kaskus |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Dunia marketing mendapat porsi belanja hampir 60 % dari pembiayaan operasional sebuah perusahaan untuk mengangkat brand sebuah produk yang dihasilkannya di tengah masyarakat terlebih konsumen yang menjadi target pasar.
Perusahaan perlu membangun strategi pemasaran yang jitu mulai dari promosi, brand image dan positioning sebuah produk hingga tercapai pembelian yang diharapkan. Untuk mencapai tahap pembelian yang berujung pada profit ini tentunya tidak sedikit volume modal yang dikeluarkan.
Kesibukan konvensional dunia marketing yang dahulu lebih menekankan bentuk pemasaran tradisonal kemudian berkembang setelah muncul teknologi digital yang semakin canggih dan dekat dengan masyarakat.
Dunia sosmed, youtube, fb dan lain sebagainya menjadi sarana iklan dunia bisnis yang paling ampuh baik terhadap produk yang masih bersifat personal maupun usaha kelas raksasa.
Lihat saja bagaimana dahsyatnya youtube mampu membawa kelompok musik Sabyan Gambus dikenal di seantero dunia. Teknologi memang menjadi sebuah wadah paling efektif untuk memasarkan sebuah produk tanpa batas geografis.
Namun perlu diingat bahwa teknologi canggih sekalipun tidak seutuhnya mendukung nilai pemasaran sebuah produk. Bisa jadi dengan teknologi canggih ini sebuah produk justru dikenal sebagai produk yang tidak bermanfaat.
Pemasaran dan atau marketing selain didukung teknologi ternyata perlu dikemas dengan performa dan nilai-nilai etika sehingga menjadi brand image yang mampu mengikat sebuah produk itu sendiri. Meskipun sebuah produk murah namun dikemas dengan performa yang apik dan dihiasi nilai-nilai etika maka produk tersebut menjadi produk yang mampu menarik minat konsumen dengan harga yang tinggi.
Selain unsur teknologi dan etika, kemasan pemasaran dan promosi sebuah produk hendaknya memberi tekanan di bidang konsep dan performa. Sebab performa iklan dengan produk sangat paralel secara visual dengan karakter pemakainya. Dengan performa inilah konsumen melihat nilai, etika, harga menjadi sebuah kesatuan secara ril dalam konteks kepantasan yang diharapkan.
Maka sebuah produk lebih mampu menarik konsumen dengan unsur pemasaran semacam ini dibanding degan tampilan produk di sebuah etalase yang eye-catching dan mahal sekalipun. So? Dunia pemasaran harus mengubah konsep marketing bahwa sebuah produk digandrungi bukan karena harga tetapi sangat bergantung bagaimana unsur etika dan kepantasan serta oleh siapa produk itu dipakai.[GF]
*Disarikan dari pengalaman Hawilawati
Comment