Penulis: Yuslinawati | Aktivis Muslimah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Salah satu kemunduran yang terjadi di Indonesia adalah ketidak-pastian hukum dengan banyaknya sebab, misalnya investasi dan pembangunan ekonomi tidak maksimal, karena itu Indonesia terlalu banyak ketidakpastian hukum. Hal tersebut dikatakan Mahmud MD saat menyampaikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai secara virtual, (Sabtu, 16/1/2024)
Menurut mantan Menteri koordinator bidang hukum dan keamanan yang juga calon wakil presiden urut 3 tersebut, hukum yang ada saat ini tidak akan mengalami kemajuan, jika banyak ketidakpastian.
Begitu banyak dari kalangan pengusaha yang ingin mengantongi izin usaha namun prosedurnya dipersulit, terkesan bertele-tele sampai akhirnya berujung pada praktek suap menyuap, demi mendapatkan izin usaha dan berinvestasi. Lalu apa yang melandasi hukum di Indonesia ini tidak pasti? Mengapa hal ini bisa terjadi?
Jika kita cermati lebih dalam, tidak hanya pengusaha yang sulit untuk mendapatkan izin agar usahanya bisa segera beroperasi, namun perizinan pada semua urusan pun dipersulit apalagi jika urusan tersebut berkaitan dengan administrasi.
Salah satu contoh yang terjadi saat ini dalam dunia pendidikan perguruan tinggi setiap mahasiswa mengalami banyak kesulitan di dalamnya, misalnya saja dari segi administrasi, banyak persyaratan yang diajukan agar bisa berjalan dengan lancar salah satunya adalah suap.
Terkait suap menyuap yang sudah sering kita lihat maka bagi sebagian orang itu adalah hal yang biasa karena sistem kapitalisme yang ada saat ini memang memberi peluang bagi orang orang yang berada di dalam sistem tersebut mengambil keuntungan tanpa melihat lagi benar dan salah karena mereka hanya memikirkan keuntungan sebanyak banyaknya.
Jika ada yang sulit mengapa harus di permudah, begitulah kata kata yang sering kita dengar saat pengurusan suatu urusan tidak selesai dan ada saja permintaan agar administrasi di permudah, pun belum tentu juga bisa mendapatkan kemudahan karena kesulitan yang ada, mereka ciptakan untuk mengambil keuntungan semata.
Pemikiran rusak ini adalah salah satu didikan dari sistem kapitalisme liberal yang akhirnya menjadikan orang-orang yang berada di dalamnya memiliki taraf berpikir rendah sehingga tidak mungkin negara bisa maju jika dipimpin oleh orang orang yang dalam pikirannya hanya memikirkan kepentingan dan urusannya sendiri.
Negara akan maju jika dipimpin oleh orang yang bertaqwa.
Amanah kepemimpinan yang di serahkan kepada penguasa tentu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan, sebab ini semua terkait dengan kemaslahatan umat.
Kita bisa lihat kondisi saat ini begitu banyak kerusakan, terutama dari segi pemikiran yang mengakibatkan tindakan yang salah dalam memahami dan mengambil keputusan.
Penguasa atau pemimpin dalam Islam benar benar membentuk umat memiliki daya pikir mustanir (cemerlang). Tak luput dari periayahannya sebagi pemimpin, karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya dengan menjadikan umat hanya takut kepada Allah SWT semata, sehingga perbuatan maksiat seperti korupsi, suap menyuap dan maksiat lainnya tidak akan pernah terjadi.
Kepemimpinan dalam negara adalah amanah untuk mengurus rakyat. Hadits Rasulullah Saw: “Imam (pemimpin) itu pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjm-jawaban atas rakyat yang dia urus.” (HR al-Bukhari dan Ahmad).
Pemimpin dalam Islam hanya menerapkan aturan aturan yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah. Jika kedaulatan dalam sistem kapitalis berada di tangan rakyat maka dalam Islam kedaulatan hanya ada dalam Syara’.
Jika pemimpin amanah dan istiqomah sudah pasti umat pun akan melakukan hal yang sama. Negara dijamin akan semakin berkembang di bawah kepemimpinan seorang pemimpin, semata mata hanya takut kepada Allah SWT. Wallahu a’lam bishawab.[]
Comment