KH. Dr. Tb. Abdurrahman Anwar Al Bantany, Majelis Syuro DPP FPI.[Dok/radarindonesianews.com]
|
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Saat ini masyarakat dikejutkan oleh serangakaian peristiwa Teror, penganiayaan dan Pembunuhan terhadap para Ulama di berbagai wilayah tanah air.
Hak masyarakat untuk menilai atas berbagai peristiwa tersebut, sehingga penilaiannya juga beragam.
1. Kelompok yang menanggapinya dengan serius.
2. Kelompok yang menganggap enteng dan remeh.
3. Kelompok yang menganggap itu pengalihan issue dan berita hoax.
Terlepas dari beragam penilaian masyarakat atas peristiwa dan tragedi tersebut pasti ada benang putih yang kita bisa analisa dan kembangkan lebih jauh dalam berbagai aspek.
1. Peristiwa tersebut ada oknum yang menciptakan dan membuat secara sistematis dan terorganisir sesuai teori ada asap pasti ada api.
2. Modus operandi yang dilakukan di berbagai tempat memiliki kesamaan yakni si Pelaku berusaha menteror, menganiaya dan membunuh setelah ditangkap pura-pura Gila.
3. Sasaran antaranya untuk menciptakan keresahan, rasa ketakutan, adu domba, saling curiga dan membuat konflik horizontal sesama anak bangsa.
4. Agar para Ulama dan umat sibuk serta terkuras energinya menghadapi kasus tersebut dan melupakan kasus kasur besar yang sedang menimpa negeri ini.
5. Dipersepsikan seolah olah ulama itu menjadi musuh negara, agar rakyat tidak percaya lagi kepada ulamanya dan ulama bungkam ketakutan untuk mengkritisi pemerintahan sehingga negara bisa sewenang wenang terhadap peranan ulama di negeri ini, bahkan dengan mudah untuk mengkriminalisasi kepada seluruh ulama.
6. Peristiwa itu terjadi dalam konteks hukum Tata negara maka yang bertanggung Jawab adalah Presiden, Menko Polhukam, Kapolri, Kepala BIN dan Struktur yang lainnya.
7. Jika peristiwa berlarut dan terus berlangsung terjadi maka maka ada dua kemungkinan:
1. Negeri ini dalam darurat keamanan sehingga pemerintah tidak mampu menjamin rasa aman terhadap warganya dan ini menjadi citra buruk bagi pemerintahan yang sedang berkuasa saat ini.
2. Jika negeri ini sudah diciptakan tidak aman sedemikian rupa, maka pemerintah bisa ambil alih untuk melakukan upaya refresif dan kesewenang wenagan untuk menggerus, menangkap, dan memenjarakan siapapun yang berani mengkritisi atau mengevaluasi Pemerintahan.
Dengan demikian teror, penganiayaan dan pembantaian terhadap Para Ulama dan tokoh agama adalah cerminan dari Kejinya Politik Negeri Ini.[]
Comment