Oleh: Setya Kurniawati, Aktivis BMI Malang dan Pena Langit
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih jauh dari harapan untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul demi mengemban amanah mengelola negeri agar menjadi negara terdepan.
Sejak 2020, pemerintah mencanangkan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sebagai jalan menuju kemajuan pendidikan. Program ini dilatarbelakangi minimnya tenaga kerja di pasar dari para lulusan.
Dengan dasar inilah proses belajar dunia kampus diganti dengan pengalaman langsung pada dunia kerja. Terasa pro mahasiswa namun menjadi bom waktu yang menjadikan mahasiswa lebih money oriented dan semakin individualistik.
Krisis kepemimpinan menjadi lebih panjang, karena mahasiswa dan dunia kampus fokus dan tersetting dengan target, tujuan dan capaian materialistik. Program ini menjadi sebuah pembajakan proses pendidikan yang pada awalnya untuk mencetak SDM unggul berkarakter menjadi SDM pekerja.
Lantas bagaimana mahasiswa bersikap? Mahasiswa tidak boleh tertidurkan oleh grand design pendidikan kapitalisme yang tidak mempedulikan dan menjadikan mereka hanya sebagai aset ekonomi dan pekerja yang diperlukan tenaga dan pikirannya untuk mengkayakan para kapital saja.
Memang benar tuntutan kebutuhan hidup terus meninggi sehingga kadang menjadikan mahasiswa mengalami disorientasi.
Mahasiswa yang seharusnya sebagai gudang ilmu dan generasi berfikir demi perbaiki kesejahteraan negeri justeru fokus sejahterakan kehidupan pribadi dan sibuk berkompetisi seperti halnya hukum rimba, yang kuat yang akan menang dan bertahan secara pribadi. Alhasil mahasiswa pada akhirnya dipaksa diam atas kemiskinan yang setiap tahunnya semakin menjadi.
Berbicara kesejahteraan, tidak ada peradaban yang mampu menandingi keberhasilan yang pernah dicapai oleh peradaban Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan hingga kesejahteraan rakyat menjadi catatan gemilang ketika peradaban Islam diterapkan.
Hal ini diakui dan ditemukan dalam banyak catatan sejarah salah satunya yang ditulis oleh sejarawan non-muslim, Will Durant.
Dalam buku yang ditulis bersama Istrinya Ariel Durant, Story of Civilization, dia mengatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka”
Kesejahteraan dalam Islam tidak tebang pilih, siapapun yang berada di dalamnya dapat menikmati. Bagaimana keterjaminan kesejahteraan dalam peradaban Islam?
Aturan atau kebijakan dalam peradaban Islam berasal dari sang Pencipta yang Maha Adil dapat menjamin kesejahteraan bagi rakyat antara lain: Pertama. Islam diterapkan di negara dan menetapkan bahwa setiap muslim laki-laki, khususnya kepala rumah tangga memiliki tanggung jawab untuk bekerja guna memberikan nafkah baginya dan bagi keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
Kedua, dalam islam- ketika masih ada kekurangan atau kemiskinan yang menimpa, maka tanggung jawab itu menjadi tanggung jawab sosial/bersama. Maksudnya keluarga dan tetangga turut dalam membantu mereka yang masih dalam kekurangan dengan berbagai macam aturan Islam seperti zakat, sedekah dan lainnya.
Ketiga, peradaban Islam miliki pemimpin tertinggi yaitu khalifah sebagai pihak yang mendapatkan mandat untuk mengayomi dan menjamin kesejehteraan rakyat. Dia yang akan menerapkan syariah Islam, utamanya dalam pengaturan masyarakat seperti sistem ekonomi dan lainnya.
Sistem ekonomi Islam memiliki karakter kebijakan strategis dalam mengatur kepemilikan kekayaan negara. Ada kepemilikan individu, umum dan negara yang semua diatur sedemikian rupa untuk kemakmuran rakyatnya.
Pengaturan tersebut kemudian bermuara di Baitul Mal yang menjadi pusat kekayaan negara. Tujuannya adalah untuk menjamin kehidupan per-individu rakyat agar benar-benar mendapatkan sandang, pangan dan papan. Serta untuk mewujudkan jaminan bagi rakyat dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, pertanian, industri, infrastruktur dan lainnya.Wallahua’lam.[]
Comment