kapitalis dienyahkan dan menggantinya dengan Islam yang diterapkan di seluruh aspek kehidupan.
Maka sudah saatnya mengembalikan Islam sebagai agenda utama perjuangan sekaligus wujud kepedulian kepada generasi sehingga segala bentuk perundungan bisa diakhiri. Wallahu`alam bisshawab.[]
Comment