Pendidikan Sekuler Gagal Menjaga Etika dan Moral

Opini6 Views

 

Penulis: Afifah Putri Wardana | Mahasiswi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Dilansir dari newsdetik.com, kasus oknum guru seni budaya di SMKN di Penjaringan, Jakarta Utara, diduga melecehkan 15 siswinya. Kasus tersebut kini tengah diusut. Polisi akan segera memeriksa oknum guru tersebut.

“Jelas, oknum guru bakal diperiksa. Nanti kita klarifikasi dulu semua,” kata Kanit PPA Polres Metro Jakarta Utara AKP Girhat Sijabat sseperti ditulis detik.com, Rabu (9/10/2024).

Kasus seperti ini semakin marak terjadi di masa sekarang. Beberapa waktu lalu juga viral sebuah video yang menayangkan tindakan tidak senonoh yang dilakukan oleh guru dan siswa. Padahal guru seharusnya memiliki peran mulia yang mewajibkannya untuk mendidik siswa sebagai generasi penerus bangsa.

Guru berperan sebagai pemberi teladan kepada anak didiknya untuk mendorong menjadi pribadi yang berkualitas dan unggul, bukan hanya menyampaikan ilmu yang mereka miliki saja tetapi juga membimbing mereka dalam berprilaku.

Namun, fakta yang sekarang terjadi justru menunjukkan hal sebaliknya. Banyaknya kasus yang menunjukkan adanya kontraproduktif terhadap profesinya. Contohnya seperti, guru yang menjadi pelaku bullying, pelecehan seksual, dan lain sebagainya.

Hal ini terjadi disebabkan oleh sistem sekuler kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Selain itu,  kurangnya peran negara meriayah masyarakat. Sistem pendidikan saat ini jugalah yang menghasilkan pendidik seperti itu. Karena dalam sistem ini juga tidak ada batasan interaksi antara lawan jenis.

Sistem sekuler merusak jati diri guru sebagai peran pendidik

Problematika ini hanya bisa selesai dengan sistem Islam. Hal yang perlu dilakukan yaitu pertama, menerapkan sistem pendidikan Islam. Islam memiliki sistem pendidikan yang mampu menghasilkan guru berkualitas dengan  syakhsiyah Islamiyah (etika dan moral) serta memiliki kemampuan terbaik yang mampu mendidik pelajar dengan baik pula.

Implementasi sistem pendidikan Islam akan membentuk seorang guru berkualitas yang takut kepada Allah Swt. Pendidikan yang berlandaskan nilai Islam mengintegrasikan nilai-nilai moral dan agama, mengajarkan tanggung jawab, kejujuran, serta membangun karakter (Character Building) dengan akhlak mulia.

Kedua, penerapan sistem pergaulan Islam untuk mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan takwa kepada Allah, dengan menjaga pandangan, menutup aurat, dan menghindari pergaulan bebas.

Ketiga, yang pasti harus memberikan sanksi tegas. Islam memberikan sanksi yang jelas dan tegas bagi pelanggar aturan pergaulan, seperti rajam atau cambuk, yang bertujuan mencegah dan memberi efek jera.

Keempat, melakukan pengawasan ketat pada masyarakat. Masyarakat yang berlandaskan pada prinsip dakwah amar ma’ruf nahi munkar akan menciptakan lingkungan yang aman dan menjaga moralitas.

Akan tetapi perlu ditekankan bahwa semua ini hanya akan terealisasikan dalam negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah. Islam memiliki aturan komperensif.

Jika negara menerapkan Islam dalam bernegara secara maksimal maka akan  menciptakan sistem yang menjaga kehormatan dan keselamatan masyarakat, termasuk melindungi generasi muda dari segala bentuk penyimpangan seksual.[]

Comment